2.  Dalam  kapasitasnya  sebagai  mudharib,  bank  dapat  melakukan berbagai  macam  usaha  yang  tidak  bertentangan  dengan  prinsip
syariah  dan  mengembangkannya,  termasuk  di  dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.  Modal  harus  dinyatakan  dengan  jumlahnya,  dalam  bentuk  tunai dan bukan piutang.
4.  Pembagian  keuntungan  harus  dinyatakan  dalam  bentuk  nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening
5.  Bank  sebagai  mudharib  menutup  biaya  operasional  tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6.  Bank  tidak  diperkenankan  mengurangi  nisbah  keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
9
2.  Deposito Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang
dimaksud  dengan  deposito  adalah  investasi  dana  berdasarkan  akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad  antara  nasabah  penyimpan  dan  bank  syariah  danatau  UUS.  Jangka waktu deposito bisa 1, 3, 6 dan 12 bulan.
Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan  berdasarkan  prinsip  syariah.  Dalam  hal  ini,  DSN  MUI  telah
9
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,  hal. 297-301
mengeluarkan  fatwa  yang  meyatakan  bahwa  deposito  yang  dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.
10
Hubungan DPK Dengan Pembiayaan Mudharabah Kegiatan  yang  dilakukan  oleh  bank  adalah  menghimpun  dan
menyalurkan dana masyarakat. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat disebut dengan dana pihak ketiga DPK. Penghimpunan dana ini bisa melalui
tabungan, deposito dan giro. DPK mempunyai hubungan yang positif dengan pembiayaan  yang  disalurkan  oleh  bank  syariah  maupun  BPRS.  DPK
merupakan  sumber  dana  terbesar  yang  dimiliki  oleh  suatu  bank.  Dana  yang terkumpul tersebut kemudian disalurkan oleh bank dalam bentuk pembiayaan.
Sehingga  semakin  besar  jumlah  DPK  yang  dihimpun  oleh  bank  dapat meningkatkan jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat.
D. Capital Adequacy Ratio CAR
Capital  Adequacy  Ratio CAR  adalah  rasio  permodalan  yang
menunjukan  kemampuan  bank  dalam  mengembangkan  usahanya  dan sekaligus  menutupi  kerugian  dari  risiko  yang  terjadi  dalam  menjalankan
kegiatan operasionalnya. Jumlah modal yang dimiliki oleh sebuah bank harus cukup untuk memenuhi fungsi dasar, yaitu membiayai organisasi dan operasi
sebuah  bank,  memberikan  rasa  perlindungan  kepada  penabung  dan  kreditor lainnya,  dan  memberikan  rasa  percaya  kepada  para  penabung  dan  pihak
berwenang.  Dalam  kaitan  ini,  fungsi  perlindunganlah  yang  paling  penting.
10
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, hal. 303
Dana  modal  harus  mencukupi  untuk  menyerap  kerugian  dan  menjamin keamanan dana para deposan.
Penetapan  rasio  kecukupan  modal  CAR,  BI  menetapkan  kewajiban menyediakan  modal  minimal  yang  harus  dimiliki  oleh  setiap  bank  umum,
yang  dinyatakan  dengan  Capital  Adequacy  Ratio  CAR.  Sesuai  dengan standar  yang  ditetapkan  oleh  Bank  for  International  Settlements  BIS,
besarnya  CAR  setiap  bank  minimal  sebesar  8.
11
Apabila  CAR  minimal tidak  tercapai,  bank  tersebut  dinilai  akan  sulit  mengatasi  masalah
keuangannya.  Karena  modal  sendiri  akan  segera  habis  untuk  menutupi kerugian  yang  terjadi  dan  tidak  akan  dapat  menutupi  kewajiban  ke
masyarakat. Untuk itu, Bank Indonesia akan segera melakukan tindakan pada perbankan nasional yang tidak dapat memenuhi CAR minimal.
