31
dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomis dari alat tersebut. Adapun rumus dari penyusutan adalah
sebagai berikut : Biaya Penyusutan =
Dimana : Nb = Nilai beli Rp Ns = Nilai sisa Rp
n = Umur ekonomis alat Tahun
Terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi antara biaya dan penerimaan : 1
Jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani tersebut dikatakan rugi.
2 Jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani tersebut
dikatakan berada pada titik impas. 3
Jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani tersebut dikatakan untung.
Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pendapatan kotor = TR - TB Pendapatan bersih = TR - TB + BD
dimana : Pendapatan = Pendapatan usahatani Rp
TR = Penerimaan total Rp
TB = Biaya diperhitungkan Rp
4.4.2 Analisis Efisiensi RC ratio
Analisis efisiensi usahatani merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi dari kegiatan usahatani, yang dapat diketahui dari hasil
perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya dalam satu kali periode produksi usahatani. Adapun rumus untuk analisis efisiensi adalah sebagai berkut :
RC Ratio =
32
Dimana : TR = Total ravenue Total penerimaan usahatani Rp
TC = Total cost Total biaya usahatani Rp RC ratio menunjukkan bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan dalam
kegiatan usahatani tersebut akan memperoleh penerimaan sebesar nilai RC tersebut. Jika RC lebih besar dari satu, maka kegiatan usahatani yang dilakukan
dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluaran dan secara finansial kegiatan tersebut dinyatakan layak untuk diteruskan dan dikembangkan.
Apabila RC lebih kecil dari satu, maka kegiatan usahatani yang dilakukan tidak dapat memberikan penerimaan yang lebih besar dari pada pengeluaran
pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan dan secara finansial kegiatan tersebut dinyatakan tidak efisien dan tidak layak untuk diteruskan. Sedangkan jika
RC sama dengan satu maka kegiatan usahatani yang dilakukan menunjukkan penerimaan sama dengan pengeluaran dan secara finansial kegiatan usahatani
tersebut berada dalam keadaan Break Even Point BEP atau titik impas dimana kegiatan usahatani tersebut tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.
4.4.3 Analisi Uji Beda Anova
Anova merupakan uji beda yang digunakn untuk mencari perbedaan atau persamaan dari beberapa data rata-rata lebih dari dua kelompok. Persyaratan yang
harus dipenuhi dalam menggunakan uji anova sebagai berikut : 1.
Data dipilih secara acak 2.
Terdistribusi normal 3.
Data homogen Asumsi pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang dilakukan
secara random terhadap beberapa 2 kelompok yang independen, yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain. Uji Anova
pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok within dan variasi antar kelompok
between. Bila variasi within dan between sama nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu, maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang
dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok,
33
artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan. Berikut contoh data
dan asumsi uji anova. Tabel 7. Cotoh uji anova
Subjek X
1
X
2
X
3
…… k
1 X
11
X
21
X
31
…… X
k1
2 X
12
X
22
X
32
…… X
k2
3 X
13
X
23
X
33
…… X
k3
…… ……
…… ……
…… N
X
1n
X
2n
X
3n
…… X
kn
Sumber : Modul Kuliah
Metode Kuantitatif Bisbis
Hipotesis H
= X
1 =
X
2 =
X
3
H1 = paling tidak ada satu perlakuan yang berbeda Jika F
hit
F
tabel
, maka tolak H Cara menentukan F
tabel
dapat dilakukan dengan melihat Tabel F seperti yang
terlampir pada lampiran …. Untuk menentukan koordinat pada tabel dapat dilakukan dengan menghitung F
n-1,n-k,1- α
. Rumus uji Anova adalah sebagai berikut :
Within SS = Total SS – Between SS
Tabel 8. Tabel Anova Sumber Variasi
SS DF
MS F
hit
Beetwin k-1
Beetwin SS k-1
Beetwin SS Within SS
Within n-k
Within SS
X
ij 2
-
X
ij 2
N
X
j 2
n
j
X
ij 2
N
34
n-k Total
n-1 Sumber : Modul Kuliah
Metode Kuantitatif Bisbis
35
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Keadaan Umum