Penerimaan Usahatani Analisis Pendapatan Usahatani Kentang

48 Petani menjual kentang kepada tengkulak dikarenakan keterbatasan petani dalam segi pemasaran dan tarnsfortasi. Sehingga penentuan harga lebih cenderung ditentukan oleh tengkulak yang memiliki posisi tawar yang lebih kuat. Selain itu kurangnya peran kelembagaan di kecamatan pasirwangi yang tidak berjalan dengan sebagaimana yang diharapkan petani yakni sebagai fasilitator dalam memudahkan pemasaran hasil pertanian.

6.3 Analisis Pendapatan Usahatani Kentang

Pendapatan usahatani adalah selisih antara peneriamaan usahatani dengan pengeluaran usahatani. Suatu usahatani dapat dikatakan menguntungkan apabila pendapatan usahatani tersebut bernilai positif dan dikatakan merugikan apabila bernilai negatif. Pendapatan usahatani dianalisis dengan menggunakan dua konsep, yaitu konsep pendapatan atas biaya tunai dan konsep pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai didapatkan dari hasil pengurangan pendapatan usahatani terhadap semua komponen biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan usahatani dalam bentuk tunai seperti pembelian benih, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, tenaga kerja luar keluarga dan sewa lahan lahan sewaan. Pendapatan biaya total merupakan penerimaan usahatani yang dikurangi dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam usahatani termasuk biaya-biaya yang diperhitungkan seperti biaya tenaga kerja keluarga dan pajak lahan. Untuk menghitung pendapatan dibutuhlan data total penerimaan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani. Data penerimaan diperoleh dari hasil produksi konsumsi maupun dijual dikalikan dengan harga jual yang berlaku pada saat panen, sedangkan total biaya diperoleh dari perhitungan seluruh sarana produksi yang digunakan dikalikan dengan harga yang berlaku.

6.3.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani kentang merupakan jumlah seluruh hasil produksi usahatani kentang dengan harga jual yang berlaku pada saat panen. Besar kecilnya penerimaan petani selain dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh juga dipengaruhi oleh harga yang berlaku pada saat itu, karena harga kentang di pasar sangat berfliktuatif. Harga kentang berfluktiatif dipengaruhi kuantitas produk 49 yang ada di pasar. Apabila kuantitas produk melimpah atau pada saat musim panen harga cenderung lebih murah sedangkan apabila jumlah produk sedikit di pasar maka harga cenderung lebih mahal. Adapun total penerimaan yang diperoleh petani kentang di Kecamatan Pasirwangi dapat dilihat pada tabel 18. Tabel 18. Total Penerimaan Usahatani Kentang Menurut Rata-rata Desa per Hektar per Musim Tanam. Desa Harga Rp Produksi kg Total Max Min Median Padaawas 4,455 14,200 63,261,000 17,000 9,000 14,500 Karyamekar 4,435 14,550 64,529,250 17,000 12,000 15,000 Sarimukti 4,440 14,400 63,936,000 16,000 12,000 14,500 Total penerimaan diperoleh dari jumlah keseluruhan hasil produksi yang kemudian dikalikan dengan harga yang berlaku. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pendapatan terbesar diperoleh Desa Sarimukti. Jumlah produksi Desa Sarimukti merupakan yang terbesar, hal tersebut dikarenakan keadaan alam diketiga desa tersebut mengakibatkan hasil produksi yangdihasilkan berbeda. Desa Padaawas memiliki ketinggin tempat lebih tinggi dibandingkan Desa Sarimukti, curah hujan di Desa Padaawas relatif lebih tinggi sehingga jumlah produksi yang dihasilkan di Desa Padaawas relatif lebih kecil dibandingkan Desa Sarimukti. Meskipun produksi tertinggi di Desa Padaawas 17,000 kg dan di Desa Sarimukti 16,000 kg terdapat petani yang produksinya sangat kecil di Desa Padaawas yaitu hanya 9,000 kg. Rata-rata produksi di Desa Padaawas sama dengan Desa Sarimukti, akan tetapiuntuk rata-rata produksi Desa Karyamekar berada pada posisi pertama atau palingtinggi hal ini dikarenakan curah hujan yang relatif lebih rendah akan tetapi tanahnya relatif lebih subur sehingga lebih optimal untuk pertumbuhan tanaman kentang.

6.3.2 Biaya Usahatani