43 Data Rekap Perahu Kapal Motor Tahun 2010 yang diperoleh dari Dinas
Peternakan Perikanan dan Kelautan dapat diestimasi jumlah nelayan sebagai berikut.
Tabel 10. Jumlah Perahu per Kecamatan di Kabupaten Bekasi No.
Kecamatan Jumlah Perahu Kapal Motor
Tanpa Motor
Motor Tempel
Kapal Motor
Jumlah 1.
Tarumajaya 21
173 -
194
2. Babelan
- 114
- 114
3. Muaragembong
- 417
3 420
Jumlah 21
704 3
728
Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi, 2010
Berdasarkan tabel di atas, perahu yang menggunakan motor tempel sangat mendominasi jumlahnya sebagai alat penangkap utama perikanan laut. Nelayan
tersebut menangkap semua jenis ikan di laut untuk dijual kembali. Selain dijual, hasil tangkapan nelayan juga untuk dikonsumsi sendiri.
5.5 Alat Tangkap dan Waktu Penangkapan Rajungan
Kegiatan melaut yang dilakukan oleh nelayan Kabupaten Bekasi hanya terfokus di tiga kecamatan yang berdekatan dengan pantai Laut Jawa. Ketiga
kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tarumajaya, Babelan, Dan Muara Gembong. Warga yang tinggal di ketiga kecamatan tersebut mayoritas bermata
pencaharian sebagai nelayan, penjual ikan, dan pengolah hasil laut. Nelayan menangkap semua jenis perikanan laut dengan menggunakan
beberapa jenis alat tangkap. Dalam setiap perahu nelayan biasanya menggunakan lebih dari satu alat tangkap yaitu alat tangkap utama dan lainnya.Alat tangkap
yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Bekasi adalah arad, bubu, garok, jala, jaring, pancing, sero, dan waring. Walaupun masih terdapat alat tangkap yang
tidak lestari untuk digunakan, nelayan tetap menggunakan alat tangkap tersebut guna mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Jenis dan jumlah alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 11.
44
Tabel 11. Jumlah Alat Tangkap Nelayan Kabupaten Bekasi
Kecamatan Jumlah Alat Tangkap Perikanan unit
Arad Bubu
Garok Jala
Jaring Pancing
Sero Waring
Tarumajaya -
- 24
107 112
- 82
63 Babelan
- -
- 87
59 -
81 Muara
Gembong 35
26 -
8 359
9 96
71 Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi, 2010
Waktu melaut yang sering dilakukan oleh nelayan Kabupaten Bekasi adalah pagi hari hingga sore hari. Hal tersebut dikarenakan angin yang berhembus
pada pagi hari tidak sekuat pada angin malam hari. Selain itu, nelayan yang menangkap rajungan memilih waktu melaut pada pagi hari karena kualitas daging
rajungan yang ditangkap pada pagi atau siang hari berbeda dengan rajungan hasil tangkapan malam hari. Daging rajungan yang berasal dari rajungan hasil
tangkapan pagi hari memiliki aroma khas rajungan yang lebih kuat. Sedangkan daging rajungan yang berasal dari rajungan hasil tangkapan pada malam hari
memiliki aroma yang lemah dan cenderung tawar. Kualitas yang lebih baik pada daging rajungan yang ditangkap pagi hari membuat mini plant lebih menyukai
rajungan tersebut sehingga mini plant memberikan saran pada nelayan agar menangkap rajungan pada pagi hari.
45
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN