Program Keluarga Harapan Analisis Capaian Kinerja

PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 363 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Penyandang Cacat. Permasalahan yang dihadapi: 1. Orang tua over protectif terhadap anak, sehingga anak tidak mendapat kesempatan untuk mandiri. 2. Orang tua keluarga merasa malu memiliki anak cacat, sehingga kesulitan dalam pendataan penyandang cacat. Sedangkan solusi yang digunakan adalah melalui pendekatan terhadap orang tua untuk memberikan pengertian dan peran Pekerja Sosial sangat diperlukan. Anggaran biaya kegiatan Pelatihan Keterampilan tersebut adalah sebesar Rp 134.698.000,00 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 128.207.500,00 atau 95,18 dan realisasi fisik 100 . Dalam kegiatan Pembinaan dan Penyantunan Lansia Tahun 2014, terdapat pemberian latihanbimbingan keterampilan UEP sebanyak 80 orang Untuk setiap lokasi di Kecamatan ada 10 orang. Disamping itu ada juga pemberian bantuan sembako sebanyak 70 paket untuk lansia non produktif serta pembentukan karang lansia 1 paket. Pembentukan karang lansia kedepan di setiap desa tetap akan diprogramkan dalam upaya memberikan perhatian terhadap keberadaan lansia di masyarakat. PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 364 Kegiatan Pembinaan dan Penyantunan Lansia tahun 2014 Lansia yang diberikan bimbingan keterampilan 150 orang, Lansia yang diberikan bantuan sembako 70 orang dan Pelatihan Bimbingan Ketrampilan UEP. Adapun masalah yang dihadapi adalah kurangnya keterampilan untuk menambah penghasilan dan menurunnya kondisi fisik akibat faktor usia. Sedangkan solusi yang ditempuh dengan diberikan keterampilan yang ringan dan diberikan bantuan sembako. Untuk kelancaran kegiatan dengan melibatkan masyarakat yang terampil dan Pekerja Sosial Masyarakat pemdamping. Anggaran biaya dari kegiatan Pembinaan dan Penyantunan Lansia yang Tahun 2014 adalah sebesar Rp.177.604.500,00 yang realisasi fisiknya 100 serta realisasi keuangannya sebesar Rp. 176.938.550,00 atau 99,63 dan realisasi fisik 100 Pelaksanaan kegiatan Pembinaan dan Penyantunan Anak Terlantar pada untuk tahun 2013 penyantunan anakpemberian makanan tambahan sebanyak 84 orang anak, pemberian seragamalat-alat sekolah 140 paket untuk anak luar panti, serta pemberian bibit ternak babi untuk 10 orang terlantarkorban tindak kekerasan. Sedangkan untuk Tahun 2014 penyantunan anakpemberian makanan tambahan di Panti Asuhan Yasa Kerti 11.315 anakhari,Panti Asuhan Widya Asih VII 6.570 oranghari,Panti Asuhan Silahturahmi 12.775 anakhari,pemberian seragam sekolah PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 365 150 paket dan pemberian bantuan alat-alat sekolah 150 paket,serta pemberian bibit ternak babi untuk 10 orang terlantarkorban tindak kekerasan. Adapun permasalahan yang dihadapi masih adanya anak yang semestinya tinggal di Panti namun karena tempat tidak memungkinkan sehingga tidak bisa tertampung dan masih banyak anak terlantar di luar panti yang memerlukan perhatian. Sedangkan solusi untuk harapan kedepan adalah dengan menambah kamar untuk menampung anak-anak yang semestinya bisa masuk dan pemberian bantuan secara bertahap. Kegiatan ini dibiayai dari APBD Kabupaten Karangasem dengan besaran Rp. 272.000.000,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp.268.187.508,00 yang realisasi fisiknya 100 dan realisasi keuangannya 98,60 dan realisasi fisik 100. Sasaran 2 : Tertanganinya Korban Bencana Alam dan Sosial Indikator Kinerja Utama Target RenstraRP MD Realisasi sd Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaian Jumlah bantuan paket sembako dan peralatan dapur bagi korban bencana alam kebakaran dan puting beliung. Jumlah bantuan air bersih bagi korban bencana alam kekeringan sebanyak 270 paket 100 100 100 91,48 91,48 PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 366 1. Penanganan Masalah-masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa Penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari penanggulangan bencana nasional. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 mengamanatkan peran aktif pemerintah, swastadunia usaha dan masyarakat pada seluruh fase penanggulangan bencana. Pada fase tanggap darurat Dinas Sosial mendapatkan mandat pelaksanaan penanggulangan bencana bidang Perlindungan Sosial yang terkait dengan Shelter dan Logistik. Shelter dan Logistik dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana melalui layanan darurat agar korban bencana bertahan untuk hidup. Dalam Kegiatan Penanganan Masalah-masalah Strategis yang menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa Dinas Sosial berkoordinasi dengan Camat se-Kabupaten Karangasem dan LurahPerbekel yang ada di Kabupaten Karangasem Pembiayaan dalam Pelaksanaan Kegiatan Penanganan Masalah-masalah Strategis yang menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa dengan jumlah dana Rp .291.368.700,00 dengan realisasi RP.266.556.200 ,00 atau 91,48 dan realisasi fisik 100. Kegiatan dilaksanakan selama 1 satu tahun anggaran 2014 dengan jumlah sasaran yaitu masyarakat yang terkena dampak Bencana alam seperti: Banjir, Kebakaran, Angin Puting Beliung, Gelombang pasang, dll PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 367 Kendala yang dihadapi yaitu masyarakat yang terkena dampak Bencana alam belum semua melaporkan ke instansi terkait, hal ini menghambat untuk pemberian bantuan dengan cepat kepada sasaran. Harapan untuk kedepan Masyarakat bersama instansi terdepan dalam hal ini Kepala Desa Lurah diwilayahnya masing-masing segera melaporkan kejadian Bencana untuk selanjutnya Dinas Sosial bisa mengalokasikan bantuan dengan segera. Meningkatnya pembinaan terhadap Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS Tertanganinya kasus-kasus permasalahan sosial keluarga Terbinanya organisasi kese- jahteraan sosial dengan baik KT dan PSM Terbinanya dan terevaluasinya organisasi sosial 100 98,26 100 97,56 97,56 100 - 100 89,07 89,07 90 orang 95,61 100 91,68 91,68 Indikator Kinerja Utama Target RenstraR PJMD Realisasi sd Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaian

1. Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial

masyarakat Pengelolaan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga LK3 sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kompleknya permasalahan keluarga merupakan dampak perubahan bagian penting dari upaya penanganan masalah keluarga yang difokuskan pada proses pelayanan yang didasarkan pada praktek pekerjaan sosial. Keberhasilan pengelolaan LK3 ditentukan oleh kemampuan PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 368 pengelola dalam memahami dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya,oleh karena itu pengelola LK3 dituntut untuk memiliki pengetahuan,ketrampilan,teknik dan seni yang memadai sehingga mencapai tujuan perubahan yang ingin dicapai dalam menangani masalah psikososial keluarga. Kehadiran LK3 saat ini telah memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam aksebilitas layanan konsultasi terhadap keluarga,disamping juga merupakan pusat jaringan terhadap sumber-sumbberrujukn penanganan masalah keluarga.Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi penanaman nilai-nilai bagi anak,sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial primer ini menjadi wahana yang paling efektif memmenuhi hak anak yaitu tumbuh kembang,kualitas hidup,partisipasi dan pendidikan. Terjadinya perubahan pola sikap,perilaku,mental dan pola pikir keluarga yang kurang sesuai dengan nilai dan norma dalam kehidupan sosial masyarakat,mengakibatkan tidak sedikit dari mereka yang tidak mampu lagi secara fungsional menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Oleh sebab itu,tidak mengherankan jika kasus-kasus keluarga selalu muncul setiap hari dengan tingkat dimensi dan keluasannya.Dalam kedudukan semacam ini, maka LK3 perlu direvitalisasi dalam rangka merespon terhadap sejumpah kebutuhan yang dirasakan mendesak untuk dilakukan. Revitalisasi yang dimaksud antara lain meletakkan LK3 sebagai pusaran layanan terpusat untuk penanganan masalah keluarga dan reposisi layanan dari layanan di tempat diperluas dengan layanan mobilitas. PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 369 Adanya LK3 bertujuan agar tersedianya kebutuhan Informasi,Konsultasi,Konseling,Rujukan dan Advokasi dalam mengatasi masalah ssosial psikologis keluarga dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan dan ketahanan sosial keluarga. Kegiatan ini dibiayai dari APBD Kabupaten Karangasem dengan besaran Rp. 78.626.000,00 dengan realisasi Keuangan sebesar Rp.70.032.200,00 atau 89,07 yang realisasi fisiknya 100 .

2. Peningkatan Kwalitas SDM Kesos

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan bagi keluarga Fakir Miskin dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial fakir miskin agar mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik antara lain mampu memecahkan masalahnya, mampu memenuhi kebutuhan dasar dan mampu melaksanakan peran sosialnya secara mandiri dengan baik dalam upaya pengembangan usaha berupa UEP Kelompok Usaha Bersama sebanyak 10 kelompok. Semangat Otonomi Daerah yang berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pememerintahan Daerah, memberikan kewenanagn yang lebih luas pada Daerah dibidang pemerintahan, termasuk penyelenggaran kesejahteraan sosial. Peran Pemerintah lebih dikhususkan dalam menetapkan kebijakan yang bersifat normative, menetapkan standar, kreteria dan prosedur dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Peran organisasi Sosial dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dewasa ini semakin besar peluangnya, sesuai dengan pergeseran paradigma PROVINSI BALI LAKIP Tahun 2014 370 pembangunan Kesejahteraan Sosial yang semula sentralistik, sekarang menjadi desentralistik. Salah satu bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Sosial Kabupaten Karangasem untuk mengedepankan partisipasi sosial masyarakat dan memberikan penghargaan apresiasi pada organisasi sosial sebagai mitra pemerintah maka dilaksanakan pembinaan – pembinaan awal untuk persiapan lomba maka Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Sosial maka diberikan bantuan berupa UEP untuk menunjang kegiatan usaha melalui lomba, baik tingkat Provinsi maupun Nasional. Laporan ini disusun sebagai media informasi terhadap pelaksanaan Kegiatan pada Bidang Pemberdayaan Sosial dalam satu Tahun Anggaran. Laporan memuat proses perencanaan ,pelaksanaan ,hasil dari pelaksanaan kegiatan ,besar anggaran yang di gunakan ,kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan serta saran kedepan untuk perbaikan lebih lanjut. Adapun dasar pelaksanaan kegiatan adalah: 1. Pasal 34 Undang-undang Dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin 4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1981 tentang pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin