BAB III KERANGKA KONSEPTUAL  DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka  Konseptual
Kerangka  konseptual  penelitian  adalah  gambaran  ringkas,lugas  dan  bernas mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep lainnya yang akan diteliti, atau
menggambarkan  pengaruh  atau  hubungan  antara  satu  kejadian  atau  fenomena dengan  kejadian    lainnya  Lubis,2012.  Berdasarkan  latar  belakang  masalah  dan
tujuan  penelitian  yang  telah  diuraikan  sebelumnya,  maka  dapatlah  dibangun kerangka konsep yang diuji secara simultan dan parsial antara variabel penelitian
sebagai berikut :
Gambar  3.1. Kerangka  Konsep Kinerja  Pegawai  Y
Perspektif Pelanggan X
1
Perspektif Keuangan X
2
Perspektif Bisnis
Internal    X
3
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran X
4
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana  terdapat  pada  Gambar  3.1,  penelitian  ini  membahas pengaruh antara beberapa variabel sebagai berikut: 1 variabel independen yaitu
konsep  Balanced  Scorecard  yang  terdiri  dari  :  Perspektif  Pelanggan  X
1
, Perspektif  Keuangan  X
2
,  Perspektif  Proses  Bisnis  Internal  X
3
dan  Perspektif Pembelajaran  dan  Pertumbuhan  X
4
;  2  Variabel  Dependen  yaitu  kinerja pegawai  yang  terdiri  dari  beberapa  indikator  yaitu:  tanggung  jawab,  kuantitas
kerja, inisiatif  dan  kerjasama. Balanced  Scorecard  sebagai  alternatif  untuk  mengukur  kinerja    dan
digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan merangsang untuk menegakkan  perilaku  yang  semestinya    melalui  umpan  balik  hasil  kinerja  sesuai
dengan  standar  yang  ditentukan.  Oleh  karena  itu,  metode  pengukuran  kinerja dalam  organisasi  harus  terus  menerus  diperbaharui  sesuai  dengan  tuntutan
perkembangan  zaman.  Dengan  Balanced  Scorecard  sistem  pengukuran  kinerja yang  merefleksikan  aspek-aspek  terpenting  dalam  suatu  bisnis,  sehingga  kinerja
pegawai  dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perspektif  pelanggan  dalam  organisasi  sektor  publik  merupakan  tumpuan
utama,  karena  tujuan  organisasi  sektor  publik  secara  makro  adalah  menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kepuasan pelanggan tersebut akan memicu kesuksesan
kinerja lain yaitu kinerja keuangan  Mahmudi,2013. Meskipun tujuan utamanya
adalah  pelayanan publik, organisasi sektor publik tetap memiliki tujuan finansial, contohnya usaha pemerintah meningkatkan penerimaan negara, peningkatan laba
BUMNBUMD,  dan  peningkatan  PAD.  Tujuan  keuangan    diorientasikan  pada maksimisasi  pelayanan publik, karena pelayanan publik membutuhkan dana.
Universitas Sumatera Utara
Perspektif  keuangan  dalam  organisasi  sektor  publik  terkait  dengan  upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan dengan cara meningkatkan pendapatan dan
sekaligus  mengurangi  biaya.  Upaya  untuk  meningkatkan  pendapatan  dan sekaligus biaya dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian fiskal yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pelayanan Mahmudi,2013.
K
euangan organisasi publik yang baik berimplikasi pada kualitas pelayanan, seperti penyerahan produk
hasil layanan tepat waktu, kualitas produkjasa layanan publik menjadi lebih baik, kesejahteraan  pegawai  meningkat  dan  pegawai  termotivasi  untuk  bekerja  lebih
baik karena imbalan yang tersedia serta hasil pekerjaan mereka sangat  dihargai. Perspektif    proses  bisnis  internal    dalam  organisasi  sektor    publik
mengidentifikasi  proses  kunci  yang  harus  dikelola  dengan  baik  agar  terbangun keunggulan  organisasi,  pencapaian  tujuan  perspektif  proses  internal  akan
berdampak  pada  kepuasaan  masyarakat    Mahmudi,2013.  Aspek  Bisnis  Internal dikaitkan  dengan  proses  internal  pada  organisasi  publik,  yakni  kinerja  pegawai,
sejauhmana  organisasi  publik  mengadakan  inovasi,  maksimalisasi  produk kebijakan dalam pelayanan internal serta interaksi masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan penilaian ini dikaitkan dengan sikap dan perilaku orang atau aparat yang melayani.
Perspektif    pembelajaran  dan  pertumbuhan    difokuskan  untuk  menjawab pertanyaan  bagaimana  organisasi  sektor  publik  terus  melakukan  perbaikan  dan
menambah  nilai  bagi  pelanggannya,  sasaran  dan  tujuan  yang  ditetapkan  pada perspektif  pembelajaran  dan  pertumbuhan  akan  berpengaruh  terhadap  perspektif
lainnya.    Menurut    Mahmudi  2013    organisasi  sektor  publik    perlu  melakukan perbaikan  secara  terus  menerus  dan  menciptakan  pertumbuhan  secara
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan.  Menurut Mahsum
2006  perspektif  pembelajaran  dan pertumbuhan  dalam  sektor  publik    untuk  mengukur  faktor-faktor  yang
berhubungan dengan teknologi, pengembangan pegawai, sistem dan prosedur dan faktor lain yang perlu diperbaharui.
Kinerja  pegawai  merupkan  kesediaan  seseorang  atau  kelompok  orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tugas
dan  tanggung  jawabnya  dengan  hasil  seperti  yang  diharapkan. Tugas-tugas
tersebut  biasanya  berdasarkan  indikator-indikator  keberhasilan  yang    sudah ditetapkan.  Sebagai  hasilnya  akan  diketahui  bahwa  seseorang  pegawai  masuk
dalam tingkatan kinerja tertentu. Dari  paparan  tersebut  dapat  dijelaskan  bahwa    penerapan    balanced
scorecard  yang  terdiri dari perspektif  keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses  internal  dan  perspektif    pertumbuhan  dan  pembelajaran    berpengaruh
terhadap    kinerja  pegawai,  hal  ini  didukung  oleh  penelitian  yang  dilakukan  oleh Helmi    2013    Wedhasmara  2010  Ching  dan  Chan
2004  dan  Azhar  2009 yang  menemukan  hasil  penelitian    bahwa    balanced  scorecard    secara  signifikan
berpengaruh  terhadap    kinerja  pegawai  dan  balanced  scorecard  dapat  diterapkan pada organisasi sektor publik.
3.2. Hipotesis  Penelitian