37
sebesar 59,76 persen dan posisi kedua digunakan untuk lahan sawah yaitu 30,95 persen.
5.4 Komoditas Unggulan dalam Skala Optimistik Agribisnis
Kecamatan Pasirwangi berada pada ketinggian 900-1400 diatas permukaan laut, memiliku suhu rata-rata 25
o
C, pH tanah 4,5-6,5 dan curah hujan rata-rata 1.793 mmTahu sehingga wilayah kecamatan Pasirwangi lebih cocok ditanami
komoditas sayuran. Adapun beberapa sayuran yang menjadi unggulan tiap desa dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Komoditas Unggulan Setiap Desa Kecamatan Pasirwangi Desa
Komoditas Padamukti
Tomat Jagung
Padi
Padaasih Sawi Putuh
Pakcoy Jeruk Garut
Padi
Pasirkiamis Jagung
Padasuka Tomat
Sirnajaya Tomat
Cabe Merah Padi
Talaga Tomat
Jagung Padi
Pasirwangi Tomat
Cabai merah Kol
Sarimukti Kentang
Cabai merah Kol
Karyamekar Kentang
Kol
Padaawas Kentang
Tomat Cabai Merah
Kol Wortel
Barusari Cabai Merah
Tomat Wortel
38
5.5 Desa Penghasil Kentang
Berdasarkan tabel 11, usahatani Kentang berada di Desa Padaawas, Desa Sarimukti, dan Desa Karyamekar. Karena pada ketiga desa tersebut lebih
memenuhi syarat untuk ditanami kentang, sehingga dapat menghasilkan kentang yang berkualitas baik. Dari hasil pendayagunaan dan pemasyarakatan IPTEK
bahwa, ketiga desa memiliki karakteristik yang disyaratkan yaitu suhu rata-rata harian 25
C dan berada di atas ketinggian 1.000 meter Diatas Permukaan Laut dengan tekstur tanah lempung.
5.6 Karakteristik Responden
5.6.1
Usia Petani
Usia petani dapat mempengaruhi cara kerja dan kemampuan petani dalam melakukan budidaya kentang. Sebaran responden dapat dikelompokan menjadi 3
kelompok usia dewasa yaitu usia dewasa awal usia 18 tahun - 40 tahun, usia dewasa madya 40 tahun - 60 tahun, dan usia dewasa lanjut diatas 60 tahun.
Perbedaan usia petani nampak jelas dilokasi penelitian. Berikut ini sebaran responden menurut usia.
Tabel 12. Sebaran Responden Menurut Usia dari Masing-masing Desa Kelompok Berdasarkan Usia
Padaawas orang
Karyamekar orang
Sarimukti orang
Dewasa Awal 15-30 tahun 3
5 2
Dewasa Madya 30-45 tahun 12
7 6
Dewasa Lanjut diatas 45 tahun 5
8 2
Tabel 12 menunjukan bahwa antara petani mitra dan non mitra memiliki sebaran yang sama pada usia dewasa madya yaitu usia antara 30-45 tahun. Pada
usia dewasa awal jumlah petani responden terbanyak berada di Desa Karyamekar sebesar 5 orang sedangkan pada usia dewasa madya paling banyak berada di Desa
Padaawas sebesar 12 orang dan pada usia dewasa lanjut paling banyak berada di desa Karyamekar sebesar 8 orang. Hal ini menunjukan bahwa petani pada usia 30-
45 tahun lebih produktif dibandingkan dengan petani kelompok usia yang lainnya. Selain itu pada usia tersebut lebih banyak berada pada di Desa Padaawas yang
memiliki jarak paling jauh dari pasar atau akses jalan raya.
39
5.6.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan secara formal maupun tidak formal dapat mempengaruhi cara budidaya kentang pada petani responden. Tingkat pendidikan
formal seperti SD, SLTP, SLTA, dan Sarjana merupakan tingkat pendidikan yang ada di Indonesia, sedangkan pendidikan tidak formal didapatkan petani dari
penyuluhan maupun tukar pendapat dari sesama petani. Berikut ini sebaran dari tingkat pendidikan pada petani.
Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Pendidikan Formal dari Masing-masing Desa
Tingkat Pendidikan Padaawas
orang Karyamekar
orang Sarimukti
orang SD 1- 6 tahun
8 8
4 SLTP 7- 9 tahun
5 7
3 SLTA 10- 12 tahun
6 4
3 Sarjana 13- 16 tahun
1 1
Tabel 13 dapat dilihat sebaran mayoritas tingkat pendidikan dari petani yaitu berada pada sebaran tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD, dan sebaran
terkecilnya berada pada tingkatan Sarjana atau Perguruan Tinggi. Hal ini tidak terlepas dari alasan bertani kentang yaitu usaha keluarga sejak dulu. Sejak usia
dini petani responden mayoritas mengikuti usaha keluarga yaitu menjadi petani dan mengesampingkan untuk meningkatkan pendidikan di bangku sekolah dan
kuliah.
5.6.3 Luas lahan Yang Diusahakan
Luas lahan sangat mempengaruhi terhadap besaran biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani kentang dan pendapatan usahatani kentang. Selain itu semakin
luas jumlah lahan yang dimiliki memungkinkan petani untuk membagi areal tanam dan melakukan rotasi tanaman tanpa memutus produksi kentang.
