9 kegiatan koperasi dalam visi, kapasitas, sumberdaya dan kinerja. Output koperasi
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan anggota. Dari uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam koperasi ini
yaitu : 1.
Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang dirasakan anggota petani dan non petani koperasi serta hubungannya terhadap tingkat partisipasi
aktivitas organisasi, permodalan, dan bisnis? 2.
Bagaimana kinerja dan peranan KUD Sumber Alam dengan Penilaian Tangga Perkembangan PTP Development Ladder Assesment DLA dan keuangan
serta menempatkannnya pada Indeks Jatidiri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dapat dikaji adalah 1.
Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota petani dan non petani KUD Sumber Alam serta hubungannya dengan tingkat
partisipasi. 2.
Menganalisis tingkat kinerja, peranan serta jatidiri kelembagaan KUD Sumber Alam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni : 1.
Bagi Koperasi Unit Desa KUD Sumber Alam Dapat mengetahui tingkat manfaat sosial ekonomi yang dirasakan oleh
anggota KUD, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan yang dilakukan oleh koperasi. sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan,
strategi, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan koperasi melalui tingkat pelayanan yang berakibat pada peningkatan partisipasi
anggota. Dapat menjadi acuan KUD Sumber Alam dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja koperasi yang telah berjalan selama ini dan memberikan
informasi serta menjadi bahan pertimbangan atau masukan dalam melakukan pengembangan koperasi.
10 2.
Bagi Perguruan Tinggi Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio
keuangan dan tingkat partisipasi anggota koperasi dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Mahasiswa
Kajian analisis kinerja dengan PTP dan Indeks Jatidiri serta analisis rasio dan tingkat partisipasi anggota koperasi merupakan tambahan pengetahuan dan
wawasan serta sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima sejak kuliah.
11
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Koperasi
Koperasi telah banyak dikenal masyarakat di dunia khususnya Indonesia sebagai negara demokratis. Koperasi merupakan bentuk perusahaan yang
mengutamakan sistem demokratis. Koperasi pada dasarnya suatu perusahaan yang didirikan bersama tanpa paksaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Hal ini berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan “ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Koperasi
memiliki peranan penting dalam memperbaiki perekonomian masyarakat Indonesia. Dengan persaingan yang semakin ketat, perekonomian koperasi harus
memiliki daya saing kuat di pasar baik domestik maupun internasional. Salah satu tujuan koperasi adalah memberikan kesejahteraan anggotanya dan memenuhi
kebutuhan yang diperlukan anggotanya. Oleh karena itu koperasi memerlukan partisipasi anggotanya dalam setiap kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Hal ini berdasarkan penelitian Puspasari 2000 dimana keragaan koperasi dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi anggotanya yang berdampak
pada tingkat partisipasi. Menurut Hendar dan Kusnadi 2002 koperasi yang menjalankan
kegiatannya secara efisien dan produktif yang berlandaskan pada partisipasi anggota dalam aktivitas ekonomi akan mengalami perkembangan yang sesuai
dengan prinsip dan tujuan koperasi. Oleh karena itu yang harus diperhatikan koperasi adalah definisi dari koperasi itu sendiri dan membedakannnya dengan
lembaga lain. Dimana pelayanan koperasi dilakukan terhadap anggota sehingga anggota tertarik untuk berkontribusi dan koperasi dapat menghadapi persaingan di
pasar terhadap pemasaran produk, serta persaingan organisasi seperti lembaga- lembaga lain yang telah memiliki omset tinggi.
Anggota yang masuk ke dalam koperasi tidak hanya sebagai pelanggan melainkan sebagai pemilik. Maju mundur koperasi dapat dilihat dari partisipasi
anggota koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Dartiana 2005 bahwa partisipasi anggota mempengaruhi keberhasilan Koperasi Produksi Susu dan
Usaha Peternakan KPS Kota Bogor, Jawa Barat. Menurut Hendrojogi 2000
12 dapat dilihat perbedaan antara Usaha Swasta dan Usaha Milik Pemerintah seperti
pada Tabel 3.
Tabel 3 . Perbedaan Perusahaan Swasta, Koperasi, dan BUMN
No Segi-segi yang
dibandingk an
Sektor Usaha Swasta
Koperasi BUMN
Perorangan individual
Persekutuan Perseroan terbatas
1 Siapa pengguna
jasa? Bukan
pemilik. Pelanggan
Umumnya bukan
pemilik. Pelanggan
Umumnya bukan
pemilik. Pelanggan
Terutama anggota
Umum anggota
masyarakat
2 Siapa pemilik
usaha? Perorangan
Para sekutu usaha
Pemegang saham
Para anggota Pemegang
saham 3 Siapa
yang mempunyai
hak suara? Tidak
diperlukan Para sekutu
usaha Pemegang
saham biasa common
stockholder Para anggota
Pemegang saham
4 Bagaimana voting itu
dilakukan? Tidak
diperlukan Biasanya
menurut modal
penyertaan sekutu
usaha Menurut
besarnya saham yang
dimiliki. Dilakukan
melalui RUPS
Satu anggota satu suara
pada rapat anggota dan
tidak boleh diwakilkan
Berdasarkan saham yang
dimiliki
5 Siapa yang
menentuka n
kebijaksana an
perusahaan ?
Orang yang bersangkutan
Para sekutu usaha
Direksi Pengurus
dalam hal-hal tertentu
memerlukan pengesahan
dari RAT Direksi
6 Apakah balas jasa
atas modal itu
terbatas? Tidak
Tidak Tidak
Ya. Maksimum
8 Tidak
7 Siapa yang
akan menerima
hasil dari usaha
tersebut? Orang yang
bersangkutan Para sekutu
usaha proporsional
dengan jasa mereka
dalam usaha Para
pemegang saham
poporsional dengan
jumlah saham yang
dimilikinya Anggota,
sesuai dengan jasapartisipasi
Pemegang saham
8 Siapa yang
bertanggun g jawab
terhadap kerugian
usaha? Pemilik yang
bersangkutan Para sekutu
usaha Pemegang
saham atas sejumlah
saham yang dimilikinya
Anggota, atas sejumlah
equity simpanan
pokok dan wajib
Pemegang saham
Sumber : Hendrojogi, 2000
13 Dari Tabel 3 dapat dilihat adanya perbedaan antara koperasi dengan
perusahaan lain. Anggota memiliki tanggung jawab penuh terhadap jalannya koperasi. Tujuan koperasi harus berdasarkan pada kesepakatan anggota. Koperasi
dalam setiap kegiatannya berdasarkan pada anggota baik dari segi organisasi maupun segi usaha yang dijalankan. Kekuatan bersama atas dasar keinginan
sekumpulan orang yang memiliki nasib yang sama dalam memperbaiki ekonomi masyarakat merupakan kekuatan yang kuat dan bertahan lama. Hal ini sesuai
dengan pengertian koperasi menurut Baswir 2000 yaitu koperasi didirikan atas
dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya. Kebutuhan yang sama ini selanjutnya diusahakan pemenuhannya melalui
pembentukan perusahaan yang dimiliki bersama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Pasal 1 UU No. 251992 menyebutkan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2.1.1. Nilai dan Prinsip Koperasi
Penyusunan prinsip-prinsip Koperasi tidak lepas dari kondisi dan perkembangan koperasi di negeri ini. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat
1 UU No. 251992, koperasi di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU No 251992 bahwa keanggotaan koperasi bersifat sukarela artinya tidak adanya paksaan untuk masuk
mapun keluar koperasi berdasarkan Anggaran Dasar Koperasi yang telah ditetapkan. Sedangkan sifat terbuka koperasi dilihat dari adanya kebebasan
anggota koperasi terhadap segala kegiatan dan tidak ada diskriminasi dalam organisasi. Koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama bagi anggotanya.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Kekuasaan tertinggi dari koperasi adalah rapat anggota. Dalam proses pengambilan keputusan harus berdasarkan pada keputusan para anggotanya. Hal
ini dinyatakan dalam pasal 19 ayat 4 UU No.251992 : “Setiap anggota
14 mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur
dalam anggaran dasar “. 3.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggotanya didasarkan pada pertimbangan jasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi. Dimana
dihitung berdasarkan volume transaksi anggota dalam keseluruhan volume usaha koperasi.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa koperasi selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar juga mendorong
tumbuhnya rasa setiakawan antar sesama anggota koperasi. 5.
Kemandirian Pembangunan di Indonesia merupakan pembangunan yang berdasarkan
pada kemandirian. Begitu juga koperasi mempunyai prinsip kemandirian dalam dalam memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Koperasi
Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitutional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang
hendak dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Menurut Baswir 2000 tujuan utama koperasi adalah
untuk memajukan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Dalam meningkatkan kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas koperasi.
Sehingga koperasi bisa berjalan dengan tujuan yang diinginkan dengan landasan saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari setiap anggota koperasi.
Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.251992, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi tiga hal yaitu :
1 Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
2 Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3 Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional
15 Dilihat dari tujuannya, agar cita-cita luhur koperasi mencapai hasil sesuai
visi dan misi, pemerintah dan seluruh rakyat harus memiliki tugas dan tanggung jawab bersama dalam membangun Koperasi. Selain itu juga menurut Dartiana
2005 tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Tujuan tersebut dapat memberikan manfaat baik secara sosial maupun ekonomi. Manfaat sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan berinteraksi dan
keamanan. Manfaat ekonomi merupakan kebutuhan yang bersifat materil dalam memenuhi pangan dan papan. Berdasarkan hasil penelitian Ginting 2003
manfaat sosial yang dirasakan anggota Koperasi Kredit Sejahtera terletak pada hubungan baik dan pelayanan sedangkan manfaat ekonomi terletak pada kegiatan
usaha koperasi seperti pendapatan, kemudahan memperoleh barang dan jasa, harga yang ditawarkan, dan keringanan bunga.
