Pelayanan Hukum Pelayanan Sosial di P2TP2A Kota Tangerang Selatan

menghadapi berbagai hambatan dalam mencapai tujuan hidup dan mendapatkan akses pelayanan sosial. 11 Berdasarkan pengamatan peneliti ketika berkunjung ke P2TP2A, ketika ada klienkorban KDRT yang datang melapor dan setelah klienkorban KDRT mengisi formulir pengaduan, klienkorban KDRT yang membutuhkan pelayanan berupa bantuan dan perlindungan hukum maka Staf Penerima Pengaduan merujuk ke Konselor Hukum. 12 Setelah itu Konselor Hukum menanyakan kronologi kasusnya kepada klien dan klien menceritakan kejadian KDRT yang menimpanya. Disini Konselor Hukum memberi beberapa saran untuk masalah klien, berdasarkan dari kasus klien apakah mau menggugat secara pidana atau perdata. Tetapi keputusan semua ada di tangan klien karena Konselor Hukum hanya sebatas memberi saran. Tahap dalam konseling yaitu menggali solusi alternatif dimana yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah bahwa klien memiliki hak menentukan nasibnya sendiri the right to self determination, yakni untuk memilih sendiri beberapa alternatif yang paling sesuai dengan aspirasi dan keadaannya. 13 Apabila klienkorban KDRT tidak ingin melaporkan pelaku ke pihak berwajib, maka Konselor HukumPihak P2TP2A akan membantu memediasi antara klien dengan pelaku untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak. 11 Ariefuzzaman dan Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 50. 12 Observasi Peneliti pada Rabu, 25 Februari 2015, lihat lampiran I. 13 Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, h. 28. Di P2TP2A sendiri ada program Bedah Kasus setiap 3 bulan sekali yaitu para pengurus, anggota divisi-divisi, dan konselor mengadakan pertemuan membahas dan mencari solusi apabila kegiatan pendampingan mengalami kesulitan.

3. Pelayanan Psikis

Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Pasal 5, kekerasan psikis yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, danatau penderitaan psikis berat pada seseorang. 14 Korban kekerasan dalam rumah tangga dapat mengalami trauma fisik, psikologis mental dan psikososial antara lain dari segi psikologismental yaitu kehilangan nafsu makan, gangguan tidur insomnia, mimpi buruk, cemas, takut, tidak percaya diri, hilang inisiatiftidak berdaya, tidak percaya pada apa yang terjadi, mudah curigaparanoid, kehilangan akal sehat, depresi berat. 15 Pelayanan psikis disini bertujuan untuk membantu memulihkan kondisi psikis korban KDRT, karena biasanya korban KDRT akan mengalami kecemasan, tertekan, takut, tidak percaya diri, dan lain sebagainya. Pelayanan psikis yaitu berupa konseling. Menurut The American Psychological Association, Division of Counseling Psychology, 14 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 15 Hawari, Penyiksaan Fisik dan Mental dalam Rumah Tangga Domestic Violence, h. 104. Committee on Definition mendefinisikan konseling sebagai sebuah proses membantu individu untuk mengatasi masalah-masalahnya dalam perkembangan dan membantu mencapai perkembangan yang optimal dengan menggunakan sumber-sumber dirinya. 16 Dalam memberikan pelayanan psikis, P2TP2A bekerja sama dengan lembaga konsultasi yaitu Rumah Konseling. Klienkorban KDRT yang membutuhkan pelayanan psikis akan dirujuk ke Konselor PsikisPsikolog di Rumah Konseling. Dimana Staf Penerima Pengaduan akan mengantar atau mendampingi klienkorban KDRT ke Rumah Konseling yang jaraknya cukup jauh dari Kantor P2TP2A. Tugas dari Staf Penerima Pengaduan juga untuk mengatur jadwal konseling antara klienkorban KDRT dengan Konselor Psikis. Ketika klienkorban KDRT datang ke Konselor Psikis, mereka tidak diinterogasi, hal yang dilakukan yaitu menenangkan klien, mendengarkan klien, dan memberi penguatan. Hasil wawancara dengan Bu Zeezee Konselor Psikis sebagai berikut: “Setiap kali ada korban yang datang untuk konseling yang di refer oleh petugas P2TP2A, kita langsung berikan pertama adalah bagaimana supaya menenangkan dia dulu, karena kebanyakan dalam kondisi yang sangat rapuh jadi mereka ada stres juga kemudian dalam kondisi ada marah, sedih, tertekan, dan ketakutan makanya pertama kita harus bikin mereka calm down dulu, kita pinjamkan telinga kita untuk mendengarkan mereka, apa yang mereka curahkan itu kita dengarkan kemudian setelah itu kita motivasi mereka, karena dalam kondisi tekanan yang sangat berat itu mereka kan jadi ngga punya percaya diri, mental mereka down dan juga jadi paranoid. Jadi kita berikan motivasi ya sekedar untuk uplifting mental mereka.” 17 16 Komalasari, Teori dan Teknik Konseling, h. 9. 17 Wawancara Pribadi dengan Kisma Fawzea, S.Psi, Tangerang Selatan, 19 Maret 2015, lihat Untuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai klien P2TP2A yaitu Wilis bukan nama sebenarnya, berikut hasil wawancaranya: “Ya saya kan datang sambil nangis trus sama Mba Zeezee saya ditenangin dulu, keluarin semua unek-unek saya. Saya cerita dan Mba Zeezee dengerin. Trus Mba Zeezee ngasih saya semangat, motivasi kalo saya harus bangkit, harus bisa keluar dari permasalahan saya.” 18 Strategi yang digunakan oleh Konselor Psikis yaitu memberikan motivasi dan penguatan kepada klienkorban KDRT untuk bangkit dari keterpurukan dan mengembalikan rasa percaya diri klienkorban KDRT. Berdasarkan perspektif Pekerja Sosial, konseling dapat dilakukan melalui tiga tahap, yakni membangun relasi, menggali masalah secara mendalam, dan menggali solusi alternatif. Dalam membangun relasi, Pekerja Sosial dalam hal ini perannya dilakukan oleh Konselor Psikis menunjukkan sikap penerimaan, respek dan perhatian kepada klien yaitu dengan menenangkan klien terlebih dahulu dan mendengarkan curahan hati klien agar klien merasa bahwa dirinya diterima.