Sedangkan semakin kecil luas lahan yang diusahakan maka ketika lahan dilakukan rotasi maka petani tidak dapat memproduksi kentang. Berikut ini
merupakan sebaran luas lahan yang dimiliki oleh petani kentang responden.
40
Tabel 14. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan dari Masing- masing Desa
Luas Lahan Hektar Padaawas
orang Karyamekar
orang Sarimukti
orang 0,5
7 4
2 0,51
– 0,99 5
3 1
8 13
8
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani kentang dibawah 1 hektar. Hal ini dipengaruhi oleh modal petani dan pola
budidaya petani yang selalu berdiversifikasi yaitu menanam lebih dari satu tanaman. Selain dari masalah modal dan pola diversifikasi tanaman masalah yang
baru muncul dari para petani kentang yaitu kesulitan untuk mendapatkan benih unggul.
5.6.4 Pengalaman Dalam Usaha Budidaya Kentang
Pengalaman dalam memberikan suatu pengaruh dalam proses pengambilan keputusan, dengan kata lain budidaya bertani dapat dipengaruhi seberapa lama
petani tersebut mengusahakan tanaman kentangnya. Setiap petani memiliki cara- cara tersendiri atau pertimbangan sendiri dalam mengusahakan usahatani
kentangnya menurut pengalaman yang diperoleh untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan meminimalkan resiko yang besar. Berikut adalah sebaran petani
menurut pengalaman budidaya kentang. Tabel 15. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Kentang
dari Masing-masing Desa Pengalaman Bertani
Tahun Padaawas
orang Karyamekar
orang Sarimukti
orang 1
– 5 3
5 2
6 – 10
10 10
5 ≥ 10
7 5
3
41
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Penggunaan Input Usahatani
Sarana produksi pada kegiatan usahatani kentang meliputi benih, lahan, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian yang digunakan pada saat
melakukan kegiatan budidaya. Secara rinci sarana produksi yang digunakan dapat dilihat pada sub bab berikut.
6.1.1
Benih
Benih memilik peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru, berupa keunggulan yang dimiliki varietas dengan berbagai spesifikasi keunggulan
diantaranya daya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit yang mendukung pola tanam dan pengendalaian hama terpadu serta pertumbuhan yang lebih cepat
untuk meningkatkan indeks pertanaman IP dan keunggulan mutu hasil panen sehingga sesuai dengan keinginan konsumen. Akan tetapi untuk memanfaatkan
inovasi teknologi yang dihasilkan belum semua pengguna memanfaatkannya, hal ini disebabkan antara lain teknologi yang dihasilkan masih memerlukan peran
pihak lain memproduksinya secara masal dengan pasilitas khusus. Seperti halnya di Kecamatan Pasirwangi sebagian besar benih kentang merupakan
hasil dari panen sebelumnya. Namun ada juga petani yang membelinya dari penangkar benih yang berasal dari luar Kecamatan Pasirwangi, hal tersebut
dikarenakan tidak ada penangkar benih di Kecamatan Pasirwangi. Selain itu petani menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya bertujuan untuk
mengurangi biaya pembelian benih. Benih yang biasa dibeli petani adalah varietas granola generasi ke empat G4 dengan harga benih Rp 14.000 per Kg.
Gambar 2. Benih Kentang
42
6.1.2 Lahan
Luas lahan yang dimiliki petani bervariasi kurang dari 0,5 Ha sampai lebih dari 1 Ha. Luas lahan yang digunakan petani berupa lahan pribadi dan sewa, lahan
pribadi yang dimiliki petani yang merupakan lahan warisan maupun hasil membeli sedangkan lahan sewaan merupakan lahan yang disewa petani untuk
menanam kentang. Tiap lahan yang digunakan untuk penanaman kentang dikenakan biaya sebesar Rp 38m
2
, sedangkan untuk biaya sewa lahan beragam tergantung jarak dari akses transfortasi biaya sewa lahan berkisar antar Rp
700.000-900.000hamusim.
6.1.3 Pupuk
Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik atau optimal, pupuk dapat berupa bahan organik maupun non organik buatan. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat secara kimia,
pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya memiliki satu macam hara, pupuk buatan tunggal yang
sering digunakan antara lain pupuk Urea dan ZA untuk unsur hara N, pupuk TSP dan SP-36 untuk unsur hara P, Kcl untuk unsur hara K. Sedangkan pupuk
majemuk memiliki kandungan hara lengkap, pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Sedangkan pupuk organik adalah
pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen jerami, brangkasan,
tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa, limbah ternak, limbah industri
yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota sampah.
43
Pupuk yang biasa digunakan petani di Kecamatan Pasirwangi adalah pupuk kandang, ZAUrea, TSP, KCL dan NPKPhoska. Para petani membeli pupuk
tersebut dari toko-toko tani disekitar Kecamatan Pasirwangi. Berikut jumlah pupuk beserta harga pupuk per satuan yang biasa digunakan petani di Kecamatan
Pasirwagi per Ha : Tabel 16. Jumlah Pupuk Beserta Harga Pupuk Per Satuan yang Digunakan Petani
Di Kecamatan Pasirwagi Per Ha.
Jenis Input satuan
Harga RP Pupuk Kandang
Karung 12.000
ZA Urea Kg
1.300 KCL
Kg 1.800
PhonskaNPK Kg
2.350 TSP
Kg 2.000
Pada tabel 16 dapat dilihat penggunaan pupuk kimia lebih banyak dibandingkan dengan pupuk organik, hal ini bertujuan untuk mengoptimalisasi pertumbuhan
tanaman dan pupuk oragnik bertujuan untuk menjaga dan memperbaiki struktur tanah. Pada fase pertumbuhan tanaman sangat memerlukan ZAUrea hal ini
dikarenakan kandungan unsur Nitrogen N yang tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman untuk mempercepat
pertumbuhan, membuat tanaman lebih hijau dan segar, sedangkan pupuk phoskaNPK adalah pupuk yang berfungsi ketika lahan kekurangan air sehngga
dapat menambah daya tahan tanaman dan tahan terhadap gangguan hama penyakit, selain itu menjadikan batang lebih tegak dan kuat sehingga dapat
mengurangi resiko rebah.
Gambar 3. Pupuk yang Digunakan dalam Usahatani Kentang
44
6.1.4 Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu faktor pembatas dalam usahatani untuk meningkatkan produksi tanaman adalah adanya serangan hama dan penyakit. Sehingga diperlukan
pengendalian hama dan penyakit agar srangan hama dan penyakit berada pada ambang toleransi atau petani tidak mengalami kerugian dalam melakukan
kegiatan usahatani. Pada pengendalian penyakit petani menggunakan pestisida insektisida dan fungisida, adapun pestisida yang biasa digunakan petani adalah,
Furadan dan Curacron untuk insektisida sedangkan untuk fungisida Daconil dan Demolish. Berikut jumlah pestisida beserta harga pestisida per satuan yang biasa
digunakan petani di Kecamatan Pasirwagi per Ha : Tabel 17. Jumlah Pestisida Beserta Harga Pestisida per Satuan yang Biasa
Digunakan Petani di Kecamatan Pasirwagi Per Ha.
Jenis pestisida Satuan
Harga Rp Fungisida
kg 100.000
Pestisida Liter
75.000
Gambar 4. Pestisida yang Digunakan dalam Usahatani Kentang
6.1.5 Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada usahatani terbagi menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja luar keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga berasal
dari anggota rumah tangga petani sedangkan tenaga kerja luar keluarga yaitu tenaga kerja yang merupakan tenaga kerja upahan. Pada kasus petani responden di
Kecamatan Pasirwangi sebagian besar menggunakan tenaga kerja luar keluarga.
45
Petani respondennya melakukan kegiatan kontrol dan pengawasan para pekerja buruh tani saat mereka bekerja di lahan.
Ketersediaan tenaga kerja di loksi penelitian cukup banyak dan mudah didapatkan karena mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh tani. Rata-rata
penggunaan tenaga kerja mayoritas dikerjakan laki-laki terutama pada saat persiapan lahan sedangkan tenaga kerja wanita dipekerjakan pada saat penyiangan
dan pemanenan. Jadwal waktu kerja yang diberlakukan mulai pukul 07.00 sampai pukul 12.00.
tingkat upah rata-rata yang dibayarkan untuk tenaga kerja laki-laki adalah Rp 15.000 per hari dan untuk tenaga kerja wanita adalah Rp 12.000 per hari. Untuk
jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usahatani kentang yaitu petani, istri petani, dan anak petani.
6.1.6 Alat-alat pertanian
Dalam usahatani kentang jenis alat-alat yang sering digunakan adalah cangkul, sprayer, kored, dan mesin pompa air. Cangkul digunakan untuk pengolahan lahan,
sprayer digunakan pada saat pemberian pestisida, kored digunakan pada saat proses penyiangan, dan mesin pompa air biasa digunakan pada saat melakukan
penyiraman. Peralatan tersebut biasanya merupakan milik petani namun jumlahnya tidak banyak karena masing-masing buruh tani atau tenaga kerja luar
keluarga telah membawa alat pertanian masing-masing seperti cangkul dan kored, sedangkan sprayer rata-rata berasal dari petani pemilik lahan dan mesin pompa air
rata-rata merupakan milik petani-petani sekitar atau hasil pembelian secara bersama-sama. Petani tidak melakukan pembelian alat-alat pertanian setiap musim
tanam sebab setiap alat-alat yang digunakan memiliki umur teknis lebih dari dua tahun sampai tidak dapat digunakan lagi.
6.2 Usahatani Kentang
Teknik budidaya tanaman kentang yang dilakukan petani di Kecamatan Pasirwangi diperoleh secara turun temurun, kegiatan budidaya tanaman kentang
terbagi menjadi tahapan lahan, pemupukan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Meskipun pada umumnya kegiatan usahatani memiliki persamaan, akan tetapi
46
setiap petani memiliki beberapa perlakuan yang berbeda berdasarkan informasi yang didapat.
