Pelayanan Medis Pelayanan Sosial di P2TP2A Kota Tangerang Selatan
dari LBH PAHAM yang standby di Kantor P2TP2A setiap hari Rabu, sebelumnya P2TP2A pernah bekerja sama dengan LBH Keadilan.
Pelayanan hukum P2TP2A yaitu berupa konsultasi hukum yang diberikan oleh Konselor Hukum untuk klienkorban KDRT yang
membutuhkan informasi mengenai tindakan hukum yang harus dilakukan terhadap permasalahannya.
Selain konsultasi mengenai permasalahan klien, pelayanan hukum yang diberikan P2TP2A adalah pendampingan hukum seperti
mendampingi korban untuk melapor ke Kepolisian. Pendampingan yang diberikan oleh P2TP2A hanya mendampingi klien melapor ke
Kepolisian, sedangkan untuk mendampingi ke tahap yang lebih tinggi misalnya pengadilan, P2TP2A belum mempunyai wewenang untuk itu.
Sebagaimana dikatakan Pak Rizky Konselor Hukum sebagai berikut: “Kalau dalam hal pendampingan hukum yang lebih jauh lagi
P2TP2A ngga punya wewenang. Dalam prosesnya biasanya kekerasan dalam rumah tangga itu masuk dalam kategori pidana,
ketika dia ke pengadilan kasusnya itu sudah kewenangan atau tanggung jawab dari kepolisian dan kejaksaan.
”
8
Kegiatan pendampingan di pengadilan yang dimaksud oleh Pak Rizky bahwa pihak P2TP2A hanya sebatas mendampingi bukan untuk
membela klien atau menjadi pengacara klien diperkuat dari hasil wawancara dengan Bu Listya Wakil Ketua II P2TP2A yaitu sebagai
berikut:
8
Wawancara Pribadi dengan Rizky Dwi Pradana, S.H.I, Tangerang Selatan, 18 Maret 2015, lihat lampiran III.
“Untuk pendampingan hukum ini mereka mulai dari konseling hukum sampai dengan pendampingan hukum. Tapi kalo
udah sampe ranah pengadilan, mereka biasanya didampingi oleh pengacara yang disediakan oleh pengadilan. Jadi untuk LBHnya
atau bagian hukumnya mereka hanya mendampingi.”
9
Berdasarkan informasi yang peneliti juga dapat dari Bu Dini, Staf Penerima Pengaduan ketika berbincang-bincang pada 10 Maret 2015
yaitu misalnya dalam pengadilan, Konselor Hukum P2TP2A bertindak bukan sebagai pengacara klien tetapi hanya mendampingi klien
menyimak proses di pengadilan agar bisa memikirkan saran bagi klien dalam langkah berikutnya.
Hal itu diperkuat dari hasil wawancara dengan Bu Herlina Ketua P2TP2A bahwa di pengadilan pihak hukum P2TP2A hanya
mendampingi klienkorban KDRT, apabila klienkorban KDRT tidak mampu maka pihak P2TP2A akan membantu klien mendapat pengacara
yang ada di pengadilan. Hasil wawancara sebagai berikut: “Pendampingan sampai di pengadilan diawasin, di kantor
polisi apalagi. Yang paling susah itu kan klien pendampingan ke kantor polisinya, kalau salah ngomong jadi jangan sampai dia
yang mengadu tapi malah dia yang dikriminalkan. Nah untuk pengacara di pengadilan bagi yang ngga mampu kan di
pengadilan ada yang pro bono, nah kita membantu dia
mendapatkan pro bono itu.”
10
P2TP2A berperan sebagai advokat disini yaitu membantu klien mendapatkan pelayanan berupa pengacara dari pengadilan. Seperti yang
sudah dibahas tujuan dari advokasi yaitu untuk membantu orang
9
Wawancara Pribadi dengan Hj. Listya Windyarti, S.Sos, MKM, Tangerang Selatan, 07 April 2015, lihat lampiran VI.
10
Wawancara Pribadi dengan Herlina Mustikasari, S.Pd, MA, Tangerang Selatan, 17 April 2015, lihat lampiran IX.
menghadapi berbagai hambatan dalam mencapai tujuan hidup dan mendapatkan akses pelayanan sosial.
11
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika berkunjung ke P2TP2A, ketika ada klienkorban KDRT yang datang melapor dan setelah
klienkorban KDRT mengisi formulir pengaduan, klienkorban KDRT yang membutuhkan pelayanan berupa bantuan dan perlindungan hukum
maka Staf Penerima Pengaduan merujuk ke Konselor Hukum.
12
Setelah itu Konselor Hukum menanyakan kronologi kasusnya kepada klien dan
klien menceritakan kejadian KDRT yang menimpanya. Disini Konselor Hukum memberi beberapa saran untuk masalah klien, berdasarkan dari
kasus klien apakah mau menggugat secara pidana atau perdata. Tetapi keputusan semua ada di tangan klien karena Konselor Hukum hanya
sebatas memberi saran. Tahap dalam konseling yaitu menggali solusi alternatif dimana
yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah bahwa klien memiliki hak menentukan nasibnya sendiri the right to self determination,
yakni untuk memilih sendiri beberapa alternatif yang paling sesuai dengan aspirasi dan keadaannya.
13
Apabila klienkorban KDRT tidak ingin melaporkan pelaku ke pihak berwajib, maka Konselor HukumPihak P2TP2A akan membantu
memediasi antara klien dengan pelaku untuk mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak.
11
Ariefuzzaman dan Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 50.
12
Observasi Peneliti pada Rabu, 25 Februari 2015, lihat lampiran I.
13
Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, h. 28.