Uji Multicollinearity Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan Tabel 5.9, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,833, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5 0.05. dengan kata lain variabel residual tersebut berdistribusi normal.

5.1.3.2. Uji Multicollinearity

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas. Untuk pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor VIF. Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai VIF 5 . Berdasarkan Tabel 5.10, dapat terlihat bahwa semua data tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 sehingga model Tabel 5.9. Uji Kolmogrov Smirnov Unstandardized Residual N 122 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 4.00358846 Most Extreme Differences Absolute .056 Positive .034 Negative -.056 Kolmogorov-Smirnov Z .622 Asymp. Sig. 2-tailed .833 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai berdasarkan masukan variabel perspektif pelanggan,perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tabel 5.10. Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Perspektif Pelanggan .506 4.853 Perspektif Keuangan .504 4.908 Perspektif Proses Internal .763 1.310 Perspektif Belajar dan Tumbuh .733 1.365 a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Sumber : Hasil Penelitian 2014, lampiran 7

5.1.3.3. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jikaberbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Analisis Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Gambar 5.3 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot Berdasarkan Gambar 5.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik Pada penelitian ini juga digunakan uji glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Nilai signifikan untuk seluruh variabel independen harus lebih besar dari 0,05 agar data tidak mengalami heteroskedastisitas. Berdasarkan Tabel 5.11, dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat absut . Hal ini terlihat Universitas Sumatera Utara dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Tabel 5. 11. Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.270 3.170 2.293 .024 Perspektif Pelanggan .049 .113 .088 .439 .661 Perspektif Keuangan -.154 .108 -.285 -1.423 .157 Perspektif Proses Internal .022 .039 .057 .550 .583 Perspektif Belajar dan Tumbuh -.009 .041 -.022 -.210 .834 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Penelitian, 2014 lampiran 7

5.1.4. Hasil Uji Hipotesis