Variabel nilai tukar rupiah mempunyai nilai probabilitas Sig. lebih kecil dibandingkan alpha α yaitu 0,006 0,05 maka Ho ditolak
yang artinya variabel nilai tukar rupiah kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
e. Pengaruh tingkat bagi hasil TBH terhadap pembiayaan mudharabah Berdasarkan tabel koefisien di atas dapat diketahui bahwa t hitung
variabel tingkat bagi hasil sebesar 1,022. Tabel distribusi t dicari pada tingkat kepercayaan α = 5 dengan derajat kebebasan df n–k–1
atau 72 –5-1 = 66, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,996. Karena
t hitung t tabel atau 1,022 1,996 maka Ho diterima dan menolak Ha, yang berarti tingkat bagi hasil tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah. Variabel tingkat bagi hasil mempunyai nilai probabilitas Sig.
lebih besar dibandingkan alpha α yaitu 0,310 0,05 maka Ho
diterima yang artinya variabel tingkat bagi hasil tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
2. Uji F Simultan Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen yang
digunakan dalam model secara bersama-sama simultan mampu menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dapat juga menggunakan pengamatan nilai signifikansi t
pada tingkat α yang digunakan yaitu sebesar 5. Berikut hasil uji F dari output SPSS:
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1Regression 1.138
5 .228
327.200 .000
b
Residual .046
66 .001
Total 1.183
71 a. Dependent Variable: PM
b. Predictors: Constant, TBH, CAR, Inflasi, Kurs, DPK
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh F hitung sebesar 327,200. Tabel distribusi F dicari
pada tingkat kepercayaan α = 5, df1 k-1 atau 6-1 = 5 dan df2 n-k = 66, maka diperoleh nilai F tabel sebesar 2,35. F hitung F
tabel yaitu 327,200 2,35 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah
kurs dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah, maka model regresi bisa digunakan untuk
memprediksi pembiayaan mudharabah. Jika dilihat dari nilai probabilitas Sig. diketahui bahwa nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 0,05 sehingga memiliki kesimpulan yang sama bahwa model regresi layak digunakan untuk
memprediksi pembiayaan mudharabah. 3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besarnya
koefisien korelasi ganda atau R
2
. Apabila koefisien determinasi sama
dengan nol R
2
= 0, artinya variabel Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R
2
= 1, artinya variabel Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh
nilai Adjusted R-square. Berikut hasil uji R
2
:
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.980
a
.961 .958
.0263691 a. Predictors: Constant, TBH, CAR, Inflasi, Kurs, DPK
b. Dependent Variable: PM
Pada tabel di atas, nilai Adjusted R-square sebesar 0,958 atau 95,8. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dapat
dijelaskan atau dipengaruhi oleh DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bagi hasil sebesar 95,8. Sedangkan sisanya sebesar 4,2
100 - 95,8 = 4,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
E. Pembahasan
1. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t variabel DPK
mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap komposisi pembiayaan mudharabah pada BPRS. Hal ini karena tugas utama dari
sebuah bank syariah adalah melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. Menurut Antonio dan Muhamad yang dikutip oleh Dita
Andraeny salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan DPK.
2
Sehingga semakin tinggi dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank syariah atau BPRS maka semakin
tinggi pula pembiayaan yang disalurkan termasuk pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Mufqi Firaldi 2013 bahwa DPK berpengaruh positif secara signifikan terhadap pembiayaan yang diberikan oleh BPRS.
2. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa variabel
CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komposisi pembiayaan mudharabah pada BPRS. Hubungan antara CAR dengan
pembiayaan mudharabah pada BPRS bersifat negatif. Modal yang dimiliki oleh sebuah bank harus cukup untuk memenuhi fungsi dasar,
yaitu membiayai organisasi serta kegiatan operasional bank dan fungsi perlindunganlah yang paling penting. Dana modal harus mencukupi untuk
menyerap kerugian dan menjamin keamanan dana para deposan. Untuk mengantisipasi risiko yang cukup besar dalam pembiayaan mudharabah,
maka BPRS menggunakan modalnya untuk membiayai kegiatan operasional lain yang risikonya lebih rendah. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekarina Katmas 2014 yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek maupun panjang berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap pembiayaan.
2
Dita Andraeny, Analisis Pengaruh DPK, Tingkat Bagi Hasil dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di
Indonesia , Simposium Nasional Akuntansi Juli: 2011, hal. 7
3. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan uji t variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap komposisi pembiayaan mudharabah pada BPRS. Berapapun tingkat inflasi yang terjadi tidak akan mempengaruhi
pembiayaan mudharabah pada BPRS di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan sepanjang tahun 2011 tingkat inflasi di Indonesia mengalami
penurunan dari 6 menjadi 3 dan pada saat itu pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan dari 63 milyar menjadi 75 milyar.
Kemudian ketika inflasi mengalami kenaikan pada tahun 2013, jumlah pembiayaan mudharabah tetap bergerak naik. Hal ini juga sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mufqi Firaldi 2013 bahwa inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan yang
disalurkan oleh BPRS di Indonesia. 4. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Pembiayaan Mudharabah
Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t variabel nilai tukar rupiah kurs mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap
komposisi pembiayaan mudharabah pada BPRS. Kurs ini selalu bergerak, berubah-ubah dari waktu ke waktu. Dalam masa-masa tertentu, seperti
ketika sedang terjadi gejolak ekonomi, kurs dapat berubah dengan cepat naik dan turun. Kurs mempunyai hubungan yang positif dengan
pembiayaan mudharabah, sehingga ketika kurs menguat 1 maka akan menaikkan komposisi pembiayaan mudharabah sebesar 0,282. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Andriani 2010 yang
menyatakan bahwa nilai tukar rupiah kurs berpengaruh positif secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Dengan menguatnya kurs
rupiah khususnya terhadap dollar AS dalam hal ini, yang mencerminkan stabilitas perekonomian yang semakin mantap akan menurunkan risiko
berusaha yang pada akhirnya akan direspon oleh dunia usaha dengan meningkatkan pembiayaan mudharabah.
3
5. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa variabel
tingkat bagi hasil TBH mempunyai hubungan yang positif dengan pembiayaan mudharabah namun tidak signifikan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa berapapun jumlah tingkat bagi hasil yang ada pada BPRS maka tidak akan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Andriani 2010 bahwa tingkat bagi hasil juga tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Gilang Giannini 2013 bahwa tingkat
bagi hasil secara parsial berpengaruh positif secara signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3
Lia Andriani, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2003-2009
Jakarta: Skripsi S1 UIN Jakarta, 2010