Metode Pengumpulan Data Efektivitas Biaya Pengelolaan Limbah Rumah Sakit X di Jakarta Selatan

30 dengan menggunakan kaidah pengambilan sampel sekurang-kurangnya 30 observasi akan mendekati garis normal Gujarati, 2007. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan orang yang menjadi responden mengetahui kompetensipermasalahan yang terjadi dalam topik Martono, 2010. Masyarakat yang dijadikan responden yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar Rumah Sakit X dengan kriteria rumah tangga yang tinggal tepat disamping rumah sakit dan dilalui oleh saluran pembuangan rumah sakit sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dengan limbah yang dihasilkan rumah sakit.

4.4 Metode Pengolahan Data

Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pada tabel dibawah ini akan diuraikan matriks analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Tabel 4. Alat Analisis dan Kebutuhan Data untuk Penelitian No. Tujuan Penelitian Alat Analisis Data Jenis Sampel 1 Mengkaji karakteristik pengelolaan limbah dan menganalisis penilaian masyarakat terhadap pengolahan limbah Rumah Sakit X Deskriptif kualitatif Data pengelolaan limbah dan wawancara masyarakat sekitar RS Primer Sekunder Masyarakat Sekitar RS dan Pengelola 2 orang Ka. IPSRS dan Ka. Sanitasi Lingkungan 2 Menghitung dan menganalisis efisiensi IPAL Standar efisiensi IPAL uji-t Data inlet-outlet Sekunder Pengelola 2 orang Ka. IPSRS dan Ka. Sanitasi Lingkungan 3 Analisis efektivitas biaya pengolahan limbah cair denggan IPAL serta besarnya biaya yang dapat dibebankan kepada pasien UDC cost effectiveness analysis Data biaya pengolahan limbah Sekunder Pengelola 2 orang Ka. IPSRS dan Ka. Sanitasi Lingkungan 31 4.4.1 Karakteristik Pengelolaan Limbah dan Penilaian Masyarakat terhadap Pengolahan Limbah Rumah Sakit Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui deskripsi mengenai pengelolaan limbah rumah sakit. Karakteristik IPAL dengan data yang didapatkan di bagian lingkungan Rumah Sakit X dan pengelolaan limbah padat melalui kerjasama dengan dinas dan instansi terkait akan dikaji secara jelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik pengelolaan limbah secara umum. Penilaian masyarakat terhadap pengolahan limbah diperlukan untuk mengetahui kinerja dari pengelolaan limbah yang dilakukan. Masyarakat dalam penelitian ini merupakan masyarakat sekitar Rumah Sakit X. Data untuk mengetahui penilaian masyarakat diperoleh dengan wawancara kepada 35 masyarakat Jalan Rambai. Analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

4.4.2 Evaluasi Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Kemampuan fisik IPAL rumah sakit akan dianalisis berdasarkan kualitas limbah cair yang dihasilkan. Hasil dari tahap ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pengelolaan IPAL di kemudian hari sebagai masukan dalam pengembangan rumah sakit termasuk perencanaan pengembangan IPAL. Selain itu, nilai efisiensi juga dapat dijadikan bahan pembanding terhadap keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan untuk mengelola limbah cair. Kemampuan fisik IPAL rumah sakit dievaluasi dengan membandingkan kualitas setiap kadar parameter pencemar limbah rumah sakit sebelum inlet dan sesudah masuk IPAL outlet menggunakan uji-t pada taraf nyata lima persen. Beban IPAL dihitung berdasarkan tingkat efisiensi, kapasitas IPAL, beban limbah nyata atau beban pencemaran, dan pencapaian baku mutu limbah cair yang berpedoman pada metode yang dikemukakan oleh Soeparman dan Suparmin 2001. = − 00 Tingkat efisiensi IPAL dikelompokkan sebagai berikut: - Sangat efisien : x 80 - Efisien : 60 x ≤ 80 - Cukup efisien : 40 x ≤ 60 - Kurang efisien : 20 x ≤ 40 - Tidak efisien : x ≤ 20 32 Kapasitas = ℎ Beban Pencemaran = ℎ Hasil dari Beban Pencemar Aktual BPA dibandingkan dengan Beban Pencemaran Maksimum BPM yang dihitung dengan menggunakan standar baku mutu pada masing-masing parameter. = − 00 Standar target pencapaian BMLC adalah sebagai berikut: - 0 BMLC 99 = pencapaian di atas baku mutu - BMLC = 100 = pencapaian sama dengan baku mutu - 101 BMLC 200 = pencapaian di bawah baku mutu Keterangan: BM = Baku Mutu BMLC = Baku Mutu Limbah Cair Penggunaan uji-t pada penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan nilai rataan baku mutu limbah dengan dua perlakuan, yaitu tanpa pengolahan memakai nilai inlet dan dengan pengolahan memakai nilai outlet. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya pengolahan nilai outlet akan berada di bawah nilai inlet dan untuk mengetahui signifikan atau tidak penurunan parameter setelah melalui proses pengolahan dengan IPAL. Uji-t dilakukan dengan menggunakan statistik t-paired.

4.4.3 Biaya Efektif Penurunan Baku Mutu Parameter Limbah dengan IPAL

Sebelum menghitung biaya efektif, yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi keseluruhan biaya pengolahan limbah cair. Perhitungan biaya pengolahan limbah dengan IPAL dapat dipergunakan untuk menentukan strategi dalam mengurangi biaya pengolahan limbah cair. Manfaat yang diharapkan dari pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL adalah berkurangnya konsentrasi dari parameter-parameter yang terdapat pada limbah. Kualitas limbah ditentukan oleh konsentrasi dari setiap parameter. Konsep efektivitas biaya dapat membantu mengidentifikasi biaya penurunan dari masing- masing parameter yang paling efektif dalam pengolahan limbah cair melalui IPAL. Rasio efektivitas biaya dalam penelitian ini ditunjukkan oleh keseluruhan