TUJUAN P2TP2A
                                                                                fisiknya  sebagai  bukti  pada  saat  ingin  melanjutkan  untuk  melaporkan pelaku.
Pelayanan  medis  secara  langsung  di  Kantor  P2TP2A  memang tidak  ada,  karena  Kantor  P2TP2A  hanya  sebagai  tempat  pelayanan
pengaduan,  dan  hanya  terdapat  ruang  konsultasi  hukum,  rumah  aman shelter
5
bagi  klienkorban  KDRT  yang  membutuhkan  tempat  tinggal sementara dengan batas maksimal 3 hari 2 malam.
P2TP2A  dalam  memberikan  pelayanan  medis  berkoordinasi dengan  rumah  sakit,  terutama  rumah  sakit  umum  biasanya  RSUD,
kecuali  visum  diluar  RSUD  dan  25  puskesmas  yang  sudah  paham dalam penanganan korban tindak kekerasan. Untuk rumah sakit swasta
masih  belum  berkoordinasi  tetapi  pihak  P2TP2A  sudah  menitipkan  ke Dinas  Kesehatan  agar  rumah  sakit  swasta  juga  paham  dalam
penanganan korban tindak kekerasan. Klienkorban  KDRT  yang  membutuhkan  pengobatan  segera  atau
harus  melakukan  visum  maka  Staf  Penerima  Pengaduan  akan mendampingi  sebagaimana  dikatakan  Bu  Dini  Staf  Penerima
Pengaduan sebagai berikut: “Nah dari situ kalau memang keadaannya seperti yang tadi
saya  bilang,  dia  lebam-lebam  semuanya  nih  habis  dipukuli  trus dia  ingin  melaporkan  pelakunya,  kita  utamakan  adalah  visum,
nah  itu  nanti  akan  jadi  bukti  otentik  saat  dia  pelaporan  di Kepolisian,  kalau  kasusnya  ini  ditindaklanjuti  sampai  ke  tahap
pengadilan. Nah itu kita harus segera karena kan kalau lebam itu bisa  hilang  jadi  kita  harus  segera  visum,  nah  visum  ini
ditanggung secara gratis oleh P2TP2A.
”
6
5
Observasi Peneliti pada Rabu, 18 Februari 2015, lihat lampiran I.
6
Wawancara  Pribadi  dengan  Dini  Kurnia,  S.Si,  Tangerang  Selatan,  18  Maret  2015,  lihat
Untuk  memperkuat  data,  peneliti  juga  mewawancarai  Bu  Listya Wakil Ketua II P2TP2A, ia mengatakan:
“mereka  butuh  visum  atau  pelayanan  kesehatan,  mereka biasanya  didampingi  untuk  ke  pelayanan  kesehatan.  Nah  rumah
sakit  dan  puskesmas  se-Tangsel  ini  semuanya  sudah  jejaringnya kita.  Hanya  rumah  sakit  umum  ya  terutama,  kalo  rumah  sakit
swastanya  belum,  tapi  kalo  rumah  sakit  umum  mereka  sudah
menerima dari P2TP2A.”
7
Jadi  klienkorban  KDRT  yang  membutuhkan  pelayanan  medis berupa  pengobatan  dan  visum  akan  segera  dirujuk  ke  rumah  sakit,
dimana sebelum melakukan visum, Staf Penerima Pengaduan P2TP2A mendampingi  klienkorban  KDRT  untuk  melapor  ke  Kepolisian  agar
mendapat  surat  pengantar  melakukan  visum  di  rumah  sakit  yang ditunjuk dari Kepolisian.
Apabila  ada  klienkorban  KDRT  yang  membutuhkan  pelayanan medis  lebih  lanjut  seperti  rawat  inap  maka  P2TP2A  akan
mengkoordinasikan  dengan  Dinas  Kesehatan.  Karena  P2TP2A  tidak mempunyai anggaran untuk rawat inap dan lain-lain, tetapi untuk visum
sudah ada anggarannya.