5 dan mempengaruhi pengembangan kawasan beserta sumberdaya alam yang ada
didalamnya. Berdasarkan gambaran singkat diatas, maka beberapa permasalahan yang
dapat diidentifikasi terkait dengan pengelolaan sumberdaya Pulau Matakus untuk ekowisata pesisir dan laut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem zonasi Pulau Matakus sebagai kawasan konservasi. 2. Bagaimana kesesuaian kawasan Pulau Matakus untuk kegiatan wisata pesisir
dan laut dengan konsep ekowisata. 3. Bagaimana daya dukung kawasan Pulau Matakus untuk pengembangan
ekowisata. 4. Bagaimana persepsi masyarakat Desa Matakus, wisatawan dan pemerintah
daerah untuk pengembangan ekowisata pesisir dan laut di Pulau Matakus.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 1. Menentukan zonasi kawasan konservasi dan aktifitas yang sesuai di Pulau
Matakus dan perairan sekitarnya. 2. Menentukan kelas kesesuaian kawasan Pulau Matakus untuk beberapa jenis
kegiatan wisata bahari dan pantai dengan konsep ekowisata. 3. Memperkirakan daya dukung kawasan Pulau Matakus untuk kegiatan
ekowisata pesisir dan laut. 4. Mengkaji persepsi masyarakat Desa Matakus, wisatawan dan pemerintah
daerah untuk pengembangan ekowisata pesisir dan laut. Manfaat Penelitian:
1. Sebagai bahan acuan bagi Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat dalam merencakan dan menentukan kebijakan pengembangan ekowisata di Pulau
Matakus. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak swasta yang ingin terlibat dalam kegiatan
wisata di kawasan Pulau Matakus. 3. Sebagai informasi dasar yang ilmiah bagi upaya pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil secara lestari dan berkelanjutan.
6
1.4 Kerangka Pemikiran
Pulau Matakus merupakan bagian dari sumberdaya pulau kecil di Kepulauan Tanimbar yang memiliki lebih dari satu sistem ekologi ekosistem
pesisir dan sumberdaya pesisir. Ekosistem alamiah yang terdapat di pesisir Pulau Matakus antara lain terumbu karang, mangrove, padang lamun, pantai berpasir,
pantai berbatu, formasi pes-caprea dan formasi baringtonia, sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa kawasan pariwisata dan kawasan pemukiman. Kondisi
ini menggambarkan bahwa kawasan Pulau Matakus memiliki komponen biofisik yang mendukung untuk pengembangan ekowisata.
Sebagai pulau kecil, Pulau Matakus rentan terhadap berbagai tekanan baik dari masyarakat lokal dengan segala aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam
untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, juga dari wisatawan yang mengunjungi dan memanfaatkan sumberdaya dan jasa lingkungan di kawasan
tersebut untuk kebutuhan wisata. Dalam pengembangan kawasan ini, keseimbangan dalam menempatkan dimensi-dimensi lingkungan, sosial dan
ekonomi perlu mendapat perhatian serius. Disatu sisi pengembangan wisata ditujukan untuk menghasilkan keuntungan secara ekonomi, namum disisi lain
pengembangannya juga harus memperhatikan terjaganya kualitas ekologis, baik secara fisik maupun sosial.
Pengembangan Pulau Matakus untuk kegiatan ekowisata pesisir dan laut membutuhkan berbagai informasi mengenai kondisi dan dinamika sumberdaya
alam maupun masyarakat yang berada di sekitar kawasan karena pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil dimaksud harus disesuaikan dengan karakteristik
sumberdaya alam yang terkandung di lahan kawasan tersebut agar pemanfaatannnya secara spasial berlangsung dengan optimal. Pembagian zonasi,
penentuan kesesuaian kawasan untuk berbagai kegiatan ekowisata, serta daya dukung kawasan dalam menampung berbagai aktifitas karena sifatnya yang
insular maupun persepi stakeholder terkait pengembangan kawasan Pulau Matakus sangat penting untuk dipertimbangkan.
Dalam penelitian ini penentuan zona pemanfaatan di kawasan konservasi Pulau Matakus dilakukan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis SIG
dan didasarkan pada kondisi biofisik kawasan. Pembagian zona terdiri atas tiga
7 bagian yakni zona inti, zona pemanfaatan langsung dan zona penyangga.
Penenuan zonasi ini dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian, pemanfatan dan pemeliharaan keberlanjutan sumberdaya yang ada di kawasan
Pulau Matakus dalam jangka panjang serta mengeliminir berbagai faktor tekanan terhadap ekosistem akibat kegiatan yang tidak sesuai. Selain itu pula untuk
mengoptimalkan pemanfaatan lahan pesisir karena mengingat tidak semua kawasan pulau sesuai untuk kegiatan wisata.
Berdasarkan hasil zonasi kemudian dilakukan kajian kesesuaian kawasan Pulau Matakus untuk berbagai kegiatan ekowisata dengan pendekatan Sistem
Informasi Geografis SIG dan didasarkan pada kriteria kesesuaian untuk setiap aktifitas wisata dan konsumsi wisata yang ada saat ini. Analisis kesesuaian wisata
hanya dilakukan pada kawasan yang termasuk dalam kategori zona pemanfaatan langsung dan zona penyangga. Melalui pendekatan ini, akan diketahui kawasan
mana saja yang sesuai dan tidak sesuai untuk berbagai jenis kegiatan ekowisata. Selanjutnya dilakukan penentuan daya dukung kawasan untuk menampung
wisatawan yang masuk sehingga tidak menimbulkan kerusakantekanan terhadap kawasan secara ekologis. Penghitungan daya dukung dilakukan dengan dua
pendekatan yakni pendekatan daya dukung kawasan untuk mengetahui jumlah wisatawan yang dapat ditampung ditiap sub zona kegiatan wisata berdasarkan luas
kawasan yang sangat sesuai dan menghitung total populasi wisatawan yang dapat ditampung di kawasan Pulau Matakus berdasarkan konsumsi ruang untuk
kegiatan wisata saat ini dan ketersediaan lahan produktif secara biologi biocapacity dengan menggunakan Analisis Tapak Ekologi atau Ecological
Footprint Analysis EFA. Persepsi stakeholder masyarakat Desa Matakus, wisatawan dan pemerintah
daerah sehubungan dengan pengelolaan Pulau Matakus sebagai kawasan ekowisata pesisir dan laut akan dinilai berdasarkan persentase jawaban responden
terhadap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariate menggunakan Principal Component Analysis PCA untuk
mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan kondisi sosial ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap persepsi.
8 Informasi – informasi tersebut diatas sangat diperlukan dalam upaya
pengelolaan dan pengembangan kawasan Pulau Matakus sebagai kawasan ekowisata bahari untuk kepentingan keberlanjutan sistem sumberdaya yang
terdapat di kawasan Pulau Matakus dan aktifitas ekowisata itu sendiri. Kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
U M
P A
N B
A L
I K
K E
B E
R L
A N
J U
T A
N
Sistem SD Pulau Matakus
Konsumsi Ekowisata Bahari
Zonasi Pulau Matakus
Biofisik
Pengembangan Ekowisata Pulau Matakus
Daya Dukung Ekowisata
Analisis Kesesuaian
Ekowisata
Ecological Footprint Analisis
GIS Analisis
Analisis Daya Dukung Kawasan
Analisis Persepsi Stakeholder
PCA
9
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batasan dan Definisi Pulau Kecil