12
Modal  bank  syariah  terdiri  dari:  a  modal  inti  tier  1,  b  modal pelengkap  tier  2,  dan  c  modal  pelengkap  tambahan  tier  3.  Modal
pelengkap  tier  2  dan  modal  pelengkap  tambahan  tier  3  hanya  dapat diperhitungkan  setinggi-tingginya  100  dari  modal  inti.  Sedangkan  modal
inti  tier  1  dan  modal  pelengkap  tier  2  diperhitungkan  dengan  faktor pengurang yang berupa seluruh penyertaan yang dilakukan oleh bank.
13
Pemenuhan  kewajiban  penyediaan  modal  minimum  didasarkan  atas risiko aktiva dalam arti luas, artinya tidak hanya aktiva yang tercantum pada
neraca  secara  on  Balance  Sheets  tetapi  juga  pada  aktiva  yang  bersifat
11
Herman Darmawi, Manajemen Perbankan Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 89-90
12
Ade  Arthesa dan Edia Handiman,  Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hal. 62
13
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, hal. 140
administratif atau secara off Balance Sheets, sebagaimana  yang tampak pada kewajiban  yang  bersifat  kontijen  danatau  komitmen  yang  disediakan  oleh
bank  bagi  pihak  ketiga.  Risiko  terhadap  aktiva  dalam  bentuk  risiko  kredit maupun  risiko  yang  terjadi  karena  fluktuasi  harga  surat-surat  berharga,  dan
tingkat  bunga  serta  nilai  tukar  valuta  asing  secara  teknis,  kewajiban penyediaan  modal  minimum  diukur  dari  persentase  tertentu  terhadap  Aktiva
Tertimbang  Menurut  Risiko  ATMR,  sedangkan  pengertian  modal  meliputi modal  inti  dan  modal  pelengkap.
14
CAR  merupakan  perbandingan  antara modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR.
atau
Aktiva  Tertimbang  Menurut  Risiko  ATMR  adalah  nilai  total  masing- masing  aktiva  bank  setelah  dikalikan  dengan  masing-masig  bobot  risiko
aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 dan aktiva yang  paling  berisiko  diberi  bobot  100.  Dengan  demikian  ATMR
menunjukan  nilai  aktiva  berisiko  yang  memerlukan  antisipasi  modal  dalam jumlah yang cukup.
15
14
Riyadi Slamet, Banking Assets And Liability Management, Jakarta: LPFE UI, 2006, hal. 66
15
Dwi  Nur’aini  Ihsan,  Analisis  Laporan  Keuangan  Perbankan  Syariah,  Jakarta:  UIN JAKARTA PRESS, 2013, hal. 93
Hubungan CAR Dengan Pembiayaan Mudharabah CAR  merupakan  rasio  permodalan  yang  berfungsi  untuk  mengukur
kemampuan  bank  dalam  menyerap  kerugian-kerugian  yang  tidak  dapat dihindari  lagi  serta  dapat  pula  digunakan  untuk  mengukur  besar-kecilnya
kekayaan  bank  tersebut  atau  kekayaan  yang  dimiliki  oleh  para  pemegang sahamnya.  Perhitungan  aspek  permodalan  bank  dimaksudkan  untuk
mengetahui  seberapa  besar  kemampuan  bank  tersebut  untuk  menanggung risiko  kerugian  yang  mungkin  timbul  dari  pembiayaan  yang  diberikan  bank
kepada  pihak  lain.
16
CAR  termasuk  salah  satu  indikator  dalam  menganalisis kesehatankinerja  bank.  Semakin  tinggi  CAR  yang  dimiliki  oleh  suatu  bank
menunjukan bahwa kinerja bank tersebut baik sehingga berpengaruh terhadap kegiatan operasionalnya, salah satunya pembiayaan mudharabah.
E. Inflasi
1.  Pengertian Inflasi
Salah  satu  peristiwa  moneter  yang  sangat  penting  dan  yang  dijumpai hampir  disemua  negara  di  dunia  adalah  inflasi.  Definisi  singkat  dari  inflasi
adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian  besar  dari  harga  barang-barang  lain.  Syarat  adanya  kecenderungan
menaik yang terus-menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-harga karena, misalnya  musiman,  menjelang  hari-hari  besar,  atau  yang  terjadi  sekali  saja
16
Dwi Nu r’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, hal. 90