6.2.1 Persiapan Lahan dan Pemupukan Awal
Sebelum lahan ditanami, terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman liar dan sisa- sisa dari tanamna sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menekan terjadinya
serangan hama dan penyakit. Lahan yang telah dibersihkan kemudian dicangkul untuk membuat menggemburkan dan meningkatkan airasi tanah. Setelah
digemburkan tanah dibentuk guludan dengan tinggi 30 cm dan jarak antar guludan berkisar 40-50 cm. setelah selesai pembuatan guludan kemudian diberikan pupuk
dasar secara nerata dan didiamkan beberapa hari. Pupuk kandang yg dibutuhkan untuk pemupukan dasar. Pupuk buatan yang dugunakan pada pemupukan awal
adalah, pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk Phonska, dan pupuk TSP. Jumlah pupuk kimia yang diberikan pada pemupukan dasar sebanyak setengah dari total pupuk
yang digunakan oleh petani. Setelah semua kegiatan pengolahan selesai dilakukan tanah diratakan kembali kemudian didiamkan beberapa hari.
6.2.2 Penanaman
Jarak tanam yang biasa digunakan oleh patni di Kecamatan Pasirwangi adalah 70x60 cm. petani membuat lubang dengan meggunakan tugal yang biasanya
dilakukan oleh pekerja laki-laki dan pekerja perempuan bertugas memasukan nenih dan menutupnya dengan tanah.
6.2.3 Perawatan
Kegiatan perawatan yang biasa di lakukan petani adalah penyiangan, pemupukan susulan, pengendalian hama penyakit, dan penyiraman. Penyiangan atau
membersihkan lahan dari sampah dan tanaman-tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kentang. Setelah dilakukan penyiangan
tanaman diberikan pupuk susulan berupa , pupuk ZA, pupuk KCL, pupuk Phonska, dan pupuk TSP. Jumlah pupuk yang diberikan sebanyak setengah dari
jumlah total pupuk yang digunakan oleh petani. Pupuk susulan diberikan di sekitar tanaman secara melingkar dengan jarak dari batang sekitar 5 cm, kemudian
pupuk di tutup dengan tanah agar tidak terbawa oleh air hujan maupun air
47
penyiraman. Untuk pengendalia hama dan penyakit petani biasanya menggunakan pestisida, jenis pestisida yang digunakan petani adalah pestisida dan pungisida.
Penyiraman atau pengairan dilakukan apabila tanaman kekurangan air seperti pada musim kemarau, penyiraman menggunakan alat bantu mesin pompa air
untuk lahan-lahan yang berada di atas bukit atau letak lahan yang jauh dari sungai.
6.2.4 Pemanenan
Umur panen tanaman kentang berkisar antara 90-100 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan
yang bukan disebabkan oleh serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kuning agak mengering dan kulit umbi melekat dengan daging umbi, dan kulit
tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
6.2.5 Pemasaran
Dari hasil produksi yang dipanen petani kentang biasanya langsung menjual hasil panen segera mungkin agar kualitas kentang masi terjaga. Hal ini dikarenakan,
sayuran merupakan produk perishable atau mudah rusak. Petani sayuran biasanya menjual hasil panen mereka kepada tengkulak. Sehingga jalur pemasaran yang
biasa terjadi di Kecamatan Pasirwangi hanya dua jalur pemasaran. Adapun jalur pemasaran yang biasa digunakan petani Kecamatan Pasirwangi sebagai berikut :
Gambar 5. mjenunjukkan bahwa jalur pemasaran pertama, kentang dimulai dari petani yang langsung menjual hasil panennya kepada tengkulak, dari tengkulak ke
pedagang pengumpul, kemudian dari pedagang pengumpul ke pedagang eceran, dan dari pedagang eceran ke konsumen. Dan jalur pemasaran kedua kentang dari
petani menjual hasil panen ke tengkulak, dari tengkulak ke pedagang eceran dan dari pedagang eceran kepada konsumen. Harga kentang di tingkat tengkulak
berkisar antara RP 4.000 - 4.700kg. Petani → Tengkulak → Pedagang Pngumpul → Pedagang Eceran → Konsumen
Petani → Tengkulak → Pedagang Eceran → Konsumen
Gambar 5. Jalur pemasaran kentang di Kecamatan Pasirwangi
48
Petani menjual kentang kepada tengkulak dikarenakan keterbatasan petani dalam segi pemasaran dan tarnsfortasi. Sehingga penentuan harga lebih cenderung
ditentukan oleh tengkulak yang memiliki posisi tawar yang lebih kuat. Selain itu kurangnya peran kelembagaan di kecamatan pasirwangi yang tidak berjalan
dengan sebagaimana yang diharapkan petani yakni sebagai fasilitator dalam memudahkan pemasaran hasil pertanian.
6.3 Analisis Pendapatan Usahatani Kentang
Pendapatan usahatani adalah selisih antara peneriamaan usahatani dengan pengeluaran usahatani. Suatu usahatani dapat dikatakan menguntungkan apabila
pendapatan usahatani tersebut bernilai positif dan dikatakan merugikan apabila bernilai negatif. Pendapatan usahatani dianalisis dengan menggunakan dua
konsep, yaitu konsep pendapatan atas biaya tunai dan konsep pendapatan atas biaya total.
Pendapatan atas biaya tunai didapatkan dari hasil pengurangan pendapatan usahatani terhadap semua komponen biaya yang dikeluarkan petani untuk
kegiatan usahatani dalam bentuk tunai seperti pembelian benih, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, tenaga kerja luar keluarga dan sewa lahan lahan sewaan.
