32 e.
Peningkatan kesejahteraan para anggota yang dapat diukur dari pendapatan dengan pembagian SHU dan analisis keuangan, kemudahan mendapatkan
kebutuhan hidup dengan harga murah, akses pasar, dan bantuan modal. Indikatot yang digunakan dari peningkatan kesejahteraan dilihat dari keuangan
atau pendapatan yang diperoleh SHU. Berdasarkan segi organisasi, penilaian koperasi dapat dilakukan dengan
menunjukkan dampak keberhasilan KUD yang dirasakan oleh anggota dan masyarakat. Keberhasilan KUD dilihat pada terpenuhinya kebutuhan anggota dan
kemampuannya dalam mengelola keuangan. Serta mengetahui jatidiri yang dihadapi KUD sebagai lembaga sosial ekonomi.
3.2.1. Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan PTP
PTP atau Development Leader Assesment DLA bagi koperasi menurut Soedjono 2003 merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil
pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi. Komponen-
komponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja dari koperasi yang dipilih. Namun komponen tersebut disesuaikan
dengan kondisi di KUD Sumber Alam. Tujuan dari PTP ini antara lain memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan
kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya cost effective, dan membantu
koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil prakarsa-
prakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka. Visi dalam sebuah organisasi koperasi dilihat dari berbagai aspek antara
lain pemerataan pemanfaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen
pengurus, kefektifan rencana strategik, dan penyelesaian masalah atau sengketa Soedjono 2003. Penentuan visi dilihat dari cita-cita yang diinginkan KUD
selama waktu tertentu dengan melihat komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada anggota. Visi tersebut didukung dengan misi dalam KUD yaitu
melakukan kegiatan usaha yang ada kaitan dengan anggota, meningkatkan potensi
33 anggota dan sumber daya yang dimiliki, dan memberikan hasil yang optimal
dalam usahanya. Secara umum visi yang berada di KUD merupakan realisasi hubungan antara manajemen KUD dengan anggota.
Kapasitas dalam PTP dilihat dari tingkat struktur organisasi, tingkat retensi tenaga staf, syarat-syarat pelayanan bagi staf tenaga kerja, pelatihan tenaga staf,
langkah atau teknologi untuk mengurangi biaya-biaya, sistem operasi dan pengaturan keuangan, tiga tahun laporan audit, dan pemberian pelayanan terhadap
anggota Soedjono 2003. Penentuan kapasitas dilakukan dengan melihat respon staf pengurus dan anggota terhadap kinerja, kebijakan yang ditetapkan, serta
kemampuannya dalam mengelola sumberdaya. Respon staf memiliki perbedaan dengan anggota sehingga diperlukan cara yang untuk memberikan kesimpulan
yang sesuai dengan kondisi di KUD. Cara tersebut dengan melakukan penelitian atau survei mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan KUD. Sehingga dapat
memberikan gambaran yang tepat mengenai kapasitas dari manajemen KUD. Menurut Soedjono 2003, sumberdaya yang dimiliki koperasi dilihat dari
kecukupan modal, pertumbuhan aset, manajemen aset, kebijakan perkreditan, dan kebijakan anggaran. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan
perhitungan sebagai berikut :
Permodalan koperasi dikatakan kuat jika M 20 persen. Dimana aset jauh melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika M
5 persen. Apabila M -25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan KUD tidak mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi.
Pertumbuhan aset T koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Pertumbuhan KUD dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertmubuhan aset sebesar 5 persen terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Pertumbuhan
koperasi dikatakan negatif tinggi apabila pertumbuhan aset koperasi -5 persen setiap tahun selama tiga tahun. Berdasarkan indikator sumberdaya keuangan juga
34 dapat diketahui apakah koperasi sudah dapat melindungi ekuitinya dan mengelola
aset yang dimiliki oleh koperasi secara menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian Rate of Return KUD yaitu sebagai berikut :
Koperasi dapat dikatakan telah mengelola organisasi dengan sangat baik apabila ekuiti positif, SHU koperasi positif dan terdapat cadangan modal selama
tiga tahun. Apabila ekuiti dan SHU negatif karena inflasi lebih dari -3 persen maka koperasi dapat dikategorikan sebagai koperasi yang dikelola dengan sangat
buruk. Indikator sumberdaya juga dapat menilai mengenai keefektifan kebijakan- kebijakan yang ditetapkan oleh koperasi menyangkut prosedur dalam perkreditan.
Kinerja KUD dapat sangat efektif apabila terdapat kebijakan tertulis mengenai perkreditan dengan tingkat tunggakan 15 persen maka dapat dikatakan bahwa
kinerja KUD dalam hal perkreditan sangat tidak efektif. Dikarenakan tidak terdapat kebijakan untuk menindaklanjuti tunggakan anggota. Maka perhitungan
untuk mengetahui tingkat tunggakan adalah sebagai berikut :
Jaringan kerja dalam PTP dilihat dari hubungan dengan organisasi puncak apex dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Jaringan kerja menurut PTP
terdapat dua sifat yaitu jaringan kerja intern dan jaringan kerja eksternal. Jaringan kerja internal merupakan hubungan dalam menetapkan kebijakan dengan anggota
sehingga terdapat kontribusi anggota terhadap KUD. Jaringan eksternal merupakan hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, koperasi induk,
koperasi lain, dan distributor. Sifat dari jaringan kerja eksternal memiliki perbedaan dimana hubungan dengan pemerintah bersifat insentif, dengan koperasi
induk dan koperasi lain bersifat sharing atau bersaing, dengan distributor adalah kerjasama dalam penyediaan barang-barang di KUD.
Berdasarkan indikator PTP menempatkan kinerja KUD pada tiga zona yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat
komulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di
35 KUD dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari
pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif
dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen
ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Dengan
penilaian kinerja PTP tersebut dapat memberikan alternatif bagi KUD dalam memperbaikinya.
3.2.2. Kinerja Keuangan Koperasi