Pengembangan Kinerja Koperasi Laporan Keuangan Koperasi

20 partisipasinya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian bagi koperasi dalam mengukur kinerja keuangan serta bagaimana partisipasi anggota terhadap koperasi pertanian seperti KUD.

2.5. Pengembangan Kinerja Koperasi

Koperasi di Indonesia masih mendapat bantuan dari pemerintah dalam pengembangan koperasi. Hal ini menunjukan masih banyaknya koperasi yang belum memiliki swadaya yang dapat bertahan dan kurang adanya kemandirian dalam koperasi. Sehingga diperlukan pengembangan koperasi dengan model pengembangan. Dalam model pengembangan koperasi perlu diperhatikan variabel pengembangan yang merupakan ukuran kinerja koperasi dan ukuran partisipasi anggota koperasi. Menurut Nasution 2002 apabila terdapat aturan yang dibuat dalam manajemen koperasi dan sifatnya mengikat anggota namun tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif pada hak anggota untuk terlibat dalam pengambilan keputusan seperti anti terhadap koperasi, kehadiran RAT semakin menurun, serta hilangnya rasa kepemilikan. Oleh karena itu, aturan yang dibuat harus berdasarkan pada keputusan anggota. Pengembangan kegiatan koperasi dapat diperluas dengan memperhatikan kinerja keuangan dalam memperluas bidang usaha yang akan dijalankan. Selain itu juga pengembangan koperasi dilakukan untuk meningkatkan permodalan koperasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap anggota.

2.6. Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan merupakan informasi yang memuat tentang posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaaan, begitu juga koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sulistyo 2010 dalam mengukur tingkat kinerja keuangan koperasi perikanan yang menyatakan bahwa informasi keuangan diperlukan untuk melihat kinerja manajemen koperasi yang akan diserahkan pada jabatan tertinggi koperasi yaitu dalam rapat anggota. Laporan keuangan juga berfungsi untuk mengurangi kesenjangan informasi antara pihak manajemen pengurus koperasi dengan para anggota Darsono, 2005. 21 Menurut Munawir 2002, laporan keuangan akan digunakan manajemen untuk : 1 Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan 2 Menentukanmengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai. 3 Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4 Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tujuan laporan keuangan pada koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi berdasarkan hasil penelitian Lismawati 2009, antara lain : 1 Menilai pertanggung jawaban pengurus. 2 Menilai prestasi pengurus. 3 Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya. 4 Menilai kondisi keuangan koperasi rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. 5 Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur analisis rasio maupun analisis trend. Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana menganalisis laporan keuangan baik serupa laporan laba rugi maupun neraca. Menurut Sulystio 2010 menyatakan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Analisis rasio dapat menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan yang lain dalam suatu laporan keuangan. Kelompok rasio yang digunakan dalam penelitian Karo-Karo 2003 adalah rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan efektivitas usaha.untuk dapat mengukur rasio tersebut diperlukan angka rasio yang disebut standar rasio. Menurut Munawir 2002, standar rasio bukanlah 22 merupakan angka pembanding yang ideal atau ukuran yang pasti, tetapi sebagai pedoman atau pegangan penganalisa.

2.7. Kelembagaan Koperasi dan Peranan