Pendapatan biaya total merupakan penerimaan usahatani yang dikurangi dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam usahatani termasuk biaya-biaya yang
diperhitungkan seperti biaya tenaga kerja keluarga dan pajak lahan. Untuk menghitung pendapatan dibutuhlan data total penerimaan biaya yang
dikeluarkan selama kegiatan usahatani. Data penerimaan diperoleh dari hasil produksi konsumsi maupun dijual dikalikan dengan harga jual yang berlaku
pada saat panen, sedangkan total biaya diperoleh dari perhitungan seluruh sarana produksi yang digunakan dikalikan dengan harga yang berlaku.
6.3.1 Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani kentang merupakan jumlah seluruh hasil produksi usahatani kentang dengan harga jual yang berlaku pada saat panen. Besar kecilnya
penerimaan petani selain dipengaruhi oleh jumlah produksi yang diperoleh juga dipengaruhi oleh harga yang berlaku pada saat itu, karena harga kentang di pasar
sangat berfliktuatif. Harga kentang berfluktiatif dipengaruhi kuantitas produk
49
yang ada di pasar. Apabila kuantitas produk melimpah atau pada saat musim panen harga cenderung lebih murah sedangkan apabila jumlah produk sedikit di
pasar maka harga cenderung lebih mahal. Adapun total penerimaan yang diperoleh petani kentang di Kecamatan Pasirwangi dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18. Total Penerimaan Usahatani Kentang Menurut Rata-rata Desa per Hektar per Musim Tanam.
Desa Harga
Rp Produksi
kg Total
Max Min
Median Padaawas
4,455 14,200
63,261,000 17,000
9,000 14,500
Karyamekar 4,435
14,550 64,529,250
17,000 12,000
15,000 Sarimukti
4,440 14,400
63,936,000 16,000
12,000 14,500
Total penerimaan diperoleh dari jumlah keseluruhan hasil produksi yang kemudian dikalikan dengan harga yang berlaku. Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat pendapatan terbesar diperoleh Desa Sarimukti. Jumlah produksi Desa Sarimukti merupakan yang terbesar, hal tersebut dikarenakan keadaan alam
diketiga desa tersebut mengakibatkan hasil produksi yangdihasilkan berbeda. Desa Padaawas memiliki ketinggin tempat lebih tinggi dibandingkan Desa
Sarimukti, curah hujan di Desa Padaawas relatif lebih tinggi sehingga jumlah produksi yang dihasilkan di Desa Padaawas relatif lebih kecil dibandingkan Desa
Sarimukti. Meskipun produksi tertinggi di Desa Padaawas 17,000 kg dan di Desa Sarimukti 16,000 kg terdapat petani yang produksinya sangat kecil di Desa
Padaawas yaitu hanya 9,000 kg. Rata-rata produksi di Desa Padaawas sama dengan Desa Sarimukti, akan tetapiuntuk rata-rata produksi Desa Karyamekar
berada pada posisi pertama atau palingtinggi hal ini dikarenakan curah hujan yang relatif lebih rendah akan tetapi tanahnya relatif lebih subur sehingga lebih optimal
untuk pertumbuhan tanaman kentang.
6.3.2 Biaya Usahatani
Biaya usahatani meliputi biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, alat-alat pertanian, biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan alat-alat pertanian. Adapun
rincian biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani kentang.
50
6.3.2.1 Biaya Benih
Benih yang dugunakan sangat menentukan jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin berkualitas benih yang digunakan maka senakin baik juga produksi yang
diperoleh nanti. Namun pada kenyataannya di lapangan, rata-rata petani responden menggunakan benih yang tidak berkualitas yaitu benih yang berasal
dari hasil panen sebelumnya. Tingginya harga benih yang dibeli dan sulitnya memperoleh benih yang merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh petani
kentang di Kecamatan Pasirwangi. Benih yang lazim digunakan petani umumnya varietas granola. Biaya benih pada usahatani kentang yang digunakan responden
rata-rata perluasan lahan per musim tanam dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19. Penggunaan Benih Menurut Rata-rata Desa per Hektar per Musim
Tanam.
Desa Jumlah benih
kg Harga
Rp Total
Max Min
Median Padaawas
905 14,000
12,667,500 1,000
600 888
Karyamekar 920
14,000 12,880,000
1,000 800
1,000 Sarimukti
980 14,000
13,720,000 1,000
800 1,000
Penggunaan benih dari ketiga desa relatif seragam, akan tetapi penggunaan benih di Desa Padaawas lebih sedikit dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut
dikarenakan benih yang digunakan di ketiga desa berasal dari hasil panen sebelumnya. Hasil panen di Desa Padaawas relatif berukuran lebih kecil
dibanding dua desa lainnya, sehingga meski dalam ukuran berat lebih kecil akan tetapi dari jumlah bibit yang digunakan tidak jauh berbeda karena jarak tanam di
ketiga desa tersebut sama.
6.3.2.2 Biaya Pupuk
Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga tanamn
mampu berproduksi dengan baik. Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pupuk organik pupuk kandang dan pupuk nonorganik ZA, Urea,
TSP, KCL, NPK, Phoska. Biaya pupuk pada usahatani kentang yang digunakan responden rata-rata perluasan lahan per musim tanam dapat dilihat pada Lampiran
1.
51
Berdasarkan lampiran 1 dapat dilihat biaya penggunaan pupuk kandang lebih besar bila dibandingkan dengan biaya pupuk lainnya, hal ini dikarenakan petani
ingin menjaga keadaan tanah yang digunakan untuk kegiatan usahatani terjaga kesuburannya. Selain itu dengan pupuk kandang tanah lebih gembur dan tanaman
kentang mudah untuk tumbuh. Pupuk kandang juga lebih tahan lama bila dibandingkan dengan pupuk buatan yang mudah larut dalam air. Penggunaan
pupuk ZA dan KCL lebih besar penggunaannya bila dibandingkan dengan pupuk Phoska dan TSP, hal tersebut dikarenakan pupuk ZA dan KCL merupakan pupuk
utama atau unsur hara yang terkandung didalamnya banyak diperlukan tanaman dalam proses pertumbuhan. Sedangkan pupuk Phoska dan TSP merupakan pupuk
tambahan. Berdasarkan rata-rata penggunaan pupuk Desa Sarimukti merupakan desa yang
menggunakan pupuk paling tinggi di bandingkan dua desa lainnya. Desa Sarimukti menggunakan lebih banyak pupuk dikarenakan faktor kesuburan tanah
dan jenis tanah di Desa Sarimukti berbeda dengan dua desa lainnya, keadaan tanah di Desa Sarimukti lebih banyak mengandung liat sehingga tekstur tanah
kurang gembur, sedangkan di Desa Padaawas keadaan tanah lebih gembur dan lebih subur.
6.3.2.3 Biaya Pestisida
Pestisida merupakan substansi yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas produksi.
Pestisida yang biasa digunakan petani responden di Kecamatan Pasirwangi adalah fungisida dan insektisida. Merek dagang insektisida yang biasa digunakan petani
adalah Furadan dan Curacron sedangkan untuk fungisida Daconil dan Demolish. Berdasarkan Lampiran 2 biaya penggunaan fungisida lebih banyak bila
dibandingkan dengan insektisida, hal ini dikarenakan pada saat penelitian dilakukan sedang berada pada musim hujan sehingga penggunaan pestisida
menjadi meningkat terutama penggunaan fungisida. Tinggi rendahnya penggunaan pestisida dipengaruhi oleh faktor alam, seperti curah hujan,
kelembaban, dan intensitas cahaya yang dapat mempengarui perilaku dan pertumbuhan populasi hama dan penyakit menjadi meningkat. Dengan
meningkatnya populasi hama dan penyakit maka berakibat pada penurunan
52
kualitas maupun kuntitas produk. Hama menimbulkan kerusakan secara fisik pada tanaman yang dapat disebabkan oleh serangga, tungau, maupun moluska.
Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan secara fisik yang dapat diseababkan oleh cendawan, bakteri, maupun virus.
Hama yang sering menyerang kentang adalah hama kutu Aphis, gejalanya adalah daun bercak-bercak kecoklatan dan daun menggulung didaalamnya terdapat
sekumpulan kutu sehingga daun menjadi layu menguning. Hama lainnya adalah Trips, gejalanya adalah terdapat bercak-bercak berwarna putih kemudian berubah
menjadi abu-abu perak dan mengering. Penyakit yang biasa menyerang tanaman kentang adalah bakteri Erwinia carotovora L.R Holland yang dapat menyebabkan
busuk lunak berair pada ubi. Selain itu kentang mudah terserang cendawan Fusarium oxysporum dan busuk daun yang disebabkan oleh Phythopthora
infestans. Berdasarkan rata-rata penggunaan pestisida Desa Padaawas lebih besar
dibandingkan dua desa lainnya. karena curah hujan di Desa Padaawas lebih tinggi dibandingkan dua desa lainnya mengakibatkan pestisida yang sudah diberikan ikut
larut oleh air hujan sehingga intensitas pemberian pestisida di Desa Padaawas relatif lebih sering, sehingga lebih banyak pestisida yang digunakan. Selain itu
akibat dari intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kelembaban tinggi. Akibat kelembaban tinggi pertubuhan jamur labih banyak, sehingga penggunaan
fungisida lebih banyak dibandingkan insektisida.
6.3.2.4 Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu dalam melakukan aktivitas usahatani yang dikelolanya. Tenaga kerja dibagi menjadi dua kelompok yaitu,
tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang dipekerjakan dalam kegiatan usahatani kentang kebanyakan berasal dari tenaga
kerja luar keluarga. Berdasarkan Lampiran 3 biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja
luar keluarga pada usaha tani kentang sebesar Rp 15.000HOK dan penggunaan pekerja paling besar terdapat pada kegiatan pengolahan lahan hal ini dikarenakan
tenaga yang digunakan hanya tenaga manusia tanpa bantuan mesin sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu penggunaan pekerja lebih banyak
53
pada saat pemanenan dikarenakan pemanenan harus dilakukan secepat mungkin untuk menjaga kualitas hasil panen. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan dampak besar kecilnya terhadap hasil usaha tani. Hal tersebut tergantung dari kemampuan dan pengalaman dari tenaga kerja yang
dipekerjakan, semakin berpengalaman maka hasul usahatani akan cenderung lebih baik begitu pula sebaliknya.
