8
3. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
a Setiap orang yang membuang air limbah ke prasarana dan atau sarana pengelolaan air limbah yang disediakan oleh Pemerintah KabupatenKota
dikenakan retribusi pasal 24 ayat 1. b Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
pasal 32. 4. Kep-58MenLH121995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Rumah Sakit. Peraturan ini mengenai baku mutu limbah cair rumah sakit dan tanggungjawab
rumah sakit mencantumkan tentang : a baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit pasal 2 ayat 1 dan lampiran
3, 4, 5, 6. b Rumah sakit yang telah beroperasi sebelum dikeluarkannya keputusan ini,
berlaku Baku Mutu Limbah Cair BMLC seperti dalam lampiran A dan wajib memenuhi BMLC seperti dalam lampiran B selambat lambatnya
tanggal 1 Januari 2000 pasal 3 ayat a. c Rumah
sakit yang
tahap perencanaannya
dilakukan sebelum
dikeluarkannya keputusan ini dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini, berlaku BMLC lampiran A dan wajib memenuhi BMLC
lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 2000 pasal 3 ayat b. d Kewajiban penanggungjawab kegiatan rumah sakit untuk mengelola dan
memeriksa kualitas limbah cair oleh laboratorium yang berwenang berikut frekuensinya pasal 7 dan 8.
2.3 Limbah Rumah Sakit
Limbah merupakan zat sisa hasil aktivitas manusia baik dalam skala kecil maupun besar ataupun zat sisa hasil dari proses alam yang tidak memiliki nilai.
Bentuk dari zat sisa tersebut dapat berupa gas, cair dan padat yang dapat berdampak buruk jika dilepaskan ke lingkungan tanpa melalui proses tertentu.
9
Setiap aktivitas manusia dapat menghasilkan limbah tidak terkecuali dalam suatu institusi rumah sakit yang melibatkan berbagai aktivitas medis
didalamnya. Limbah rumah sakit harus menjadi perhatian penuh bagi pengelola rumah sakit mengingat dampak yang dapat ditimbulkan sangatlah berbahaya.
Pengelolaan limbah secara tidak tepat dapat menyebarkan berbagai macam penyakit yang berbahaya karena limbah tersebut mrngandung berbagai macam
toksik yang didalamnya terdapat berbagai macam bakteri bahkan virus menular berbahaya.
Berdasarkan karakteristiknya, jenis limbah rumah sakit terbagi atas dua jenis yaitu limbah medis dan limbah non medis. Limbah medis merupakan limbah
yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterinary, farmasi, serta limbah rumah sakit pada saat dilakukan perawatan atau pengobatan dan
penelitian. Sementara itu, limbah non medis merupakan limbah hasil aktivitas rumah sakit yang tidak berhubungan dengan pelayanan medis. Kedua limbah ini
memiliki dampak yang besar bagi lingkungan dan makhluk hidup lain jika tidak melalui proses pengolahan yang baik Depkes RI, 2002. Berdasarkan potensi
bahaya yang terkandung di dalamnya jenis limbah medis dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Limbah benda tajam Limbah benda tajam merupakan limbah yang memiliki sudut atau sisi
tajam yang dapat memotong kulit dan memiliki potensi untuk menularkan berbagai macam bakteri penyakit dan virus.
b. Limbah infeksius Limbah infeksius merupakan limbah yang mengandung mikroorganisme
pathogen seperti virus, bakteri dan parasit yang dalam konsentrasi dan jumlah yang cukup dapat menyebarkan penyakit kepada orang yang rentan
WHO, 1999. c. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh merupakan limbah yang berupa jaringan tubuh seperti organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh. Limbah ini biasanya
dihasilkan dari proses pembedahan atau operasi pasien. d. Limbah sitotoksik
10
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi dengan obat selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
e. Limbah farmasi Limbah farmasi merupakan limbah yang berasal dari obat-obatan yang
digunakan dalam pengobatan pasien. f. Limbah kimia
Limbah kimia merupakan limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
g. Limbah radioaktif Limbah radioaktif merupakan limbah yang berasal dari bahan yang
terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan riset radionukleotida atau medis.
Limbah-limbah rumah sakit yang beragam tersebut merupakan hasil dari berbagai aktivitas yang ada di rumah sakit. Sumber dari limbah-limbah tersebut
dapat berasal dari aktivitas medis maupun non medis. Kegiatan operasional dari rumah sakit akan menghasilkan limbah medis dan non medis, berikut pembagian
unit-unit penghasil limbah di rumah sakit: 1. Limbah non medis banyak dihasilkan dari kegiatan non medis yaitu
berasal dari ruang perkantoran, dapur, perawatan, dan lain-lain. 2. Instalasi di rumah sakit yang berpotensi sebagai sumber panghasil limbah
medis adalah: a unit kegiatan pelayanan medis yaitu rawat jalan, unit rawat inap
termasuk ICU, unit gawat darurat, unit bedah, dan unit bersalin. b unit kegiatan penunjang medis yaitu radiologi, laboratorium,
hemodialysis, dan farmasi. Karakteristik limbah perlu untuk diketahui agar lebih memudahkan dalam
pengelolaan limbah. Disamping itu karakteristik limbah juga akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari sumber daya yang akan dimanfaatkan.
2.4 Strategi Pengelolaan Limbah
Limbah yang dihasilkan rumah sakit memiliki dampak yang berbahaya sehingga diperlukan tindakan pengolahan limbah yang baik. Pengelolaan limbah