55 Berdasarkan kedua percobaanyang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin besar ukuran rajungan yang diolah maka semakin efisien pengolahan rajungan tersebut. Hasil percobaan tingkat efisien rajungan dapat
dilihat lebih jelas dalamTabel 16 dan Tabel 17.
Tabel 16. Hasil Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Ukuran Ukuran
cm Sebelum
Perebusan kg
Setelah Perebusan
kg Waktu
Pengupasan menit
Klasifkasi Berat Daging
kg Total
Daging kg
5 – 7
5 4,3
100
JUMBO = 0,4 SPECIAL = 0,1
SUPER LUMP = 0,3 CLAWMEAT = 0,35
1,15 8
– 10 5
4,2 61
JUMBO = 0,5 SPECIAL = 0,11
SUPER LUMP = 0,34 CLAWMEAT = 0,45
1,4 11
– 13 5
4,2 45
JUMBO = 0,7 SPECIAL = 0,1
SUPER LUMP = 0,3 CLAWMEAT = 0,5
1,6
Tabel 17. Hasil Pengolahan Rajungan Berdasarkan Jenis Kelamin Ukuran
cm Sebelum
Perebusan kg
Setelah Perebusan
kg Waktu
Pengupasan menit
Klasifkasi Berat Daging
kg Total
Daging kg
Jantan 5
4,1 47
JUMBO = 0,5 SPECIAL = 0,1
SUPER LUMP = 0,3 CLAWMEAT = 0,5
1,4 Betina
5 4,15
48
JUMBO = 0,4 SPECIAL = 0,1
SUPER LUMP = 0,3 CLAWMEAT = 0,4
1,2
6.5 Profil
Mini PlantPengolahan Rajungan
Penelitian ini dilakukan di dua buah mini plant di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Kedua mini plant tersebut mempunyai profil yang berbeda
baik dalam kepemilikan, lama beroperasi, pemasaran, penjualan, input rajungan, dan juga operasionalnya.Kedua mini plant memiliki jumlah produksi yang
berbeda, jumlah produksi didapatkan dari hasil wawancara kemudian dikalkulasikan dengan data hasil identifikasi rajungan untuk mengetahui jenis
rajungan yang diolah. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara didapatkan juga data cash flow mini plant yang dapat dilihat pada Lampiran 5.
56 Mini plant
pertama adalah mini plant yang terbilang besar karena dalam satu hari mini plant ini mampu memproduksi rajungan sebanyak ±500 Kg. Dalam
satu tahun produksi, mini plant ini meliburkan pekerjanya saat tahun baru, Idul Adha, dan satu minggu menjelang Idul Fitri.Mini plant ini berdiri sejak tahun
2001 dengan nama pemilik Bapak Maulana yang beralamat di Jalan Kampung Pal Lama, Pantai Modern Rt01012, Desa Pantai Makmur, Kecamatan Tarumajaya,
Kabupaten Bekasi, 17212.Berbeda dengan mini plant pertama, mini plant ini mendapat input rajungan langsung dari nelayan yang sudah menjadi mitra kerja
dalam pengolahan rajungan. Hasil tangkapan nelayan dijual dengan harga lebih rendah karena nelayan tersebut sebelumnya telah meminjam perahu atau sejumlah
uang pada mini plant untuk kegiatan melaut sehingga menjadi mitra kerja. Rajungan yang dijual oleh nelayan berupa rajungan mentah dan matang. Rajungan
matang dijual ke mini plant ini karena untuk menghemat waktu produksi mini plant
dan juga untuk mengurangi resiko rajungan busuk bila nelayan melaut dalam waktu yang lama. Rajungan matang ini seharusnya ditiriskan dahulu
sebelum dijual, namun nelayan tidak meniriskan rajungan matang untuk menambah keuntungan mereka karena akan lebih berat. Daging rajungan yang
dihasilkan mini plant ini dipisahkan berdasarkan jenis jumbo, super lump, special, dan claw meat. Pemisahan jenis daging rajungan ini dilakukan atas permintaan
pabrik yang sudah menjadi standar penjualan. Selain itu harga daging rajungan pun beragam berdasarkan jenisnya. Dalam penjualan di mini plant ini biasanya
dilakukan dengan penjemputanpengambilan daging rajungan oleh pabrik langsung ke mini plant ini sehingga pihak mini plant tidak mengeluarkan biaya
transportasi.Produksi mini plant ini mencapai satu ton bila saat musim rajungan sedang banyak. Musim rajungan dipengaruh faktor alam seperti angin laut, cuaca,
dan keaadan laut. Dalam satu tahun terdapat tiga musim rajungan dengan jumlah rajungan yang bebeda sedikit, sedang, dan banyak. Jumlah produksi rajungan
mini plant ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
Mini plant kedua merupakan mini plant pengolahan rajungan skala rumah
tangga yang dimiliki oleh seorang pria yang bernama Bapak Abdul Hamid. Mini plant
ini berdiri sejak tahun 2005 dan terletak di Jalan PLTGU Muara Tawar, Desa Pantai Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi,17212. Hasil
57 produksi mini plant ini dipasarkan kepada pengepul daging rajungan di wilayah
Jakarta dan Bekasi. Daging rajungan yang dihasilkan dijual dalam satu kelompok campuran untuk menghindari resiko penolakan reject jika langsung dijual ke
pabrikplant karena ada beberapa standar mutu yang diterapkan oleh plant. Input rajungan yang digunakan mini plant ini diperoleh dari pedagang bakul rajungan
yang sudah menjadi langganannya tiap hari.Dalam satu hari mini plant ini rata- rata memproduksi ±150 kilogram rajungan mentah dengan ukuran besar karena
telah dilakukan penyortiran di tingkat pedagang bakul. Produksi rajungan dengan ukuran besar di mini plant ini membuktikan bahwa mini plant ini telah
menerapkan kebijakan. Mini plant membeli rajungan dan memasarkan daging rajungan dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. Dalam satu tahun
produksi, mini plant ini meliburkan pekerja saat tahun baru dan satu minggu menjelang Idul Fitri. Jumlah produksi rajungan di mini plant Bapak Abdul Hamid
dapat dilihat pada Lampiran 10.
6.6 Tingkat Produktifitas Tenaga Kerja