Penggunaan tenaga kerja luar keluarga menunjukkan relatif sama antar ketiga desa, yang membedakan adalah pada saat kegiatan pengolahan dan pada saat
panen. Pada saat pengolahan Desa Sarimukti lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut dikarenakan tekstur tanah yang
kurang gembur sehingga memerlukan tenaga lebih banyak pada saat pengolahan. Sedangkan pada saat panen jumlah tenaga kerja di pengaruhi oleh jumlah buruh
tani di masing-masing desa, semakin banyak buruh tani maka semakin banyak pula yang membantu dalam kegiatan panen.
6.3.2.5 Biaya Pajak dan Sewa Lahan
Pajak dan sewa lahan adalah dua hal yang harus dibayar petani responden saat penggunaan lahan untuk kegiatan usahatani. Lahan yang digunakan untuk
usahatani kentang ada dua macam, yaitu lahan pribadi dan lahan sewa. Biaya pajak yang berlaku di Kecamatan Pasirwangi adalah Rp 38m
2
musim tanam sedangkan biaya sewa lahan tergantung dari pemilik lahan dan tergantung dari
jauh dekatnya lokasi dengan akses transfortasi. Harga yang sewa berlaku di Kecamatan Pasirwangi berkisar antara Rp 700.000-900.000hamusim.
6.3.2.6 Biaya Penyusutan
Dalam kegiatan usahatani kentang alat-alat pertanian yang digunakan seperti cangkul, sprayer, kored, dan mesin pompa air. Peralatan tersebut biasanya
merupakan milik petani sendiri dan jumlahnya tidak sebanding dengan luas lahan yang dimiliki oleh petani. Selain itu tenaga kerja luar keluarga ada yang
membawa alat-alat pertanian sendiri. Petani responden tidak selalu membeli alat-alat pertanian setiap musim tanam, hal
ini dikarenakan alat-alat pertanian yang dimiliki memiliki umur teknis lebih dari satu kali musim tanam sehingga dapat digunakan beberapa kali musim tanam
54
hingga umur teknisnya habis atau tidak dapat digunakan lagi. Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan alat-alat pertanian dalam usahatani
kentang adalah metode garis lurus. Penggunaan metode garis lurus karena berdasarkan waktu penggunaannya apabila umur ekonomis aktiva tetap dan sangat
dipengaruhi oleh berlalunya waktu dan bukan penggunaannya. Biaya penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani responden dapat dilihat pada
Lampiran 4. Biaya penyusutan yang terbesar adalah mesin pompa air yang digunakan dalam
proses pengairan, akan tetapi tidak semua petani memilikinya melainkan hasil bergotong royong dengan beberapa petani sekitar sehingga biaya yang digunakan
lebih kecil. Selain itu cangkul yang biasa dipakai merupakan milik para pekerja yang biasanya membawa sendiri, sehingga para pemilik lahan tidak mengeluarkan
biaya lebih untuk pembelian cangkul. Hanya beberapa petani responden yang menyediakan cangkul untuk pekerja luar keluarga dan untuk pekerja dalam
keluarganya. Penggunaan alat-alat pertanian dipengaruhi oleh jumlah modal yang dimiliki oleh
petani, semakin tinggi modal yang dimiliki petani relatif lebih banyak memiliki alat-alat pertanin dibandingkan dengan petani yang memiliki modal kecel. Petani
di Desa Sarimukti lebih banyak yang memiliki mesin pompa air dibandingkan dua desa lainnya, hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan air di sekitar lahan yang
digunakan untuk kegiatan usahatani. Selain itu curah hujan mempengaruhi intensitas dilakukannyapenyiraman, semakin tinggi curah hujan maka intensitas
penyiraman akan lebih sedikit begitupun sebaliknya.
6.3.3 Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani kentang merupakan total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan petani selama kegiatan usahatani kentang. Suatu usahatani
akan dikatakan menguntungkan apabila selisih antara penerimaan dengan pengeluaran memiliki nilai posotif. Selisih tersebut akan dinamakan pendapatan
atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran tunai yaitu pengeluaran yang dikeluarkan secara tunai pada saat kegiatan usahatani,
sedangkan apabila peneriamaan totalnya dikurangkan dengan pengeluaran totalnya maka selisih tersebut akan dinamakan pendapatan atas biaya total yaitu
55
dimana penerimaan dikurangi dengan pengeluaran tunai maupun biaya diperhitungkan. Berikut tabel pendapatan usahatani kentang di Kecamatan
Pasirwangi. Tabel 20. Pendapatan Usahatani Kentang Rata-rata Desa per Hektar per Musim
Tanam.
