2. Fungsi Pelayanan Sosial
Kegiatan pelayanan sosial perlu dilaksanakan karena berfungsi sangat urgent untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan sosial baik
secara individu maupun kelompok. Menurut Muhidin, program pelayanan sosial berfungsi sebagai berikut.
7
a. Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan, dimaksudkan
untuk mengadakan perubahan dalam diri anak dan pemuda dalam program pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan. Tujuannya
adalah untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat dalam usaha pengembangan kepribadian anak.
b. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan, dan rehabilitasi,
bertujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang baik secara individu maupun secara kelompok keluarga dan masyarakat agar
mampu mengatasi masalahnya. c.
Pelayanan akses, yaitu pelayanan yang membutuhkan adanya birokrasi modern, perbedaan tingkat pengetahuan, dan pemahaman masyarakat
terhadap berbagai perbedaan kewajiban atau tanggung jawab, diskriminasi dan jarak geografi antara lembaga pelayanan dan
orang-orang yang memerlukan pelayanan sosial. Dengan keberadaan kesenjangan tersebut, maka pelayanan sosial mempunyai fungsi sebagai
7
Warto, Efektivitas Program Pelayanan Sosial, h. 13.
akses untuk menciptakan hubungan secara sehat antara berbagai progam, sehingga dapat berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Richard M. Titmuss mengemukakan bahwa fungsi pelayanan sosial adalah sebagai berikut.
8
a. Meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok, serta masyarakat
untuk masa sekarang dan mendatang. b.
Melindungi masyarakat. c.
Investasi manusiawi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial.
d. Sebagai program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat
pelayanan sosial, misalnya kompensasi kecelakaan industri.
3. Tujuan Pelayanan Sosial
Apabila dilihat dari segi pelaksanaannya, menurut Abdul Untung, pelayanan sosial dilakukan dalam upaya mencapai tujuan sebagai berikut.
9
a. Untuk membantu orang agar dapat mencapai ataupun menggunakan
pelayanan yang tersedia, dalam hal ini dikenal bentuk pelayanan sosial yang disebut pelayanan akses access service mencakup pelayanan
informasi, rujukan referral, perlindungan advocacy dan partisipasi. b.
Untuk pertolongan dan rehabilitasi, dikenal adanya pelayanan terapi
8
Sulistyo, Pengkajian Kebutuhan Pelayanan Sosial, h. 18.
9
Warto, Efektivitas Program Pelayanan Sosial, h. 12.
termasuk didalamnya perlindungan dan perawatan seperti pelayanan yang diberikan oleh badan yang menyediakan counseling, pelayanan
kesejahteraan anak, pelayanan pekerjaan sosial medik dan sekolah, serta sejumlah program koreksional, perawatan bagi orang lanjut usia atau
jompo, dan sebagainya. c.
Untuk pengembangan, dikenal dengan pelayanan sosialisasi dan pengembangan seperti taman penitipan bayi ataupun anak, keluarga
berencana, pendidikan keluarga, pelayanan rekreasi bagi pemuda, pusat kegiatan masyarakat dan sebagainya.
B. PELAYANAN SOSIAL MEDIS
1. Pengertian Pelayanan Sosial Medis
Pelayanan sosial medis adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, maupun
emosional yang dihadapi oleh pasien akibat dari suatu penyakit atau kecacatan yang diderita, agar pasien dapat berfungsi sosial kembali di
dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya.
10
2. Peran Pekerja Sosial Medis
Dr. Henry Richardson, seorang tokoh pekerja sosial medis
10
Fitrah Nasuha, “Pelayanan Sosial Medis bagi Penderita Paraplegia di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Fatmawati Jakarta,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2009, h. 24.
mengatakan bahwa pekerja sosial medis mempunyai tujuan jangka pendek menghilangkan tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri
pasien. Tujuan
akhir ialah
membantu pasien
menggunakan kemampuan-kempuannya untuk mencari dan mempergunakan perawatan
medis, untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi lebih lanjut, dan untuk mempertahankan kesehatannya.
11
Berikut enam fungsi pokok pekerja sosial medis:
12
a. Memberi bantuan dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah
emosional dan sosial seorang pasien, yang timbul sebagai akibat penyakit yang dideritanya.
b. Membina hubungan kekeluargaan yang baik.
c. Memperlancar hubungan antara rumah sakit, penderita dan keluarga.
d. Membantu proses penyesuaian diri pasien dengan masyarakat dan
sebaliknya. e.
Memantapkan pemahaman staf rumah sakit tentang pekerjaan sosial dan berusaha mengintegrasikan Bagian Pekerjaan Sosial secara integral
dalam tim rumah sakit. f.
Melibatkan diri dalam aksi masyarakat.
11
Mary Johnston, Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setting Rumah Sakit Solo: Sri Laksana Purna, 1988, h. 38.
12
Johnston, Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setting Rumah Sakit, h. 48.