Penelitian Terdahulu Efektivitas Biaya Pengelolaan Limbah Rumah Sakit X di Jakarta Selatan

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Aktivitas Rumah Sakit sebagai Penghasil Limbah Rumah Sakit dengan berbagai aktivitas didalamnya memiliki potensi untuk menghasilkan residu yang dapat berdampak negatif pada lingkungan. Berbagai kegiatan yang ada di rumah sakit berlangsung secara terus menerus dan tanpa henti setiap harinya sehingga sangat berpotensi menghasilkan residu dalam jumlah yang tidak sedikit dan jenis residu yang memiliki kandungan berbahaya. Limbah yang dihasilkan tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan jenis yang berasal dari aktivitas medis maupun non medis, padatan, cairan maupun gas. Limbah rumah sakit terutama yang berasal dari aktivitas medis berpotensi besar menurunkan kualitas lingkungan, baik lingkungan rumah sakit maupun lingkungan sekitarnya. Rumah sakit juga merupakan tempat yang sangat potensial bagi transmisi dari berbagai agen penyakit yang ada di rumah sakit yang dapat menginfeksi ke pasien, para pegawai rumah sakit, maupun pengunjung rumah sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai kebijaksanaan pemerintah pusat maupun daerah dalam bidang pengelolaan lingkungan yang tertuang dalam peraturan dan perundang-undangan serta berbagai program lingkungan, selalu melibatkan rumah sakit sebagai sumber pencemar yang harus dikelola dengan baik dan benar Yayasan Pelangi Indonesia, 2002 dalam Haqq, 2009.

3.1.2 Cost-Effectiveness Analysis

Menurut Levin 1995 cost effectiveness analysis merupakan alat keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan yang paling efisien. Analisis ini mangacu pada pertimbangan alternatif keputusan yang memperhitungkan biaya dan dampak secara sistematis. CEA merupakan metode untuk menilai alternative program mana yang paling murah dalam menghasilkan output tertentu. Caranya dengan membandingkan biaya cost dengan output objective yang dihasilkan. Cost effectiveness analysis berkaitan erat dengan analisis biaya-manfaat karena keduanya merupakan evaluasi ekonomi yang mengacu pada biaya 25 sumberdaya alternatif penggunaan dan mengukur dengn cara yang sama. Namun, analisis biaya-manfaat digunakan untuk mengatasi jenis-jenis alternatif yang hasilnya hanya diukur dari segi nilai moneter. Beberapa langkah untuk dapat melakukan CEA, sebagai berikut: a. Identifikasi unsur-unsur biaya dari alternatif program yang akan dianalisis b. Biaya sama dengan perhitungan biaya pada CBA c. Menghitung biaya total d. Menghitung output yang berhasil objektive-nya e. Menghitung Cost Effectiveness Ratio: g. Membandingkan nilai CER dari masing-masing alternatif program h. Memilih nilai CER yang terkecil untuk direkomendasikan

3.1.3 Uji - t

Menurut Walpole 1993 uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji statistik t untuk mengetahui apakah masing-masing dari variabel bebasindependent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnyadependent. Menurut Sarwoko 2005, pengujian uji statistik t adalah : H : βi = 0 atau variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. H 1 : βi ≠ 0 atau varibel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Jika t hitn- k tα2, maka terima H 1 tolak H , artinya variabel bebas Xi berpengaruh nyata terhadap Y. Jika t hitn- k tα2 maka terima H tolak H 1 , artinya variabel bebas Xi tidak berpengaruh nyata terhadap Y.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Limbah merupakan salah satu permasalahan lingkungn yang sangat mendesak untuk dicarikan solusi secara tepat dan efisien. Manusia beraktivitas tanpa henti yang artinya limbah yang dihasilkan terus bertambah setiap harinya sehingga hal ini sangat penting untuk dijadikan perhatian serius dalam menanganinya. Pengolahan limbah yang tidak sesuai baik dalam perencanaan, CE Ratio = � � � � � � �� ℎ − = �ℎ − 0 �� �ℎ 26 pelaksanaan dan evaluasi dapat menyebabkan inefisiensi. Jika dikaitkan dengan biaya, adanya inefisiensi pengelolaan limbah dapat meningkatkan biaya lingkungan yang akan menjadi tanggungjawab rumah sakit. Penelitian ini bermula dari permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan limbah, yaitu permasalahan yang akan timbul apabila limbah tidak dikelola dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengelolaan limbah. Awal kajian dari penelitian ini adalah melihat dan menganalisis secara deskriptif keragaan pengelolaan limbah rumah sakit, bagaimana pembagian divisi pengelolaan limbah padat dan cair sampai mekanisme pengelolaan. Setelah itu, kajian dilanjutkan dengan meneliti efisiensi dari pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL. Efisiensi kinerja IPAL secara keseluruhan dapat digambarkan dengan membandingkan kualitas limbah setelah diolah outlet dengan yang sebelum diolah inlet. Optimalisasi pengelolaan limbah juga perlu memperhatikan keseluruhan biaya pengelolaan yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan penetapan tarif rumah sakit. Penetapan biaya pengelolaan limbah cair dihitung dengan menggunakan konsep Unit Daily Cost. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dibahas mengenai biaya efektif dalam penurunan per satuan parameter limbah dengan menggunakan konsep cost-effectiveness. Hal ini bertujuan untuk mengetahui biaya efektif dalam menurunkan konsentrasi parameter limbah. Secara umum, kualitas limbah dipengaruhi oleh aspek-aspek penting dalam operasional dan kinerja pengelolaan. Biaya yang diamati pengaruhnya adalah biaya penurunan per parameter limbah yang menunjukkan keefektifan biaya.