Desa Padaawas
Karyamekar Sarimukti
Jumlah Responden 20.00
20.00 10.00
Penerimaan
Harga 4,455.00
4,435.00 4,440.00
Produksi 14,200.00
14,550.00 14,400.00
Pengeluaran
fungisida kg 5,438,392.86
5,333,333.33 5,300,000.00
pestisida liter 3,774,776.79
3,675,000.00 3,675,000.00
Pupuk Kandang karung 5,867,142.86
5,980,000.00 5,880,000.00
za Kg 837,107.14
810,333.33 845,000.00
KCL Kg 1,159,071.43
1,122,000.00 1,170,000.00
Phonska Kg 739,620.54
959,583.33 963,500.00
TSP 579,464.29
576,666.67 820,000.00
Benih kg 12,667,500.00 12,880,000.00 13,720,000.00
Persiapan lahan hari 685,446.43
712,500.00 735,000.00
Penanaman hari 158,839.29
161,250.00 150,000.00
Pemupukan susulan hari 289,151.79
287,500.00 300,000.00
Pengendalian HPT hari 442,098.21
430,000.00 450,000.00
Penyiangan hari 274,151.79
295,000.00 285,000.00
Pemanenan hari 566,866.07
461,500.00 609,000.00
Biaya penyusutan
Cangkul buah 148,666.67
107,111.11 122,666.67
Sabit buah 52,178.57
43,750.00 37,500.00
Sprayer Buah 153,928.57
156,666.67 180,000.00
Mesin Pompa Buah 562,500.00
583,333.33 700,000.00
pendapatan
28,864,096.73 29,953,722.22 27,993,333.33 Desa
Max Min
Median Padaawas
36,938,095.24 14,853,333.33 30,485,491.07 Karyamekar
43,466,666.67 10,844,444.44 28,901,666.67 Sarimukti
36,653,333.33 14,106,666.67 27,709,166.67
56
Berdasarkan tabel pendapatan dapat kita lihat pendapatan petani tergantung dari banyaknya hasil panen yang diperoleh dan juga harga yang berlaku pada saat itu.
Selain itu pendapatan dipengaruhi juga oleh input-input usahatani seperti benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Pendapatan paling tinggi
diantara tiga desa adalah Desa Karyamekar, meskipun dari segi pendapatan berada pada urutan kedua akan tetapi biaya rata-rata yang di keluarkan untuk kegiatan
usahatani tidak lebih besar dari desa lainnya atau ada pada berada pada urutan kedua dari segi pembiayaan. Desa Sarimukti merupakan desa yang
penerimaannya paling besar, akan tetapi biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani cukup besar, terutama dalam pengguanaan pupuk,tenaga kerja,
dan alat-alat pertanian. Sedangkan Desa Padaawas meskipun merupakan desayang penerimaannya paling kecil, akan tetapi biaya rata-rata yang dikeluarkan relatif
kecil, sehingga pendapatan petani menjadi tinggi. Pendapatan perpetani dapat dilihat pada tabel menunjukkann bahwa pendapatan paling tinggi dan pendapatan
paling rendah berada di Desa Karyamekar. Sedangkan untuk pendapatan rata-rata paling tinggi berada di Desa Padaawas.
6.4 Efisiensi Usahatani
Efisiensi usahatani merupakan rasio atau perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran yang telah dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani atau
biasa ditulis dengan RC rasio. Usahatani dikatakan efisien apabila memiliki niali lebih dari satu, semakin tinggi nilai RC rasio maka semakin efisiean kegiatan
usahatani tersebut dan semakin tinggi pula pendapatan yang diterimaoleh petani. Nilai RC rasio menunjukkan bahwa setia satu rupiah yang kita keluarkan untuk
kegiatan usahatani maka akan didapatkan return sebesar nilai RC rasio tersebut. Berikut tabel efisiensi usahatani kentang rata-rata desa per hektar per musim
tanam.
57
Tabel 21. Efisiensi Usahatani Kentang Rata-Rata Desa per Hektar per Musim Tanam
Komponen desa
Padaawas Karyamekar
Sarimukti Penerimaan tunai
62,775,000.00 63,835,000.00 66,188,888.89 Penerimaan yang diperhitungkan
12,667,500.00 14,140,000.00 12,288,888.89 Total Penerimaan
50,107,500.00 49,695,000.00 53,900,000.00 Biaya Tunai
20,547,620.54 22,735,750.00 18,777,500.00 Biaya yang diperhitungkan
917,273.81 932,166.67
982,222.22 Jumlah total biaya
21,464,894.35 23,667,916.67 19,759,722.22 Pendapatan atas biaya tunai
29,559,879.46 26,959,250.00 35,122,500.00 Pendapatan atas biaya total
28,642,605.65 26,027,083.33 34,140,277.78 RC atas biaya tunai
2.46 2.83
3.31 RC atas biaya total
2.37 2.73
3.15 Desa
Max Min
Median Padaawas
3.11 1.37
2.34 Karyamekar
3.36 1.37
2.32 Sarimukti
3.20 1.60
2.21
Apabila dilihat dari perbandingan antara pendapatan dan biaya RC rasio atas biaya tunai dan biaya totalnya yang terdapat pada tabel 25 maka dapat
disimpulkan bahwa usahatani kentang yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Pasirwangi pada dasarnya dinyatakan efisien dan layak untuk diusahakan, karena
memiliki RC rasio yang lebih besar dari satu. Efisiensi paling tinggi berada di Desa Karyamekar yaitu mencapai 3.36 akan
tetapi nilai RC rasio terendah berada di desa in dan Desa Padaawas. Untuk nilaia RC rasio rata-rata paling tinggi berada di Desa Padaawas, dan paling rendah
berada di Desa Sarimukti.
6.5 Uji Beda Anova