Efisiensi Kemampuan Fisik IPAL Rumah Sakit X
52
Nilai outlet tersebut berada dibawah standar baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 50 mgl. Hasil tersebut menunjukkan bahwa IPAL
Rumah Sakit X dapat menurunkan kadar pencemaran TSS dengan baik dan tidak membahayakan lingkungan.
Sumber: Data Divisi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit X
Gambar 15. Perbandingan Konsentrasi Parameter TSS Limbah Cair Rumah Sakit X tahun 2006-2013 dengan Standar Baku Mutu
Parameter terakhir yang diamati dalam penelitian ini adalah yang
memiliki standar baku mutu sebesar 10 mgl. Setelah dilakukan pengolahan dengan IPAL didapatkan nilai outlet rata-rata sebesar 3,08 mgl. penurunan
tersebut menunjukkan IPAL Rumah Sakit X bekerja dengan baik dan hasil pengolahan tidak membahayakan bagi lingkungan.
Sumber: Data Divisi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit X
Gambar 16. Perbandingan Konsentrasi Parameter Limbah Cair
Rumah Sakit X tahun 2006-2013 dengan Standar Baku Mutu
20 40
60 80
inlet rata- rata
BM outlet rata-
rata
mgl
Konsentrasi TSS
Konsentrasi TSS
5 10
15 20
25 30
inlet rata- rata
BM outlet rata-
rata
mgl
Konsentrasi NH3
Konsentrasi NH3
53
Kualitas limbah cair akan tergantung pada kemampuan fisik IPAL dan salah satu cara untuk mengukur hal tersebut adalah dengan menggunakan
perhitungan standar efisiensi yaitu dengan cara membandingkan penurunan konsentrasi dengan inlet limbah. Kemampuan fisik IPAL Rumah Sakit X yang
bersistem aerob-anaerob ini diamati dengan mengambil sampel inlet dan outlet dari parameter BOD, COD, TSS dan
. Nilai yang dimasukkan dalam perhitungan efisiensi adalah nilai rata-rata inlet dan outlet masing-masing
parameter, yaitu pada BOD sebesar 85 mgl dan 5,39 mgl, pada COD sebesar 249 mgl dan 24,43 mgl, pada TSS sebesar 62 mgl dan 3,93 mgl serta pada
sebesar 28,82 mgl dan 3,08 mgl. Perubahan nilai inlet masing-masing parameter dari waktu ke waktu tidak terlalu signifikan. Berbeda dengan nilai outlet yang
mangalami fluktuasi cukup signifikan dari waktu ke waktu. Fluktuasi yang terjadi pada nilai outlet dipengaruhi oleh debit limbah, kinerja bakteri, oksigen dan
kinerja pompa blower yang digunakan. Apabila debit limbah tinggi, bakteri yang dibutuhkan pun lebih banyak dan bekerja lebih keras untuk menurunkan
konsentrasi limbah. Berdasarkan data hasil uji laboratorium, diperoleh rata-rata efisiensi 80
persen untuk keempat parameter yang diuji. Nilai efisiensi yang didapatkan tersebut menunjukkan kemampuan fisik IPAL yang dimiliki Rumah Sakit X baik
dan efisien. Nilai efisiensi tertinggi adalah penurunan parameter BOD sebesar 93,66 persen yang berarti IPAL Rumah Sakit X efisien menurunkan konsentrasi
BOD 93,66 persen atau sebesar 79,61 mgl. Efisiensi terendah adalah penurunan parameter
, yaitu sebesar 89,31 yang berarti IPAL Rumah Sakit X efisien menurunkan konsentrasi
89,31 persen atau sebesar 25,74 mgl. Sedangkan untuk parameter lain memiliki efisiensi sebesar 93,65 persen atau 98,07 mgl
untuk TSS dan 90,19 persen atau 224,57 mgl untuk COD. Berdasarkan kategori efisiensi Metcalf Eddy 1991 untuk parameter
BOD, COD dan TSS, Rumah Sakit X yang menggunakan IPAL dengan sistem aerob-anaerob dapat dikatakan efisien untuk semua parameter yaitu BOD, COD
dan TSS. Ketiga parameter tersebut memiliki nilai efisiensi lebih dari 90 persen yang berarti memenuhi syarat efisiensi menurut Metcalf Eddy.
54
Kapasitas pengolahan limbah dapat diperkirakan dari data inlet dan outlet yang ada. Kapasitas pengolahan limbah menunjukkan besarnya daya tampung
IPAL dalam mengolah setiap parameter limbah cair. Kapasitas untuk masing- masing parameter ditentukan dengan mengalikan penurunan konsentrasi
parameter dengan debit limbah. Data debit limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah data debit limbah rata-rata yang dihasilkan Rumah Sakit X
setiap harinya, yaitu sebesar 20 .
Kapasitas pengolahan yang paling besar adalah pada parameter COD dengan kapasitas rata-rata sebesar 4,49 kghari. Sedangkan kapasitas pengolahan
yang paling kecil adalah pada parameter dengan rata-rata kapasitas
pengolahan sebesar 0,51 kghari. Rata-rata kapasitas pengolahan pada parameter BOD dan TSS masing-masing sebesar 1,59 kghari dan 1,16 kghari. Perhitungan
ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak terkait mengenai daya tampung IPAL dalam mengolah setiap parameter yang ada dalam limbah.
Nilai lain yang perlu diperhitungkan dalam pengolahan limbah selain efisiensi dan kapasitas adalah beban pencemaran limbah. Nilai beban pencemaran
ini menunjukkan berapa besar nilai masing-masing parameter limbah setiap harinya. Nilai beban pencemaran diperoleh dengan mengalikan konsentrasi outlet
dengan debit limbah. Berdasarkan data yang ada, nilai rata-rata pencemaran yang tertinggi adalah COD dengan beban pencemaran rata-rata sebesar 0,49 kghari.
Sedangkan nilai rata-rata pencemaran yang terendah adalah dengan beban
pencemaran rata-rata sebesar 0,06 kghari. Nilai rata-rata beban pencemaran untuk parameter lain yaitu BOD dan TSS masing-masing sebesar 0,11 kghari dan 0,08
kghari. Nilai beban pencemaran juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah beban pencemaran masing-masing parameter masih dapat diterima oleh
lingkungan atau tidak melebihi beban pencemaran yang ditentukan. Nilai beban pencemaran Rumah Sakit X yang didapatkan dari hasil
perhitungan disebut dengan beban pencemaran aktual BPA. Beban pencemaran actual BPA dapat dibandingkan dengan badan pencemaran maksimum untuk
mengetahui apakah beban pencemaran yang dihasilkan dari pengolahan limbah tetap mencemari atau tidak mencemari. BPM dapat dihitung dengan mengalikan
55
standar baku mutu masing-masing parameter dengan debit limbah yang dihasilkan setiap harinya.
Tabel 5. Penentuan Beban Pencemaran Limbah Rumah Sakit X
Parameter BPM kghari
BPA kghari Keterangan
BOD 1
0,11 tidak mencemari
COD 1,6
0,49 tidak mencemari
TSS 1
0,08 tidak mencemari
0,2 0,06
tidak mencemari
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan hasil perhitungan yang ada, konsentrasi dari parameter- parameter limbah seluruhnya dapat dikatakan tidak mencemari lingkungan atau
berada di bawah BPM. BPA yang dimiliki masing-masing parameter untuk BOD sebesar 0,11 kghari, COD sebesar 0,49 kghari, TSS 0,08 kghari dan untuk
sebesar 0,06 kghari. Selain beban pencemaran yang diperhatikan, juga perlu diperhatikan baku
mutu limbah cair BMLC. Nilai BMLC menunjukkan seberapa besar pencapaian target untuk disesuaikan dengan baku mutu pada masing-masing parameter
limbah. Nilai BMLC dihitung dengan mengurangkan nilai dua kali baku mutu dengan konsentrasi outlet dan dibagi dengan baku mutu parameter serta
dinyatakan dengan persentase. Nilai BMLC Rumah Sakit X berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
nilai BMLC tidak sama dengan baku mutu. Berbanding lurus dengan nilai rata- rata BPA dimana seluruh parameter memenuhi target pencapaian atau berada di
bawah standar baku mutu karena nilainya berkisar antara 150 persen sampai dengan 200 persen. Pencapaian target BMLC untuk masing-masing parameter
BOD, COD, TSS dan adalah 189,22 persen, 169,46 persen, 192,13 persen
dan 169,20 persen.
56
Tabel 6. Nilai Rata-rata Efisiensi, Kapasitas, Beban Pencemaran Aktual dan Pencapaian Baku Mutu Limbah Cair pada IPAL Rumah Sakit X Tahun
2006-2013
Par Std
BM mgl
Debit rata-rata
hari Inlet
rata-rata mgl
Outlet rata-rata
mgl Efisiensi
rata-rata persen
Kapasitas rata-rata
kghari BPA
rata-rata kghari
BMLC rata-rata
persen BOD
50 20
85 5,39
93,66 1,59
0,11 189,22
COD 80
249 24,43
90,19 4,49
0,49 169,46
TSS 50
62 3,93
96,66 0,08
0,08 192,13
10 28,82
3,08 89,31
0,06 0,06
169,20 Sumber: Data Primer diolah