99 pemahaman terhadap prinsip ekowisata, sekitar 44.68 menyatakan memahami
prinsip – prinsip ekowisata sementara 55.32 tidak memahami prinsip – prinsip ekowisata. Namun secara keseluruhan, 100 responden menyatakan setuju
dengan upaya pengembangan kawasan Pulau Matakus menjadi kawasan ekowisata bahari.
Hasil analisis terhadap berbagai jawaban yang diberikan responden sebagai pembentuk presepsi masyarakat menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Desa
Matakus untuk pengembangan ekowisata di kawasan tersebut termasuk kategori baik yakni sekitar 53.06 dan cukup yakni sekitar 46.94.
5.5.2 Hubungan Karakteristik Masyarakat dengan Tingkat Persepsi
Persepsi responden ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu setiap responden. Secara umum umur, tingkat pendidikan, jenis mata
pencaharian dan pendapatan merupakan faktor – faktor yang berpengaruh. Akar ciri dan persentase ragam hasil Analisis Komponen Utama terhadap 49 responden
dari kelompok masyarakat untuk 5 variabel dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Akar ciri dan persentase ragam pada tiga komponen utama
Eigen Analisis Komponen Utama
1 2
3 Nilai Eigen akar ciri
2,031939 0,940624
0,886819 Ragam
0,406388 0,188125
0,177364 Kumulatif
0,406388 0,594513
0,771876 Sumber: Hasil Analisis 2009
Hasil analisis matrik korelasi data seperti tampak pada Tabel 29 memperlihatkan bahwa ragam pada sumbu utama pertama hingga ketiga mencapai
77,19 dari ragam total. Hal ini berarti 77 dari data hasil analisis dapat diterangkan hingga sumbu utama ketiga. Komponen utama pertama hingga ketiga
secara berurutan memiliki akar ciri 2,0319; 0,9406; dan 0,8868 yang menjelaskan masing-masing 40,6; 18,81; dan 17,7 keragaman dari gugus data.
Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel pendidikan, pekerjaan dan pendapatan berkorelasi positif dengan persepsi responden dalam pengembangan
ekowisata, dimana variabel pendidikan memiliki korelasi tertinggi 0.9999
100 99.99 terhadap variabel persepsi dikuti oleh variabel pekerjaan 0.4784
47.84 dan pendapatan 0.2014 20.14. Kontribusi variabel dalam pembentukan komponen utama menunjukan
bahwa variabel pekerjaan, pendapatan, persepsi dan pendidikan memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan komponen utama pertama dengan nilai
korelasi masing – masing variabel dan sumbu berturut – turut sebesar 0.9536; 0.8243; 0.7202; dan 0.7168. Sedangkan variabel umur memiliki kontribusi besar
terhadap komponen utama kedua dengan nilai korelasi 0.9099. Nilai – nilai diatas menunjukan kedekatan variabel – variabel tersebut terhadap masing – masing
sumbu. Variabel Pekerjaan merupakan variabel penyumbang terbesar terhadap komponen utama pertama, dimana mayoritas respoden 46.9 memiliki
pekerjaan sebagai nelayan. Interpretasi variabel yang berperan dalam pembentukan persepsi masyarakat
dan kajian individu dari responden masyarakat dari keseluruhan variabel dapat dilihat pada Gambar 24. Melihat besarnya sudut yang terbentuk antar varibel
nilai kosinus sudut, tampak jelas bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pembentukan persepsi masyarakat untuk pengembangan ekowisata bahari di
Pulau Matakus adalah tingkat pendidikan sedangkan variabel lain seperti pekerjaan, pendapatan dan umur memiliki korelasi yang kecil terhadap persepsi
masyarakat.
Gambar 25 Korelasi variabel karakteristik dan distribusi individu pada komponen utama pertama PC1 dan komponen utama kedua PC2
101 Jika dilihat dari penyebaran titik individu pada bidang sumbu utama 1 dan 2,
seperti pada Gambar 24 tampak bahwa individu yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri guru, pemimpin umat dan wiraswasta memiliki persepsi yang
lebih baik dibandingkan dengan individu yang memiliki pekerjaan yang lain. Hal ini dapat dilihat pada titik individu: 2 pendeta, 5 guru, 6 guru, 7 wiraswasta,
8 guru, 24 PNS, 44 PNS, 45 guru, 46 wiraswasta dan 48 guru, dimana titik – titik individu tersebut mengelompok dekat dengan persepsi.
Persepsi yang baik terhadap pengembangan ekowisata di Pulau Matakus dari kelompok masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai, pemimpin
umat dan wiraswasta ini disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki yakni antara SMAsederajat hingga perguruan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan
masyarakat memiliki pemahaman yang baik terhadap pengembangan ekowisata. Secara keseluruhan hasil analisis PCA yang dilakukan untuk melihat
hubungan karakteristik masyarakat dengan persepsi terhadap pengembangan ekowisata di Pulau Matakus menunjukan bahwa tingkat pendidikan formal dan
jenis pekerjaan merupakan karakteristik individu yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Maskendari
2006 yang menyatakan bahwa persepsi erat kaitannya dengan tingkat pendidikan formal, umur dan mata pencaharian masyarakat. Persepsi berkaitan dengan
karakteristik yang ada dalam individu seperti umur dan pendidikan.
5.5.3 Persepsi Wisatawan