21
pengobatannya yang mahal. Bibit penyakit berupa kuman, virus HIV, dan virus hepatitis bila strain ganas bukan lagi menyebabkan kualitas SDM
menurun, bahkan menyebabkan maut.
2.8 Aspek Ekonomi dari Pengolahan Limbah Rumah Sakit
Proses minimisasi limbah di rumah sakit bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan memberikan keuntungan ekonomis seperti mengurangi
biaya investasi atau modal dan biaya operasi unit pengolah limbah yang dilakukan di rumah sakit yang bersangkutan, mengurangi biaya pengolahan limbah dan
transportasi untuk pengolahan limbah di luar fasilitas rumah sakit, mengurangi biaya untuk perizinan, pemantauan, penegakan dan tanggap darurat, mengurangi
biaya penanggulangan kerusakan lingkungan, meningkatkan keuntungan karena penjualan atau pemanfaatan limbah serta menjamin kesejahteraan sosial dan
ekonomi masyarakat karena terhindar dari kerugian yang dapat ditimbulkan dari limbah.
Limbah yang merupakan eksternalitas negatif dari adanya suatu produksi atau kegiatan dapat diminimisasi dengan suatu pengolahan yang membutuhkan
biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk menutup eksternalitas negatif atau mengkompensasi kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi disebut dengan
External Cost. Biaya tersebut adalah biaya di luar biaya swasta Private Cost yang digunakan dalam menjalankan usaha. Dengan kata lain, keseluruhan biaya
yang dikeluarkan oleh suatu unit usaha yang mencakup biaya eksternal disebut dengan biaya sosial Sosial Cost. Besarnya biaya akan berubah sejalan dengan
adanya perubahan aktivitas produksi dari suatu unit usaha. Perubahan biaya tersebut adalah biaya marjinal. Sesuai dengan konsep biaya sosial yang lebih
besar dari biaya swasta, besar Marginal Sosial Cost MSC juga lebih besar daripada Marginal Private Cost MPC karena merupakan penambahan MPC
dengan MEC Marginal External Cost.
2.9 Pemanfaatan Limbah
Pemanfaatan limbah akan sangat membantu dalam mengurangi jumlah limbah di lingkungan rumah sakit dan juga memberi nilai tambah pada limbah
22
yang semula tidak mempunyai nilai ekonomis menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomis. Pelaksanaan pemanfaatan limbah dapat berlangsung di dalam
ataupun di luar rumah sakit. Pemanfaatan limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu, kegiatan 3R reuse, recycle dan recovery DKSHE IPB, 2008.
Limbah cair rumah sakit dalam bentuk air hasil olahan dapat digunakan kembali. Air hasil olahan dapat dipergunakan untuk menyiram tanaman dan
mencuci mobil serta endapannya dapat dijadikan batu bata. Selain itu, air hasil olahan dapat dijadikan pengisi kolam ikan hias atau membuat ternak ikan non
konsumtif seperti ikan hias dan ikan sapu-sapu. Sampah limbah padat rumah sakit tidak bisa dimanfaatkan seluruhnya.
Hanya sampah non-infeksius yang dapat dimanfaatkan, misalnya sampah tersebut dijadikan kompos untuk dijual sebagai pupuk tanaman. Pemanfaatan sampah
infeksius rumah sakit tidak diperkenankan karena mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan penggunanya.
2.10 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang pengelolahan limbah cair serta efektivitasnya dalam menurunkan kadar pencemaran yang dapat
dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Alat Analisis
Hasil Penelitian
1 Djunaedi
2007 Kajian Efektivitas
Pengolahan Limbah Cair
Rumah Sakit Studi Kasus
Rumah Sakit di DKI Jakarta
Uji-t, Principle Compnenf
Analysis PCA, korelasi dan
analisis efektivitas biaya
Secara umum IPAL rumah sakit hanya efektif mereduksi E. coli,
fluoride dan meningkatkan oksigen terlarut.
Terdapat hubungan ratio antara kinerja rumah sakit dengan:
padatan tersuspensi biaya pengolahan fosfat
biaya pengolahan ammonia jumlah tenaga kerja - amonia
jumlah tenaga deman MPN
Koli. Biaya pengolahan tidak efektif
terhadap parameter: BOD
COD padatan tersuspensi
arnonia dan fosfat
23
2 Haqq
2009 Analisis
Efektivitas Biaya dan Penilaian
Masyarakat terhadap
Pengelolaan Limbah Rumah
Sakit Telogorejo Semarang
Uji Nilai Tengah, Uji-t,
CEA, Regresi Linear
Sederhana IPAL RS. Telogorejo mampu
menurunkan konsentrasi
dari kelima parameter secara signifikan.
UDC yang didapat sebesar Rp 1.397,04
Rasio efektivitas biaya: COD = Rp. 0.016mg.
TSS = Rp. 0.018mg BOD = Rp. 0.044mg
NH3 = Rp. 0.089mg PO4 = Rp. 0.471mg
Pengaruh biaya efektif dengan penurunan konsentrasi adalah pada
parameter NH3 sebesar 74.1. Nilai R-sq untuk setiap parameter:
BOD = 65,6 COD = 69,2
TSS = 45,4 PO4 = 25,1
Persepsi masyarakat sekitar dalam menilai pengelolaan limbah RS.
Telogorejo adalah Baik.
Penelitian mengenai efektivitas pengolahan limbah belum banyak dilakukan terutama pengolahan limbah dengan limbah rumah sakit sebagai studi
kasusnya. Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengolahan limbah rumah sakit telah dilakukan dengan baik dan manfaat terhadap peningkatan pengolahan
limbah telah dirasakan. Banyak kesamaan antara penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian ini, namun terdapat juga beberapa perbedaan. Perbedaannya
antara lain yaitu dari segi lokasi, tujuan, jenis kegiatan yang melatarbelakangi pencemaran, serta perbedaan persepsi masyarakat. Penelitian ini menganalisis
efektivitas biaya pengolahan limbah cair dengan pengolahan limbah cair Rumah Sakit X sebagai studi kasusnya. Metode penelitian yang dilakukan untuk
menentukan efektivitas biaya pengolahan limbah ini yaitu dengan Cost Effectiveness Analysis.