Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji Unit Usaha Jasa

73 cenderung lebih murah sekitar Rp 1000,00 atau Rp 2000,00 di pasaran. Hal ini dilihat dari perkembangan permintaan petani dari tahun 2009 ke tahun 2010. Namun kebanyakan yang membeli saprotan di KUD adalah petani yang membeli dalam jumlah besar sesuai kebutuhan dalam penanaman. Namun dilihat dari penjualan yang tinggi ternyata laba kotor yang dihasilkan cenderung kecil. Hal ini dikarenakan masih banyak stok awal yang tersedia baik pada pupuk dan obat- obatan. Selain itu pembelian kurang sesuai dengan permintaan petani yang mengakibatkan nilai HPP tinggi.

5.4.2 Unit Usaha Pakan Ikan, Air Mineral, Oli, dan Gas Elpiji

Unit usaha perdagangan selain saprotan, KUD Sumber Alam menyediakan usaha penjualan pakan ikan, air mineral, oli, dan gas elpiji. Perkembangan usaha pakan ikan, oli, air mineral, dan gas elpiji pada Tabel 14. Tabel 14 . Perkembangan Usaha Pakan Ikan, Oli, Air Mineral, dan Gas Elpiji Uraian 2009 2010 Penjualan - Pakan Ikan - Oli - Air Mineral - Gas elpiji 200.000,- - 3.227.000,- 208.193.650,- - - 4.022.500,- 197.073.000,- Permintaan - Pakan ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji - - 2.959.000,- 225.013.820,- - - 3.584.000,- 182.367.500,- Harga pokok penjualan - Pakan Ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji 21.100.000,- - 2.952.200,- 194.232.309,- - - 3.664.000,- 181.412.500,- Laba kotor - Pakan ikan - Oli - Air mineral - Gas elpiji -183.300,- - 274.800,- 13.961.341,- - - 358.500,- 15.660.500,- Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Penjualan oli dan pakan ikan tidak terjadi di tahun 2010. Hal ini disebabkan anggota tidak aktif membeli oli dan pakan ikan, sehingga menyebabkan kerugian dan masih terdapat stok untuk dijual. Harga yang 74 ditawarkan oleh KUD Sumber Alam pada air mineral yaitu Rp 10.000,00 untuk merek Aqua, Rp 8.000,00 untuk merek Prima. Untuk gas elpiji harga yang ditawarkan oleh KUD Sumber Alam sekitar Rp 13.000,00. Penjualan pada air mineral mengalami peningkatan, namun penjualan gas elpiji mengalami penurunan. Pada tahun 2010 menurunkan penjualan yang disesuaikan dengan permintaan anggota. Sehingga laba kotor yang diperoleh mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan stok akhir mengalami penurunan.dan berakibat semakin menurunnya stok yang diberikan oleh PT Elpiji Indonesia Wilayah Bogor.

5.4.3 Unit Usaha Jasa

Unit jasa KUD Sumber Alam meliputi pelayanan pembayaran rekening listrik. Dimana unit pelayanan pembayaran rekening listrik dan pencatatan KWH meter di KUD telah dimulai sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan kerjasama dengan PLN dengan adanya manfaat bagi KUD Sumber Alam berupa balas jasa sebesar Rp 715,- per rekening pembayaran listrik dan memiliki jumlah pelanggan sebanyak 24.000 rekening. Perkembangan usaha jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 . Perkembangan Unit Jasa KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Rupiah Jenis Usaha Uraian Tahun 2009 2010 Listrik Pendapatan Biaya operasional dan gaji pegawai Laba usaha 260.297.012 164.201.843 96.095.169 260.163.028 195.764.336 64.398.692 Wartel Pendapatan Biaya operasional Laba usaha 2.300.000 617.000 1.683.000 - - - Telkom Pendapatan Biaya operasional Laba usaha 10.407.060 3.656.700 6.750.360 7,740.420 2.673.319 5.067.101 Perumahan Pendapatan Biaya operasional Laba usaha - - - 16.250.000 3.224.000 13.026.000 Sumber : KUD Sumber Alam Tahun 2009-2010 Unit lain dari usaha jasa ini adalah telkom yang bekerjasama dengan PT.Telkom cabangan Bogor. Pada awalnya ada usaha wartel namun di Tahun tidak dilaksanakan karena sudah mendapat bantuan dari pemerintah mengenai 75 akses internet yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan harga Rp 1.000,00 per jam. Selain itu usaha jasa yang baru dilaksanakan adalah usaha perumahan bagi anggota yang ingin membutuhkan bantuan dalam pendirian tempat tinggal. Usaha jasa yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan laba usaha. Listrik mengalami penurunan dari Rp 96.095.169,00 di tahun 2009 menjadi Rp 64.398.692,00 di tahun 2010. Sebab kenaikan ini terjadi adanya kenaikan biaya operasional dan gaji petugas. Hal ini juga terjadi pada usaha jasa Telkom mengalami penurunan dari Rp 6.750.360,00 menjadi Rp 5.067.101,00. Hal ini dikarenakan minat anggota berkurang terhadap Telkom sehingga pendapatannya menurun. Jasa perumahan yang baru dilaksanakan oleh KUD bagi anggota memperoleh laba yang memuaskan dengan biaya operasional yang dikeluarkan kecil. Hal ini dikarenakan jasa perumahan bekerja sama dengan Kementrian Perumahan Rakyat.

5.4.4 Unit Usaha Simpan Pinjam