26
kelayakan usahatani dapat diukur dengan menggunakan analisis imbangan penerimaan dengan biaya RC ratio yang didasari pada perhitungan secara
finansial. Rasio imbangan penerimaan dengan biaya merupakan perbandingan antara
penerimaan revenue dengan biaya cost. Analisis ini menunjukkan berapa rupiah penerimaan usahatani yang diperoleh petani dari setiap satu rupiah biaya
yang mereka keluarkan untuk kegiatan usahatani tersebut. Semakin besar nilai RC rasio maka semakin besar pula penerimaan usahatani yang diterima petani
untuk setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal ini dapat dikatakan bahwa usahatani tersebut layak untuk dilaksanakan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kecamatan Pasirwangi terdiri dari 12 desa dan 3 diantaranya adalah Desa Padaawas, Desa Karyamekar, dan Desa Sarimukti . Ketiga desa tersebut
merupakan desa-desa penghasil kentang yang ada di Kecamatan Pasirwangi. Permasalahan agribisnis yang dihadapi dalam pengembangan sentra produksi
kentang di Kabupaten Garut adalah fluktuasi jumlah produksi diakibatkan berbagai faktor seperti serangan hama dan penyakit. Selain itu akibat efek
pemanasan global, petani menjadi lebih sulit untuk menentukan musim, cuaca dan gejala-gejala alam yang lainnya. Sehingga hasil yang diperoleh terkadang tidak
sesuai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu permasalahan yang dihadapi petani ketang di Kecamatan Pasirwangi
Kabupaten Garut adalah dalam penyediaan benih kentang bermutu sebagai input utamanya. Hingga kini, benih tersebut sebagian besar dipasok dari luar Kabupaten
Garut, yakni berasal dari Pangalengan. Karena Luas lahan dan skala usaha yang dimiliki petani relatif kecil, para petani merasa terbebani sehingga terkadang
mereka menggunakan benih yang berasal dari hasil panen mereka. Sehingga hasil produksi yang para petani dapatkan selalu mengalami penurunan kualitas maupun
kuantitas. Pendapatan usahatani merupakan hasil akhir yang akan diproleh oleh petani
sebagai bentuk imbalan atas pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam usahatani kentang sehingga harus efisien dalam menggunakan sumberdayanya.
Efisiensi usahatani kentang dapat dilihat dari hasil analisis nilai RC yang
27
menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh petani dari setiap biaya yang dikeluarkan dan selain itu RC juga digunakan untuk melihat usahatani yang
dilakukan menguntungkan atau tidak secara ekonomi. Penelitian ini menganalisis pendapatan keragaan usahatani kentang berdasarkan teknis budidaya, penggunaan
input, penerimaan biaya usahatani. Pendapatan yang diperoleh dari kedua usahatani tersebut kemudian dihitung berdasarkan nilai efisiensi sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui usahatani kentang yang dilakukan lebih efisien untuk dijalankan. Alur kerangka pemikiran secara operasional dapat dilihat
pada gambar 1.
28
Gambar 1. Kerangka operasional analisis pendapatan usahatani kentang tiga desa di Kecamatan Pasirwangi
Kabupaten Garut Analisis Usahatani Kentang Di Desa Padaawas, Desa
Keryamekar, dan Desa Sarimukti Kabupaten Garut
Identifikasi keragaan usahatani kentang Analisis Pendapatan
Penerimaan Usahatani Biaya Usahatani
Analisis Imbangan
Penerimaan biaya RC
Uji Beda Anova
Kesimpulan dan Saran Produksi Kentang Di Desa Padaawas, Desa
Keryamekar, dan Desa Sarimukti beragam
Kendala yang Sering Dihadapi Petani Perilaku petani yang berbeda-beda
Penggunaan input yang beragam Perbedaan jarak menuju pasar
Sekala usaha yang beragam Faktor alam
Sulitnya mendapatkan benih
29
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian