Biaya Penyusutan Biaya Usahatani

53 pada saat pemanenan dikarenakan pemanenan harus dilakukan secepat mungkin untuk menjaga kualitas hasil panen. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan dampak besar kecilnya terhadap hasil usaha tani. Hal tersebut tergantung dari kemampuan dan pengalaman dari tenaga kerja yang dipekerjakan, semakin berpengalaman maka hasul usahatani akan cenderung lebih baik begitu pula sebaliknya. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga menunjukkan relatif sama antar ketiga desa, yang membedakan adalah pada saat kegiatan pengolahan dan pada saat panen. Pada saat pengolahan Desa Sarimukti lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut dikarenakan tekstur tanah yang kurang gembur sehingga memerlukan tenaga lebih banyak pada saat pengolahan. Sedangkan pada saat panen jumlah tenaga kerja di pengaruhi oleh jumlah buruh tani di masing-masing desa, semakin banyak buruh tani maka semakin banyak pula yang membantu dalam kegiatan panen.

6.3.2.5 Biaya Pajak dan Sewa Lahan

Pajak dan sewa lahan adalah dua hal yang harus dibayar petani responden saat penggunaan lahan untuk kegiatan usahatani. Lahan yang digunakan untuk usahatani kentang ada dua macam, yaitu lahan pribadi dan lahan sewa. Biaya pajak yang berlaku di Kecamatan Pasirwangi adalah Rp 38m 2 musim tanam sedangkan biaya sewa lahan tergantung dari pemilik lahan dan tergantung dari jauh dekatnya lokasi dengan akses transfortasi. Harga yang sewa berlaku di Kecamatan Pasirwangi berkisar antara Rp 700.000-900.000hamusim.

6.3.2.6 Biaya Penyusutan

Dalam kegiatan usahatani kentang alat-alat pertanian yang digunakan seperti cangkul, sprayer, kored, dan mesin pompa air. Peralatan tersebut biasanya merupakan milik petani sendiri dan jumlahnya tidak sebanding dengan luas lahan yang dimiliki oleh petani. Selain itu tenaga kerja luar keluarga ada yang membawa alat-alat pertanian sendiri. Petani responden tidak selalu membeli alat-alat pertanian setiap musim tanam, hal ini dikarenakan alat-alat pertanian yang dimiliki memiliki umur teknis lebih dari satu kali musim tanam sehingga dapat digunakan beberapa kali musim tanam 54 hingga umur teknisnya habis atau tidak dapat digunakan lagi. Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan alat-alat pertanian dalam usahatani kentang adalah metode garis lurus. Penggunaan metode garis lurus karena berdasarkan waktu penggunaannya apabila umur ekonomis aktiva tetap dan sangat dipengaruhi oleh berlalunya waktu dan bukan penggunaannya. Biaya penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani responden dapat dilihat pada Lampiran 4. Biaya penyusutan yang terbesar adalah mesin pompa air yang digunakan dalam proses pengairan, akan tetapi tidak semua petani memilikinya melainkan hasil bergotong royong dengan beberapa petani sekitar sehingga biaya yang digunakan lebih kecil. Selain itu cangkul yang biasa dipakai merupakan milik para pekerja yang biasanya membawa sendiri, sehingga para pemilik lahan tidak mengeluarkan biaya lebih untuk pembelian cangkul. Hanya beberapa petani responden yang menyediakan cangkul untuk pekerja luar keluarga dan untuk pekerja dalam keluarganya. Penggunaan alat-alat pertanian dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki oleh petani, semakin tinggi modal yang dimiliki petani relatif lebih banyak memiliki alat-alat pertanin dibandingkan dengan petani yang memiliki modal kecel. Petani di Desa Sarimukti lebih banyak yang memiliki mesin pompa air dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan air di sekitar lahan yang digunakan untuk kegiatan usahatani. Selain itu curah hujan mempengaruhi intensitas dilakukannyapenyiraman, semakin tinggi curah hujan maka intensitas penyiraman akan lebih sedikit begitupun sebaliknya.

6.3.3 Pendapatan Usahatani