Upaya Pencegahan Upaya P2TP2A dalam Mengatasi Masalah Kekerasan dalam Rumah

yang untuk penyuluhan yaa peningkatan kesadaran masyarakat, jadi pencegahan itu ke arah sana.” 46 Untuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai Pak Zainus Ketua Divisi Perlindungan dan Pendampingan Hukum, hasil wawancaranya sebagai berikut: “Ya itu tadi dari divisi saya ada penyuluhan anti kekerasan, kita berikan penyuluhan kepada masyarakat bahwa dampak hukum dari KDRT itu begitu menakutkan lah, itu kita sosialisasikan di lembaga-lembaga sosial maupun di sekolah- sekolah, posyandu, PKK, PAUD dan lain- lain.” 47

2. Upaya Penanganan

a. Pemberian Layanan Seperti sudah dijelaskan bahwa P2TP2A memberikan pelayanan bagi korban KDRT berupa pelayanan medis, pelayanan psikis, pelayanan hukum, dan konseling perkawinan. Sebagaimana dikatakan Bu Dini Staf Penerima Pengaduan sebagai berikut: “Selain sosialisasi, upaya yang kita lakukan ya kita memberi pelayanan, pelayanan KDRT untuk mengatasi masalahnya entah itu pelayanan hukum, pelayanan psikologi, pelayanan konsultasi perkawinan, pelayanan medis. Penyelesaiannya t ercipta sesuai sama visi misi P2TP2A.” 48 Untuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai Bu Listya Wakil Ketua II P2TP2A, hasil wawancaranya yaitu: 46 Wawancara Pribadi dengan Hj. Listya Windyarti, S.Sos, MKM, Tangerang Selatan, 07 April 2015, lihat lampiran VI. 47 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Zainus Sholeh, S.H.I, Tangerang Selatan, 06 April 2015, lihat lampiran V. 48 Wawancara Pribadi dengan Dini Kurnia, S.Si, Tangerang Selatan, 18 Maret 2015, lihat lampiran II. “Kalo untuk yang pelayanannya, ya itu tadi kita sudah mencoba memperkuat langkah-langkah yang bisa kita lakukan di P2TP2A, dari mulai divisi-divisinya tadi, dari mulai yang psikis, medis, humas, jejaring, data, trus pemberdayaan perempuan.” 49 Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara peneliti dengan Bu Herlina Ketua P2TP2A sebagai berikut: “Upaya dari segi penanganan yang sudah dilakukan kan kita ada tiga bidang nih, pertama bidang pelayanan yang membawahi pelayanan medis, psikis, hukum. ” 50 Jadi upaya penanganan untuk mengatasi masalah KDRT yaitu memberikan pelayanan bagi klienkorban KDRT seperti pelayanan medis, pelayanan psikis, pelayanan hukum, dan konseling perkawinan. b. Memperluas Jaringan Kerjasama Memperluas jaringan disini maksudnya adalah bekerja sama dengan taman bacaan dan posyandu untuk pembentukan pos pelayanan serta pembentukan Satuan Tugas Satgas di setiap kelurahan yang akan membantu P2TP2A dalam penanganan pengaduan tindak kekerasan. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bu Herlina Ketua P2TP2A sebagai berikut: “Jadi kita bekerja sama dengan taman bacaan dan posyandu membuat yang namanya pos pelayanan, dulu kita menyebutnya pos sahabat kita. Jadi mereka diperkenalkan 49 Wawancara Pribadi dengan Hj. Listya Windyarti, S.Sos, MKM, Tangerang Selatan, 07 April 2015, lihat lampiran VI. 50 Wawancara Pribadi dengan Herlina Mustikasari, S.Pd, MA, Tangerang Selatan, 17 April 2015, lihat lampiran IX. tentang P2TP2A, diberikan pelatihan dasar untuk menangani klien, setiap taman bacaan, posyandu di setiap kelurahan itu dibuka untuk pengaduan. Jadi program itu diteruskan oleh BPMPPKB, dan kita disini sebagai pusat pengaduannya. Pos sahabat kita sekarang namanya pos pelayanan terpadu. Itu diadakan karna kita juga ingin menjangkau masyarakat yang ada permasalahan. ” 51 Untuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai pengurus lain yaitu Bu Listya Wakil Ketua II P2TP2A dan Pak Zainus, hasil wawancara sebagai berikut: “trus juga sudah pembentukan satgas, pembentukan pos pelayanan terpadu di tingkat kecamatan dan kelurahan .” 52 “Kemudian ya itu membentuk jaringan di tingkat kelurahan, ada satgas, namanya pos pelayanan perempuan dan anak di setiap kecamatan.” 53 Jadi dengan adanya pos-pos pelayanan di sekitar masyarakat, klienkorban KDRT tidak harus datang ke P2TP2A melainkan dapat melaporkan melalui pos-pos pelayanan yang dibentuk oleh P2TP2A di setiap kelurahan untuk membantu mempermudah masyarakat menjangkau P2TP2A.

3. Upaya Pemulihan

a. Pemberdayaan Pemberdayaan disini yaitu pemberdayaan perempuan melalui pelatihan-pelatihan agar perempuan korban KDRT dapat mandiri 51 Wawancara Pribadi dengan Herlina Mustikasari, S.Pd, MA, Tangerang Selatan, 17 April 2015, lihat lampiran IX. 52 Wawancara Pribadi dengan Hj. Listya Windyarti, S.Sos, MKM, Tangerang Selatan, 07 April 2015, lihat lampiran VI. 53 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Zainus Sholeh, S.H.I, Tangerang Selatan, 06 April 2015, lihat lampiran V. dan tidak bergantung secara ekonomi oleh suami. P2TP2A telah mampu melakukan pemberdayaan kepada perempuan dalam bidang sosial ekonomi. Dalam perspektif Pekerja Sosial, Zastrow mendefinisikan konsep pemberdayaan empowerment sebagai proses menolong individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk meningkatkan kekuatan personal, interpersonal, sosial ekonomi, dan politik dan pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas hidupnya. 54 Kegiatan pemberdayaan dirujuk ke BPMPPKB, karena fokus P2TP2A adalah pelayanan dan penanganan pengaduan. Sebagaimana peneliti mewawancara Bu Diana sebagai berikut: “Kita berikan tambahan skill bagi dia, kita berikan pelatihan gitu sesuai dengan hobi dia. Kalau dia memang hobi masak ya kita arahkan untuk memiliki skill memasak, misalnya ikut pelatihan-pelatihan di BPMPPKB. ” 55 Untuk memperkuat data, peneliti juga mewawancarai Bu Herlina, Ketua P2TP2A bahwa pemberdayaan bagi klienkorban KDRT bekerja sama juga dengan PKBM atau UKM. Hasil wawancaranya sebagai berikut: “Pemberdayaan perempuan biasanya kita bekerja sama dengan PKBM ataupun UKM untuk memberdayakan para wanita korban KDRT. Jadi memberikan keterampilan untuk mereka, misalnya membuat sendal, memasak, merangkai bunga yang sifatnya lebih kepada keterampilan yang fungsional yaa.. menghasilkan sesuatu.” 56 54 Ariefuzzaman dan Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 51. 55 Wawancara Pribadi dengan Dra. Diana Mutiah, M.Si, Tangerang Selatan, 13 April 2015, lihat lampiran VII. 56 Wawancara Pribadi dengan Herlina Mustikasari, S.Pd, MA, Tangerang Selatan, 17 April 2015, lihat lampiran IX.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Dampak Kekerasan Anak Dalam Rumah Tangga (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPT) Kabupaten Situbondo)

0 29 17

DAMPAK KEKERASAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Situbondo)

0 5 17

PERANAN UPT P2TP2A (UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK) DALAM PENANGANAN DAN PENNGGULANGAN TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI KOTA BANDUNG.

14 122 44

Pemetaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Provinsi Bali.

0 0 4

PERAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DALAM MENJAMIN HAK PERLINDUNGAN BAGI ANAK KORBAN PENCABULAN DI KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 7

Efektivitas Collaborative Governance Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Pelayanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS).

1 5 14

Pemetaan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Sumatera Barat

0 0 16

MANAJEMEN PELAYANAN KONSELING TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN PESAWARAN LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 108

KINERJA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KOTA DEPOK DALAM PENANGANAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK TAHUN 2017

1 37 178