Wisata Bahari Kesesuaian Kawasan untuk Ekowisata Pesisir dan Laut

78

5.3.2 Wisata Bahari

Wisata bahari merupakan wisata yang dilakukan di perairan laut dengan obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi sumberdaya yang terdapat pada bentang laut sea space antara lain selam, snorkeling, berselancar surfing, memancing, berperahu boating dan berlayar sailing. Selam . Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan pada delapan stasiun pengamatan, luas areal terumbu karang yang sangat sesuai S1 dan sesuai S2 untuk jenis wisata selam masing – masing adalah 33. 58 ha dan 20.58 ha. Kelas kesesuaian S1 memiliki nilai kesesuaian berkisar antara 80 - 94 dan terdapat pada stasiun 2 dan 5. Hal ini terutama karena lebih dipengaruhi oleh kedalaman ekosistem karang dan kondisi karangnya yang baik. Kelas kesesuaian S2 memiliki nilai berkisar antara 66 - 80 dan tersebar pada stasiun 7 dan stasiun 6. Luas kawasan berdasarkan kelas kesesuaian untuk selam disajikan pada Tabel 19, sedangkan peta kesesuaian wisata bahari kategori selam dapat dilihat pada Gambar 16. Tabel 19 Luas kawasan berdasarkan kelas kesesuaian untuk kegiatan Selam. No Kelas Kesesuaian Luas ha Nilai Kesesuaian 1 S1 Sangat Sesuai 33.58 80 – 94 2 S2 Sesuai 20.58 66– 80 Sumber: Hasil Analisis 2009 79 Gambar 17 Peta kesesuaian wisata bahari jenis kegiatan selam di Pulau Matakus 79 80 Snorkling . Berdasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan pada delapan stasiun pengamatan, luas areal terumbu karang yang sangat sesuai S1 dan sesuai S2 untuk jenis wisata snorkling masing – masing adalah 82.49 ha dan 85.83 ha. Kelas kesesuaian S1 memiliki nilai kesesuaian berkisar antara 79 - 91 dan tersebar pada stasiun 2, 8 dan 9. Kelas kesesuaian S2 memiliki nilai berkisar antara 66 - 78 dan tersebar pada stasiun 2, 5, 6 dan 7. Luas kawasan berdasarkan kelas kesesuaian untuk wisata bahari jenis kegiatan snorkeling disajikan pada Tabel 20, sedangkan peta kesesuaian wisata bahari kategori snorkling dapat dilihat pada Gambar 17. Tabel 20 Luas kawasan berdasarkan kelas kesesuaian untuk kegiatan snorkeling. No Kelas Kesesuaian Luas ha Nilai Kesesuaian 1 S1 sangat Sesuai 82.49 79 – 91 2 S2 Sesuai 85.83 66 – 78 Sumber: Hasil Analisis 2009 81 Gambar 18 Peta kesesuaian wisata bahari jenis kegiatan snorkling di Pulau Matakus 81 82 Olahraga Perairan. Dalam penelitian ini, olahraga perairan yang dimaksudkan meliputi kegiatan berperahu boating, jet ski, dan berlayar sailing. Bedasarkan hasil analisis kesesuaian kawasan untuk jenis wisata olahraga perairan pada delapan stasiun pengamatan, secara keseluruhan dihasilkan tiga kelas kesesuaian yakni S1 seluas 760.76 ha, S2 seluas 304.93 ha, dan N seluas 680.26 ha. Kelas kesesuaian S1 memiliki nilai kesesuaian berkisar antara 88 – 100 dan tersebar pada stasiun 2, stasiun 3, satasiun 4, stasiun 5 dan stasiun 9. Kelas kesesuaian S2 memiliki nilai 79 dan tersebar pada stasiun 1, stasiun 6, stasiun 7 dan stasiun 8 sedangkan kawasan dengan kelas N memiliki nilai kesesuaian berkisar antara 54 – 75 terdapat pada seluruh stasiun pengamatan dengan kedalaman antara 0 – 10 m. Beberapa stasiun seperti stasiun 2, 3,4,5 dan 9 pada kedalaman 5 – 10 m masih termasuk kategori sangat sesuai untuk kegiatan olahraga perairan karena kecepatan arus pada stasiun tersebut tergolong lemah sehingga memiliki nilai bobot yang tinggi. Luas masing – masing kelas kesesuaian untuk kegiatan olahraga perairan di sajikan pada Tabel 21, sedangkan peta kesesuaian wisata bahari kategori olahraga perairan dapat dilihat pada Gambar 18. Peta arahan ekowisata pesisir dan laut di Pulau Matakus dapat dilihat pada Gambar 19. Tabel 21 Luas kawasan berdasarkan kelas kesesuaian wisata bahari jenis kegiatan olahraga perairan. No Kelas kesesuaian Luas ha 1 Sangat sesuai S1 760.76 2 Sesuai S2 304.93 3 Tidak sesuai N 680.26 Sumber: Hasil Analisis 2009 83 Gambar 19 Peta kesesuaian wisata bahari jenis kegiatan olahraga perairan di Pulau 83 84 Gambar 20 Peta arahan ekowisata pesisir dan laut di kawasan Pulau Matakus 84 85

5.4 Daya Dukung Pulau Matakus untuk Pengembangan Ekowisata