25
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Tingginya tingkat permintaan rajungan membuat nelayan terus mengeksploitasi sumberdaya rajungan. Penangkapan rajungan secara besar-
besaran dan terus-menerus membuat stok rajungan akan semakin menurun dan mengarah pada kelangkaan sumberdaya rajungan. Tingginya permintaan juga
mendorong nelayan untuk menangkap lebih tanpa menghiraukan ukuran dan kondisi stok rajungan demi keuntungan yang akan diperoleh dari pengolah
rajungan mini plant. Apabila kegiatan tersebut terus berlangsung maka akan berdampak pada pengurangan tingkat profitabilitymini plant dalam jangka
panjang karena sulitnya mendapatkan input rajungan. Penurunan stok rajungan dapat diatasi dengan kebijakan minimum legal size
input production dimana permintaan rajungan dibatasi berdasarkan ukuran
rajungan yang diminta atau diolah oleh produksi mini plant. Kebijakan tersebut dimaksudkan agar mini plant pengolahan rajungan tidak menerima rajungan
dengan ukuran kecil sebagai input produksinya sehingga akan menurunkan penawaran nelayan terhadap rajungan kecil. Akibatnya, nelayan akan mengurangi
atau tidak menangkap rajungan kecil yang akan membuat stok rajungan di laut meningkat dan juga meningkatkan tingkat profitabilitymini plant dalam jangka
panjang. Stok rajungan yang terjaga akan membuat input rajungan pada pengolahan
rajungan menjadi stabil. Kestabilan input produksi ini berdampak langsung pada kestabilan biaya produksi dan juga peningkatan keuntungan pengolahan rajungan
skalamini plant. Tingkat kenaikan keuntungan tersebutdapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis kelayakan finansial mini plant, yaitu dengan
menggunakan pendekatan Cost Benefit AnalysisCBA saat sebelum dan sesudah penerapan kebijakan minimum legal size input production. Uji kelayakan finansial
usaha pengolahan rajungan skala mini plant inidilakukan secara jangka panjang untuk melihat dampak kebijakan secara langsung.
26
3.2 Kerangka Operasional