Indeks Jatidiri Model Daniel Cote

59 Rasio ini menunjukkan tingkat kecepatan perputaran aktiva tetap suatu koperasi. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 10 kali Suwandi 1985. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar pula tingkat efisiensi penggunaan aktiva tetap. Rasio ini dirumuskan : 3. Rasio Perputaran Piutang Account Receivable Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai piutang. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 6 kali. Semakin besar nilai rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan untuk piutang rendah atau sebaliknya. Semakin rendah rasio ini berarti terjadi over investment dalam piutang Munawir 2002. Rasio ini dirumuskan : 4. Rasio Perputaran Persediaan Inventory Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan tentang kemampuan koperasi dalam memutarkan barang dagangannya. Berapa kali jumlah persediaan barang dagangannya diganti dalam setahun. Standar yang baik adalah minimal 10 kali Suwandi 1985. Semakin besar rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan operasinya. Dengan rumus :

4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote

Penempatan indeks jatidiri menurut model Daniel Cote untuk melihat perbedaan antara organisasi-organisasi koperasi dengan menggunakan dua poros yang disesuaikan dengan kegiatan KUD dalam bidang usaha dan organisasi. Kegiatan usaha tersebut dipengaruhi oleh keadaan pasar atau aturan pasar sedangkan kegiatan organisasi dipengaruhi oleh jatidirinya KUD sebagai lembaga sosial ekonomi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari kinerja dengan PTP dan analisis rasio keuangan KUD Sumber Alam dan kuesioner terhadap anggota KUD. Langkah-langkah dalam menentukan indikator indeks jatidiri yaitu 60 intensitas jatidiri koperasi mengenai praktek-praktek perkoperasian yang dijalankan KUD. Indikator tersebut memiliki berbagai variabel antara lain nilai- nilai dan legitimasi, prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian, pengendalian demokratis, pemilik pelanggan, cadangan yang tak dibagi, dan pembagian SHU. Indikator aturan pasar terdiri dari berbagai variabel antara lain solvabilitas permintaan, intensitas dari kekuatan pasar, deregulasi, dan globalisasi Soedjon 2003. Indikator aturan pasar berdasarkan pada keadaan pasar yang dihadapi KUD. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4 : Keterangan : - = Aplikasi Lemah + = Aplikasi Kuat Gambar 4 . Keragaman Konteks Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono 2003 dalam LSP2I, 2003 Keterangan dari setiap kuadran sebagai berikut : 1. Koperasi A di Kuadran I. Posisi ini menggambarkan bahwa koperasi yang bersangkutan kuat dalam aplikasi jatidirinya dan aturan-aturan yang terkait, tetapi tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang penuh persaingan atau karena fungsinya tidak mengundang persaingan seperti pada bidang pendidikanpelatihan, suplai barang dan jasa terbatas yang khusus dibutuhkan oleh anggota-anggota. Posisi ini juga menggambarkan bahwa anggota-anggota koperasi mematuhi dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh koperasi. Garis Normal Intensitas dari aturan pasar Aturan-aturan dari korporasi Garis Normal Intensitas jatidiri koperasi 61 2. Koperasi B di Kuadran II. Koperasi yang ada dalam kuadran ini cenderung lemah dan sangat lemah dalam jatidirinya dan aplikasi aturan-aturan koperasi serta daya saingnya juga sangat lemah. Banyak koperasi di Indonesia yang menempati posisi tersebut. Kondisi tersebut tidak memiliki akar kuat dikalangan anggota atau tidak adalemah partisipasi anggota. 3. Koperasi C di Kuadran III. Memiliki intensitas aplikasi jatidiri lemah dan dibawah rata-rata tetapi intensitas daya saingnya kuat. Koperasi ini umumnya tidak terlalu memperhatikan kedudukan dan peran anggota sebagai pemilihpelanggan dan kegiatannya lebih dilakukan dengan pihak luar, yang berarti berada di luar koridornya. Sebenarnya koperasi-koperasi ini lebih merupakan korporasi, tetapi berbaju koperasi. tempatnya ada di kuadran III dan cenderung menjadi koperasi E yang berada diluar kerangka kerja koperasi dan berubah statusnya menjadi korporasi. 4. Koperasi D di Kuadran IV. Mempunyai posisi ideal dengan intensitas aplikasi jatidiri kuat dan juga intensitas persaingannya kuat. Disamping sebagai perusahaan koperasi ini berhasilsangat berhasil tanpa melanggar jatidirinya dan tetap dalam koridornya karena jenis-jenis kegiatannya terintegrasikan secara efektif. Koperasi-koperasi lain yang ada di kuadran-kuadran lain dapat dan harus diarahkan memasuki kuadran IV ini, melalui cara-cara yang tepat. 5. Koperasi di Kuadran V dan VI. Kuadran ini sudah berada di luar kerangka kerja koperasi. koperasi di kuadran V dalah yang sudah tidak dapat atau mampu berfungsi lagi karena lemahnyakehilangan sifat dan cirri-ciri koperasinya, tidak memiliki daya saing, bekerja sesuai dengan aturan-aturan korporasi, itupun asal bisa hidup saja seperti “koperasi F”. Kelompok- kelompok kerjasama lain misalnya dapat saja ditempatkan dalam kuadran VI ini. Kuadran V adalah tempat bagi badan usaha yang mirip atau bebas koperasi dan bekerja semata-mata atas dasar aturan-aturan korporasi seperti “koperasi H”. Mungkin pra-koperasi dapat ditempatkan sebagai “koperasi G” dalam kuadran ini. Menempatkan koperasi dalam kuadran diperoleh dari jawaban responden terhadap praktek koperasi dan ketentuan pasar yang dihadapi KUD. Dengan menggeser tempat koperasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, dari kanan ke kiri 62 atau sebaliknya, maka tempat yang mendekati ketepatan dapat diperoleh. Koperasi-koperasi yang berada di luar kuadran kerangka kerja koperasi sudah tidak relevan lagi untuk pengkajian koperasi dalam konteks indeksasi ini. Nilai-nilai dan legitimasi yang dilakukan KUD didasarkan pada adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan bahkan terjadinya kesejahteraan bagi anggota. Prinsip-prinsip dan praktek perkoperasian setidaknya ada empat yang harus dipenuhi oleh setiap kegiatan KUD dengan ada tidaknya partisipasi anggota, ada tidaknya sikap memaksa, tidak adanya perbedaan, dan pembagian SHU dilaukan secara adil Fauguet 1951. Koperasi merupakan organisasi yang mementingkan kepentingan anggota. Dalam setiap kegiatan diperlukan sifat demokratis agar terhindar dari pengaruh korporasi. Setiap anggota diberikan kebebasan untuk menentukan kebijakan dan memperoleh haknya. Selain itu juga anggota memiliki keunggulan sebagai pemilik dan pelanggan. Keutuhan KUD dapat dilihat dari kemampuannya dalam memenuhi cadangan yang tak dibagi. Cadangan yang tak dibagi diperoleh dari hasil penjualan atau laba bersih KUD. Laba bersih tersebut juga dibagikan kepada anggota sebagai SHU. Menurut Soedjono 2003, model ini sangat penting untuk mengenal tingkat kekuatan jatidiri dan praktek-praktek perkoperasian suatu koperasi. Untuk melihat perbedaan antara organisasi koperasi digunakan dua poros lihat gambar- 4. Menempatkan jatidiri KUD Sumber Alam dilihat dari respon anggota petani dan non petani, kinerja organisasi dan kinerja keuangan. Jatidiri koperasi ditempatkan pada empat kuadran. Gambar-4 mempertemukan kedua poros tersebut dan memungkinkan kita menggambarkan perbedaan profil-profil koperasi. Poros vertikal jatidiri koperasi dapat dibagi menjadi tiga kemungkinan : intensitas aplikasi kuat + dari nilai- nilai koperasi, prinsip-prinsip dan regulasi-regulasi, intensitas aplikasi lemah - dan de-mutualisasi dimana koperasi telah meninggalkan ikatan kebersamaannya dan berganti dengan status korporasi. Aplikasi kuat berdasarkan hasil penelitian ini dilakukan ketentuan dan batas garis normal yaitu diatas garis normal dimana dari keseluruhan responden yang digunakan lebih dari 50 persen merasa adanya jatidiri dalam KUD. Jika KUD tetap berada diluar garis normal merupakan koperasi meningkatkan kebersamaan dalam setiap kegiatannya dan tujuan 63 dilakukan untuk kesejahteraan anggota namun kerjasama tidak diperhatikan. Aplikasi lemah berada di bawah garis normal atau kurang dari 50 persen responden tidak merasakan adanya jatidiri koperasi. Poros horizontal pasar bebas juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu intensitas persaingan kuat + atau berada di atas garis normal, intensitas persaingan lemah - berada di bawah garis normal, dan lingkungan bukan pasar yang berada diluar garis normal dan nilainya bersifat negatif. Gambar 5 . Penempatan Posisi Berdasarkan Jatidiri Model Daniel Cote Sumber : Soedjono 2003 dalam LSP2I, 2003 Keterangan : penempatan poros dapat dibagi menjadi enam kuadran. - Kuadran I berada di atas garis normal intensitas jatidiri namun di bawah garis normal menurut aturan pasar. - Kuadran II berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan aturan pasar atau kurang dari 50 persen jumlah responden yang tidak merasakan adanya jatidiri dan ukuran pasar terbatas. - Kuadran III berada di bawah garis normal intensitas jatidiri dan berada di atas garis normal dari aturan pasarnya. - Kuadran IV berada di atas garis normal berdasarkan jatidiri maupun aturan pasar. Dari penelitian ini lebih dari 50 persen jumlah responden merasakan adanya jatidiri dan ukuran pasar luas. Kuadran V dan VI berada di luar kontes jatidiri dan tidak adanya praktek-praktek koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. I IV II III Intensitas jatidiri koperasi Aturan-aturan dari korporasi Intensitas dari aturan pasar + Garis Normal Garis Normal + 64

