Potensi dan Kerentanan Pulau – Pulau Kecil

11

2.3 Potensi dan Kerentanan Pulau – Pulau Kecil

Dalam suatu wilayah pesisir khususnya di PPK terdapat satu atau lebih sistem ekologi ekosistem pesisir dan sumberdaya pesisir. Ekosisitem pesisir tersebut dapat bersifat alamiah ataupun buatan man-made. Ekosistem alamiah yang terdapat di pesisir pulau-pulau kecil antara lain terumbu karang coral reefs, hutan mangrove, padang lamun seagrass beds, pantai berpasir sandy beach, pantai berbatu rocky beach, formasi pes-caprea, formasi baringtonia, estuaria, laguna dan delta. Ekosistem buatan antara lain berupa: kawasan pariwisata, kawasan budidaya marine culture dan kawasan pemukiman Dahuri, 2000. Sumberdaya ikan di kawasan PPK sangat tinggi, hal ini kerena didukung oleh ekosistem yang kompleks, sangat beragam dan produktif. Perairan karang merupakan ekosistem yang subur yang banyak dihuni oleh beranekaragam sumberdaya hayati. Selain itu, ekosistem terumbu karang dengan keunikan dan keindahannya juga dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata bahari yaitu: wisata selam, layar maupun snorkling. Potensi jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan PPK, seperti pariwisata bahari dan perhubungan laut, juga kegiatan budidaya ikan udang, rumput laut merupakan potensi yang mempunyai nilai tinggi bagi pendapatan masyarakat sekitar maupun pendapatan nasional. Dengan kaanekaragaman dan keindahan yang dimiliki PPK tersebut merupakan daya tarik tersendiri dalam pengembangan jasa pariwisata. Selain segenap potensi pembanguan tersebut di atas, ekosisitem PPK juga memiliki peran dan fungsi yang sangat menentukan bukan saja bagi kesinambungan pembangunan ekonomi, tetapi juga bagi kelangsungan hidup umat manusia. Yang paling utama adalah fungsi dan peran ekosistem pesisir dan lautan di PPK sebagai pengatur iklim global, siklus hidrologi dan biogeokimia, sumber plasma nutfah dan sistem penunjang kehidupan lainnya di daratan. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya di kawasan tersebut mestinya seimbang dibarengi dengan upaya konservasi, sehingga dapat berlangsung secara optimal dan berkelanjutan. Pulau-pulau kecil sudah dikenal sebagai wilayah yang memiliki karakteristik khas seperti luas daratannya yang kecil, relatif jauh dari dari daratan 12 induk, relative peka dalam konteks ekonomi maupun lingkungan Srinivas, 1998 dalam Adrianto, 2004. Susilo 2007 menjelaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat akan sangat bergantung pada kondisi lingkungan, sistem sosial dan ekonomi yang sehat, produktif dan aman. Oleh karena itu perlu selalu dipertimbangkan sifat khas pulau kecil yang rentan terhadap dampak kegiatan manusia. Potensi gangguan manusia terhadap ekosistem PPK antara lain: 1 merubah jenis dan komposisi ekosistem; 2 merubah kekayaan jenis biota; 3 membawa hewantumbuhan introduksi yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem; 4 menimbulkan polusi dan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung lingkungan, termasuk SDA dan jasa lingkungan; 5 merubah atau merusak habitat alamiah. Selanjutnya Debance 1999 dalam Adrianto 2004 berpendapat bahwa pembangunan fisik oleh manusia maupun perbuahan-perubahan alam seperti bencana alam menjadi salah satu penyebab utama dari turunnya kualitas lingkungan PPK. Dalam konteks faktor lingkungan Hall 1999 dalam Adrianto 2004 membagi persoalan lingkungan menjadi dua kategori yaitu 1 persoalan lingkungan secara umum yang meliputi: limbah lokal, persoalan perikanan, kehutanan, penggunaan lahan dan persoalan hak ulayat pulau: 2 persoalan lingkungan lokal yang meliputi: hilangnya tanah soil loss baik secara fisik maupun kualitas, kekurangan air water shortage, limbah padat dan bahan kimia bercun dan problem spesies langka. Karakteristik lain adalah bahwa PPK sangat rentan terhadap bencana alam seperti angin topan, gempa bumi dan banjir Briguglio, 1995; Adrianto and Matsuda, 2002 dalam Adrianto, 2004.

2.4 Ekowisata Sebagai Pariwisata Berkelanjutan