4. Konseling Perkawinan

Konseling perkawinan di P2TP2A Kota Tangerang Selatan ini adalah layanan bagi seseorang yang ingin berkonsultasi mengenai masalah rumah tangga. Konseling pernikahan marriage counseling lampiran IV. 18 Wawancara Pribadi dengan Wilis Klien P2TP2A, Tangerang Selatan, 25 Maret 2015, lihat lampiran X. adalah upaya membantu pasangan calon suami-istri, dan suami-istri oleh konselor profesional, sehingga mereka dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang saling menghargai, toleransi, dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai motivasi berkeluarga, perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. 19 Apabila ada klien yang datang dan membutuhkan bantuan dari P2TP2A untuk konsultasi masalah rumah tangga, Staf Penerima Pengaduan akan menghubungi Konselor Perkawinan yaitu Bu Tati. Bu Tati adalah salah satu pengurus P2TP2A yang dianggap mempunyai kemampuan dalam konseling perkawinan dan Bu Tati ini juga bekerja di KUA Tangerang Selatan sebagai Penyuluh Agama Islam. Tujuan adanya konseling perkawinan berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Tati adalah untuk mewujudkan keharmonisan keluarga dan mengembalikan tujuan awal pernikahan pasangan suami istri yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Hasil wawancara sebagai berikut: “Untuk mewujudkan keharmonisan keluarga, dan juga terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.” 20

5. Pelayanan Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi sosial adalah pelayanan yang ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang 19 Willis, Konseling Keluarga, h.165. 20 Wawancara Pribadi dengan Dra. H. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 14 April 2015, lihat lampiran VIII.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Dampak Kekerasan Anak Dalam Rumah Tangga (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPT) Kabupaten Situbondo)

0 29 17

DAMPAK KEKERASAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Situbondo)

0 5 17

PERANAN UPT P2TP2A (UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK) DALAM PENANGANAN DAN PENNGGULANGAN TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI KOTA BANDUNG.

14 122 44

Pemetaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Provinsi Bali.

0 0 4

PERAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DALAM MENJAMIN HAK PERLINDUNGAN BAGI ANAK KORBAN PENCABULAN DI KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 7

Efektivitas Collaborative Governance Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS).

1 5 14

Pemetaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Sumatera Barat

0 0 16

MANAJEMEN PELAYANAN KONSELING TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 108

KINERJA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KOTA DEPOK DALAM PENANGANAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK TAHUN 2017

1 37 178