V. GAMBARAN UMUM KUD SUMBER ALAM 5.1

Sejarah Perkembangan KUD Sumber Alam Koperasi Unit Desa KUD Sumber Alam didirikan pada tahun 1980. Alasan awal terbentuknya KUD ini adalah adanya kesulitan masyarakat khususnya petani untuk mendapat bantuan kredit usaha seperti kesulitan memperoleh sarana produksi pertanian, penjualan gabah atau hasil komoditi lainnya. Sehingga KUD Sumber Alam didirikan pada tanggal 1 Agustus 1980 dengan badan hukum nomor 720BHDK.109. Pada awalnya, anggota dari KUD Sumber Alam hanya berjumlah 60 orang. Pada tahun 2008 berjumlah 1338 orang dan mengalami peningkatan ke tahun 2009 menjadi 1424 orang. Bahkan dalam buku RAT telah terdaftar 1525 orang. Hal ini menandakan keberhasilan KUD Sumber Alam dalam memberikan pelayanan dan menarik anggota untuk masuk ke dalam KUD. KUD Sumber Alam memiliki berbagai unit usaha baik dibidang pertanian dan bidang lain sesuai kebutuhan anggotanya. Unit usaha yang dijalankan oleh KUD Sumber Alam seperti pupuk, obat-obatan, pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Selain unit usaha ada unit simpan pinjam dan unit jasa seperti pembayaran rekening listrik, telpon, air, dan perumahan.

5.2 Wilayah Kerja