Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

23

3. Net Benefit Cost NET BC

Net Benefit Cost adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. NET BC adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang present value dari net benefit yang positif dengan net benefit yang negatif. Proyek dinyatakan layak bila nilai NET BC lebih besar dari satu.

4. Payback Period

Payback Period merupakan penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu pengembalian investasi. Semakin cepat waktu pengembalian investasi, maka semakin baik proyek tersebut untuk dilaksanakan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Nugraha 2011 menyatakan hasil analisis bioekonomi dilihat dari net benefit untuk usaha penangkapan menunjukan keuntungan rata-rata nelayan rajungan di Kabupaten Cirebon Rp -2.522,76 jutatahun. Nilai net benefit aktual dibawah profit MEY yang dikhawatirkan terjadi overfishing secara ekonomi. Apabila diberlakukan regulasi minimum legal size rajungan lebih dari 8,5 cm, dimana share rata-rata rajungan dibawah ukuran legal mencapai lima persen. Hasil analisis tersebut menghasilkan batasan penangkapan rajungan berbagai rezim perikanan lestari, sole owner, dan open acces berturut-turut sebesar 2.425,41, 1.856,26 dan 2.423,05 tontahun. Sedangkan effort lestari, sole owner, dan open access sebesar 607.994, 313.471 dan 626.943 days fishingtahun. Simulasi penerapan kebijakan minimum legal size secara grafik menunjukan terjadinya efisiensi dan efektifitas penggunaan input perikanan tangkap. Kebijakan dapat mendorong tingkat stok lebih stabil, mengefektifikan penggunaan effort yang menghasilkan keuntungan maksimal, produksi yang memberikan nilai rajungan besar yang stabil setiap tahunnya, serta profitability nelayan rajungan selama lima tahun kedepan yang stabil. Rosidah et al 2004 menyatakan hasil penelitiannya bahwa produksi hasil tangkapan rajungan per tahun per orangnelayan sebesar 6.300 kg dimana nelayan rajungan ini adalah nelayan Cirebon. Berdasarkan analisis ekonomi, penghasilan 24 per nelayan per tahun adalah 18 juta rupiah dengan nilai revenue per cost RC rasio sebesar 1,54 yang berarti layak untuk dikembangkan. 25

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Teoritis

Tingginya tingkat permintaan rajungan membuat nelayan terus mengeksploitasi sumberdaya rajungan. Penangkapan rajungan secara besar- besaran dan terus-menerus membuat stok rajungan akan semakin menurun dan mengarah pada kelangkaan sumberdaya rajungan. Tingginya permintaan juga mendorong nelayan untuk menangkap lebih tanpa menghiraukan ukuran dan kondisi stok rajungan demi keuntungan yang akan diperoleh dari pengolah rajungan mini plant. Apabila kegiatan tersebut terus berlangsung maka akan berdampak pada pengurangan tingkat profitabilitymini plant dalam jangka panjang karena sulitnya mendapatkan input rajungan. Penurunan stok rajungan dapat diatasi dengan kebijakan minimum legal size input production dimana permintaan rajungan dibatasi berdasarkan ukuran rajungan yang diminta atau diolah oleh produksi mini plant. Kebijakan tersebut dimaksudkan agar mini plant pengolahan rajungan tidak menerima rajungan dengan ukuran kecil sebagai input produksinya sehingga akan menurunkan penawaran nelayan terhadap rajungan kecil. Akibatnya, nelayan akan mengurangi atau tidak menangkap rajungan kecil yang akan membuat stok rajungan di laut meningkat dan juga meningkatkan tingkat profitabilitymini plant dalam jangka panjang. Stok rajungan yang terjaga akan membuat input rajungan pada pengolahan rajungan menjadi stabil. Kestabilan input produksi ini berdampak langsung pada kestabilan biaya produksi dan juga peningkatan keuntungan pengolahan rajungan skalamini plant. Tingkat kenaikan keuntungan tersebutdapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis kelayakan finansial mini plant, yaitu dengan menggunakan pendekatan Cost Benefit AnalysisCBA saat sebelum dan sesudah penerapan kebijakan minimum legal size input production. Uji kelayakan finansial usaha pengolahan rajungan skala mini plant inidilakukan secara jangka panjang untuk melihat dampak kebijakan secara langsung.