Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

6 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, delapan Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan dua Pelayanan Medik Subspesialis Dasar serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 200 buah. 3. Rumah Sakit Umum Kelas C Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan empat Pelayanan Spesialis Penunjang Medik serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 100 buah. 4. Rumah Sakit Umum Kelas D Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit dua Pelayanan Medik Spesialis Dasar serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 50 buah. Selain Rumah Sakit Umum juga terdapat Rumah Sakit Khusus. Jenis Rumah Sakit Khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantunga Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, THT, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin. Rumah sakit memiliki berbagai fungsi, tidak hanya sebagai pemberi layanan kesehatan tetapi juga sebagai sarana pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Klasifikasi rumah sakit didasarkan pada berbagai macam aspek dalam pelayanan hingga fasilitas yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983MenkesSK171992 tentang pedoman organisasi, rumah sakit umum merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan sub spesialistik. Sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D.

2.2 Landasan Hukum yang Mengatur Limbah Rumah Sakit

Pelaksanaan pengelolaan limbah rumah sakit harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peraturan yang terkait dalam hal ini adalah peraturan 7 yang berhubungan dengan pengendalian pencemaran air. Berikut adalah peraturan yang berlaku: 1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Hal-hal yang terkait adalah : a Kewajiban mengendalikan pencemaran lingkungan bagi yang menimbulkannya, baik bagi setiap orang pasal 5 ayat 2 maupun bagi setiap bidang usaha pasal 7 ayat 1. b Dasar perlindungan lingkungan hidup, yaitu dengan berdasarkan baku mutu lingkungan pasal 15. c Persyaratan pembuangan limbah cair ke dalam lingkungan, yaitu tidak boleh menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan yang menerima limbah tersebut pasal 15 ayat 2. d Ganti rugi dan biaya pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran lingkungan pasal 20 ayat 1 dan 3. e Sanksi pidana perusakan dan pencemaran lingkungan pasal 22. 2. PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mengenai kriteria, tolak ukur pencemaran, penggolongan air, daya tampung, izin, pengaturan pembuangan limbah cair yang mencantumkan tentang : a Kriteria dan tolak ukur pencemaran, yaitu didasarkan pada baku mutu air sesuai dengan peruntukannya. b Penggolongan air dan baku mutu air pasal 7, 10, 42. c Dasar pengendalian pencemaran air, yaitu berdasarkan baku mutu air, daya tampung beban pencemaran pada lingkungan perairan penerima limbah, baku mutu limbah, persyaratan pembuangan limbah dan perizinan pembuangan limbah pasal 14, 15,16, 17, 25 dan 26. d Perizinan pembuangan limbah cair ke dalam lingkungan perairan pasal 17, 20, 21, 22, 25 dan 26. e Kewajiban setiap penanggungjawab kegiatan yang membuang limbahnya ke lingkungan perairan untuk melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Gubernur pasal 31, ayat 2, dan pasal 32.