2.1.3. Keanggotaan Koperasi
Berdasarkan Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi. Keberadaan anggota sebagai pemilik memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada
koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan
peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi Dartiana 2005.
2.2. Koperasi Unit Desa KUD
Menurut Nasution 2002 pemikiran untuk mewujudkan sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan telah lama dicita-citakan oleh bangsa Indonesia
untuk menggantikan secara fundamental sistem kapitalis yang dilaksanakan kolonialis. Sehingga BUUD sebagai peranan fundamental yang menyangkut
pembangunan pedesaan. Hal ini berdasarkan UU No 121967 pembangunan pedesaan dinyatakan dalam kebijaksanaan pemerintah melalui Instruksi Persiden
Nomor 4 Tahun 1973 tentang pengaturan dan pembinaan Badan Usaha Unit Desa BUUD. BUUD ini merupakan bibit dasar KUD Himpuni 2009.
16 Menurut Nasution 2002, perubahan status BUUD menjadi KUD
berdasarkan Inpres 21978 menjadikan KUD bukan lagi sebagai koperasi pertanian, tetapi menjadi koperasi serba usaha. Keanggotaan menjadi terbuka bagi
semua warga desa yang bidang usahanya sangat beragam. Hal tersebut menjadikan KUD sulit menjadi organisasi ekonomi yang professional, karena
professionalisme memerlukan spesialisasi bukan generalisasi Nasution 2002. KUD merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi
oleh petani tersebut, namun sampai saat ini peran yang diharapkan oleh KUD belum bisa dilaksanakan dengan baik dan bahkan banyak KUD yang tidak bisa
menjalankan fungsinya
9
. Sehingga perlu dilakukan pembenahan terhadap KUD yang sesuai dengan alasan dan tujuan awal dibentuknya KUD yaitu untuk
memenuhi kesejahteraan petani pedesaan dan memberikan sarana produksi pertanian. Posisi bertahannya sebuah KUD dilihat dari peranan pengurus koperasi
dalam hal pembinaan kepada anggotanya bagi peningkatan kinerja KUD secara keseluruhan. Kemampuan dan partisipasi para anggota dalam menggerakkan
koperasi dapat dijadikan sebagai pendorong berkembangnya koperasi. Semakin banyaknya jumlah anggota koperasi mengindikasikan meningkatnya modal
sehingga peningkatan pelayanan terhadap anggota. Akumulasi modal yang dikumpulkan semakin besar akan menambah asset. Selain itu juga semakin
banyaknya bidang usaha dari KUD yang dijalankan maka keuntungan yang dapat diperoleh semakin besar. Adanya pengukuran kinerja koperasi terutama
manajemen keuangan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang koperasi simpan pinjam terutama koperasi yang sudah berjalan lama.
Kinerja KUD yang baik dapat dilihat dari ukuran keuangan koperasi. Sejauh mana simpanan pokok dan simpanan wajib yang dikeluarkan oleh anggota
untuk usaha koperasi dapat memperoleh keuntungan. Hal ini sesuai dengan penelitian Himpuni 2009 yang melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan
koperasi dengan menggunakan analisis rasio untuk mengetahui sejauh mana keuangan koperasi dapat memberikan keuntungan bagi koperasi. Jika
keuntungannya atau profitabilitas tersebut dapat diperoleh oleh anggota dengan
6
Pertanian di KUD Getasan Bidang Kajian Sistem Informasi Manajemen Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah
. http:depkopindag.com20100402Koperasi
Diakses tanggal 8 April 2011
17 SHU yang dapat memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan semangat
anggota untuk terus berpartisipasi di dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan analisis rasio keuangan dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat
memperoleh tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi Dartiana 2005.
Kinerja koperasi KUD tidak hanya di ukur dari aspek keuangan tetapi juga di ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin memiliki jiwa
kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga koperasi tetap berpegang pada indeks jatidirinya. Ukuran non keuangan dilihat dari tingkat partisipasi
anggota koperasi. Selain itu juga KUD dalam pengembangan ekonomi pedesaan perlu adanya batasan terhadap jatidirinya. Jatidiri KUD melaksanakan kegiatan
berdasarkan pada keputusan anggota. Sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non
keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness, serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan
masa yang akan datang.
2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha