Perhitungan Unit Daily Cost dari Pengelolaan Limbah Cair

63 rata-rata penurunan konsentrasi sebesar 224,57 mgl sehingga didapatkan rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi sebesar 0,048. Rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi pada parameter COD lebih rendah dari pada rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi pada parameter BOD. Hal itu terjadi karena rata-rata penurunan konsentrasi pada parameter COD lebih tinggi dari pada rata-rata penurunan pada parameter BOD. Semakin besar rata-rata penurunan konsentrasi pada suatu parameter akan didapatkan rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi yang relatif lebih kecil. Parameter TSS memiliki penurunan konsentrasi rata-rata sebesar 58,07 mgl sehingga didapatkan rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi sebesar 0,184. Sedangkan untuk parameter memiliki penurunan rata-rata konsentrasi paling rendah yaitu sebesar 25,74 mgl sehingga rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi parameternya memiliki nilai paling tinggi yaitu sebesar 0,416. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan rasio efektivitas biaya penurunan konsentrasi yang paling efektif pada pengolahan limbah cair Rumah Sakit X adalah pada parameter COD dengan rasio efektivitas biaya penurunan sebesar 0,048 dan penurunan konsentrasi sebesar 224,57 mgl. Sedangkan rasio efektivitas biaya yang paling tinggi dibandingkan dengan rasio efektivitas biaya penurunan parameter lain adalah pada parameter dengan rasio efektivitas biaya sebesar 0,416 dan memiliki penuruan parameter paling kecil jika dibandingkan dengan penurunan parameter lain yaitu hanya menurunkan sebesar 25,74 mgl. Tabel 10. Rasio Efektivitas Biaya Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah Rumah Sakit X. Parameter Biayaliter Rp Penurunan mgl Rasio Efektivitas Biaya Penurunan BOD 10,709 79,61 0,135 COD 224,57 0,048 TSS 58,07 0,184 25,74 0,416 Sumber: Data Primer diolah Keterangan: Semua variabel dinyatakan dalam per hari 64

8.4 Efektivitas Biaya Penurunan Parameter Limbah pada Dua Sistem Pengolahan Limbah Cair yang Berbeda

Biaya dalam sebuah proyek dapat dikatakan efektif jika nilai rasio efektivitas biayanya lebih rendah dari rasio efektivitas biaya pada alternatif lain. Nilai rasio efektivitas biaya penurunan setiap parameter limbah yang didapatkan akan dibandingkan dengan rasio efektivitas biaya pada penelitian sebelumnya. Nilai rasio efektivitas biaya yang akan dibandingkan adalah rasio efektivitas biaya pada penelitian yang dilakukan oleh Haqq tahun 2009. Lokasi pada penelitian sebelumnya yaitu berada di Kota Semarang. Rumah Sakit Y merupakan rumah sakit kelas B dengan 295 tempat tidur berdasarkan data pada tahun 2009. Kapasitas pelayanan yang begitu besar menjadikan limbah yang dihasilkan juga sangat banyak sehingga diperlukan sistem pengolahan limbah dengan kapasitas yang besar. Rumah Sakit Y memiliki IPAL dengan luas sebesar 235,84 . IPAL yang dimiliki oleh Rumah Sakit Y mampu mengolah limbah cair sebesar 300 atau 300.000 liter setiap harinya dengan sistem pengolahan Bioreaktor Lumpur aktif. Berikut ini adalah perbedaan sistem pengolahan limbah cair antara Rumah Sakit X dengan Rumah Sakit Y. Tabel 11. Perbandingan Sistem Pengolahan Limbah pada Rumah Sakit X dan Rumah Sakit Y Indikator Sistem Pengolahan Rumah Sakit X Y Tipe Rumah Sakit Kelas D Kelas B Jumlah Tempat Tidur 60 Tempat Tidur 295 Tempat Tidur Debit pengolahan limbah per hari 20 300 Luas IPAL 12 235,84 Jenis IPAL Biofilter anaerob-aerob Bioreaktor lumpur aktif Biaya Investasi Rp. 200.000.000 Rp. 1.200.000.000 Rata-rata biaya pengolahantahun Rp. 78.172.212 Rp. 150.426.091 Penurunan Parameter:  BOD 79,61 mgl 33,25 mgl  COD 224,57 mgl 86,86 mgl  TSS 58,07 mgl 78,03 mgl  25,74 mgl 17,19 mgl Keterangan: X = Rumah Sakit yang saat ini diteliti Y = Rumah Sakit yang telah diteliti dengan kondisi tahun 2006