Latar Belakang Masalah Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

prinsip-prinsip muamalah. 4 Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pemerintah mengatur didirikannya BPRS untuk merangkul masyarakat ekonomi lemah yang biasanya terdapat di wilayah desa atau kecamatan dan mempunyai masalah dengan permodalan usahanya. Sebagian besar masyarakat Indonesia mempunyai usaha yang tergolong ke dalam usaha kecil dan menengah. Berdasarkan data Departemen Koperasi tahun 2010 jumlah UMKM sebesar 99,99 dan 0,01 tergolong ke dalam usaha besar. 5 Tingkat pertumbuhan BPRS cukup signifikan di mana pada tahun 2015 jumlahnya sudah mencapai 160 BPRS. Seperti bank syariah, BPRS juga melakukan kegiatan penghimpunan dana seperti tabungan dan deposito, namun tidak melakukan simpanan dalam bentuk giro. Kemudian melakukan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan, seperti pembiayaan dengan prinsip jual beli, sewa dan bagi hasil. Total asset dan pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS pun mengalami perkembangan setiap tahunnya, yaitu sekitar 6,8 triliun dan 5,5 triliun pada bulan Juni 2015. 6 Kemampuan pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari sisi internal atau dari dalam bank itu sendiri seperti dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPRS, kecukupan modal yang 4 Sukawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam Jakarta : Sinar Grafika, 2000, hal 123 5 Departemen Koperasi, Data Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, 2010 6 Bank Indonesia, Tabel Neraca Gabungan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 dimiliki serta tingkat bagi hasil. Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat dan merupakan sumber dana yang paling besar yang dapat diandalkan oleh bank. Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau yang lebih dikenal dengan pembiayaan. Pemberian pembiayaan merupakan aktifitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan. 7 DPK yang berhasil dihimpun oleh BPRS sampai bulan Juni 2015 yaitu sekitar 4 triliun. 8 Jumlah tersebut bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Penyaluran pembiayaan oleh perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK tetapi juga dipengaruhi oleh faktor permodalan atau CAR Capital Adequecy Ratio. 9 Capital Adequecy Ratio CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Bank Indonesia menetapkan CAR yang dimiliki oleh bank minimal 8. Apabila ketentuan CAR tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan akan mengurangi kemampuan ekspansi penyaluran dana. 10 7 Billi Arma Pratama, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan Studi Bank Umum di Indonesia Periode tahun 2005-2009 Semarang: Tesis S2 Universitas Diponegoro, 2010, hal. 4 8 Bank Indonesia, Tabel Komposisi DPK-Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 9 I Made Pratista Yuda Wahyu Meiranto, Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Kredit Yang Disalurkan Studi Empiris Pada Bank Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia , Jurnal Akutansi Dan Auditing Volume 7 Nomor 1 2010, hal. 95 10 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 18 Perkembangan BPRS juga tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian saat ini seperti tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah. Inflasi adalah sebuah fenomena ekonomi yang sangat dikenal oleh masyarakat. Sejarah perekonomian Indonesia hampir tidak pernah bisa dilepaskan dari fenomena inflasi. Sedangkan menurut Rahardja dan Mandala Manurung mengatakan bahwa inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan berlangsung terus menerus. 11 Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi suatu negara. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. 12 Dengan cara investasi seperti itu, tentu saja menurunkan minat masyarakat untuk menginvestasikan dananya di bank sehingga bank akan menurunkan pemberian pembiayaannya. Teori tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khamdi 2015, bahwa inflasi berpengaruh terhadap pembiayaan di BPRS. 13 Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mufqi Firaldi 2013 menyatakan bahwa variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh signifikan 11 Prathama Raharja dan Mandala Manurung, Pengantar Makro Ekonomi Jakarta: LPPE-UI 2004, h. 155 12 Prathama Raharja dan Mandala Manurung, Pengantar Makro Ekonomi, h. 339 13 Khamdi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Di IndonesiaPendekatan Error Correction Model Yogyakarta: Skripsi S1 UMY, 2015 terhadap total pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS, artinya berapa pun tingkat inflasi yang ada tidak akan berpengaruh terhadap total pembiayaan. 14 Nilai tukar rupiah yang melonjak lonjak secara drastis tak terkendali akan menyebabkan kesulitan pada dunia usaha dalam menjalankan usahanya terutama bagi mereka yang menggunakan bahan baku dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekspor. 15 Sehingga saat nilai tukar rupiah terhadap dolar meningkat maka jumlah permintaan pembiayaan pun menurun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khamdi 2013 yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan pembiayaan di BPRS. Begitu pula dengan hasil penelitian Lia Andriani 2010 bahwa nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah. Dengan melemahya kurs rupiah terhadap dolar AS dalam hal ini, yang mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu uncertainty sehingga meningkatkan risiko berusaha akan direspon oleh dunia usaha dengan menurunkan permintaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia. 16 Selain itu, jumlah penawaran pembiayaan mudharabah dipengaruhi oleh faktor profit yang dalam hal ini adalah pendapatan bagi hasil. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Gilang Giannini 2013 menyatakan 14 Mufqi Firaldi, Analisis Pengaruh Jumlah DPK, NPF Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Jakarta: Skripsi S1 UIN Jakarta, 2013 15 Aulia Pohan, Potret Kebijakan Moneter Indonesia Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 55 16 Lia Andriani, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2003-2009 Jakarta: Skripsi S1 UIN Jakarta, 2010 bahwa variabel tingat bagi hasil secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah. 17 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin melakukan penelitian di mana variabel independennya adalah DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah serta tingkat bagi hasil. Sementara variabel dependennya adalah pembiayaan yang disalurkan di BPRS dan lebih berfokus pada pembiayaan mudharabah. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah Studi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS di Indonesia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis, maka penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Pesatnya perkembangan bank tidak diimbangi dengan pesatnya kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang tergolong ke dalam ekonomi lemah yang biasanya terdapat di wilayah desa atau kecamatan. 2. Produk pembiayaan murabahah lebih mendominasi dalam kegiatan penyaluran pembiayaan dibandingkan dengan produk pembiayaan mudharabah. 17 Nur Gilang Giannini, Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia, Accounting Analysis Journal Februari 2013,h. 102 3. Analisis bahwa DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bagi hasil mempengaruhi pembiayaan mudharabah. 4. Ada atau tidaknya hubungan kausalitas antara DPK, CAR, inflasi, nilai tukar dan tingkat bagi hasil dengan pembiayaan mudharabah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu kiranya penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas. Sehingga variabel yang digunakan adalah dana pihak ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR dan tingkat bagi hasil dari sisi internalnya. Sementara dari sisi eksternal, variabel yang digunakan adalah inflasi dan nilai tukar rupiah. Pembiayaan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah pembiayaan mudharabah. Obyek penelitiannya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dengan waktu pengamatan selama 6 tahun yaitu periode Juni 2009 – Juni 2015.

D. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam menjawab masalah pokok di atas, maka penulis membuat perumusan masalah seperti berikut : 1. Apakah DPK berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah? 2. Apakah CAR berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah? 3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah? 4. Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah? 5. Apakah tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah? 6. Apakah DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bagi hasil secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bukti empiris mengenai : 1. Menganalisis pengaruh DPK terhadap pembiayaan mudharabah. 2. Menganalisis pengaruh CAR terhadap pembiayaan mudharabah. 3. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pembiayaan mudharabah. 4. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pembiayaan mudharabah. 5. Menganalisis pengaruh tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah. 6. Menganalisis pengaruh DPK, CAR, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bagi hasil secara simultan terhadap pembiayaan mudharabah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Secara teoritis pemikiran ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Ekonomi Islam, mengetahui seberapa berpengaruh variabel dana pihak ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bagi hasil terhadap penyaluran pembiayaan mudharabah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Serta dapat menjadi acuan bagi peneliti dimasa mendatang, terutama bagi penelitian yang berkaitan dengan perbankan syariah dan BPRS. 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan pengetahuan masyarakat tentang variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pembiayaan mdharabah, dana pihak ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio CAR, inflasi, nilai tukar rupiah serta tingkat bagi hasil. Serta menjadi informasi dan referensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS agar dapat meningkatkan kegiatan operasionalnya terutama dalam pembiayaan mudharabah.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi 5 lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan, berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori, pada bab ini berisi penjelasan secara teori mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS, Pembiayaan Mudharabah, Dana Pihak Ketiga DPK, Capital Adequacy Ratio

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Analisis faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia Periode 2003-2009

2 9 189

PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indones

10 23 17

PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indones

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia).

0 2 9

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

1 2 121

ANALISIS PENGARUH NPF, CAR, FDR, DPK, DAN ROA TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

4 27 17