Aspek Ekonomi dari Pengolahan Limbah Rumah Sakit Pemanfaatan Limbah
23
2 Haqq
2009 Analisis
Efektivitas Biaya dan Penilaian
Masyarakat terhadap
Pengelolaan Limbah Rumah
Sakit Telogorejo Semarang
Uji Nilai Tengah, Uji-t,
CEA, Regresi Linear
Sederhana IPAL RS. Telogorejo mampu
menurunkan konsentrasi
dari kelima parameter secara signifikan.
UDC yang didapat sebesar Rp 1.397,04
Rasio efektivitas biaya: COD = Rp. 0.016mg.
TSS = Rp. 0.018mg BOD = Rp. 0.044mg
NH3 = Rp. 0.089mg PO4 = Rp. 0.471mg
Pengaruh biaya efektif dengan penurunan konsentrasi adalah pada
parameter NH3 sebesar 74.1. Nilai R-sq untuk setiap parameter:
BOD = 65,6 COD = 69,2
TSS = 45,4 PO4 = 25,1
Persepsi masyarakat sekitar dalam menilai pengelolaan limbah RS.
Telogorejo adalah Baik.
Penelitian mengenai efektivitas pengolahan limbah belum banyak dilakukan terutama pengolahan limbah dengan limbah rumah sakit sebagai studi
kasusnya. Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengolahan limbah rumah sakit telah dilakukan dengan baik dan manfaat terhadap peningkatan pengolahan
limbah telah dirasakan. Banyak kesamaan antara penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian ini, namun terdapat juga beberapa perbedaan. Perbedaannya
antara lain yaitu dari segi lokasi, tujuan, jenis kegiatan yang melatarbelakangi pencemaran, serta perbedaan persepsi masyarakat. Penelitian ini menganalisis
efektivitas biaya pengolahan limbah cair dengan pengolahan limbah cair Rumah Sakit X sebagai studi kasusnya. Metode penelitian yang dilakukan untuk
menentukan efektivitas biaya pengolahan limbah ini yaitu dengan Cost Effectiveness Analysis.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Aktivitas Rumah Sakit sebagai Penghasil Limbah
Rumah Sakit dengan berbagai aktivitas didalamnya memiliki potensi untuk menghasilkan residu yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Berbagai kegiatan yang ada di rumah sakit berlangsung secara terus menerus dan tanpa henti setiap harinya sehingga sangat berpotensi menghasilkan residu dalam
jumlah yang tidak sedikit dan jenis residu yang memiliki kandungan berbahaya. Limbah yang dihasilkan tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan jenis yang
berasal dari aktivitas medis maupun non medis, padatan, cairan maupun gas. Limbah rumah sakit terutama yang berasal dari aktivitas medis berpotensi besar
menurunkan kualitas lingkungan, baik lingkungan rumah sakit maupun lingkungan sekitarnya.
Rumah sakit juga merupakan tempat yang sangat potensial bagi transmisi dari berbagai agen penyakit yang ada di rumah sakit yang dapat menginfeksi ke
pasien, para pegawai rumah sakit, maupun pengunjung rumah sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai kebijaksanaan pemerintah pusat maupun daerah
dalam bidang pengelolaan lingkungan yang tertuang dalam peraturan dan perundang-undangan serta berbagai program lingkungan, selalu melibatkan rumah
sakit sebagai sumber pencemar yang harus dikelola dengan baik dan benar Yayasan Pelangi Indonesia, 2002 dalam Haqq, 2009.