Analisis Rasio Keuangan Analisis Kinerja pada Penilaian Tangga Perkembangan PTP

55 memungkinkan dari setiap indikator antara lain hijau rentang 150--5 = 145-98, kuning rentang 97-52, merah rentang 51--5. Perolehan rentang tersebut didapat dari tabulasi setiap indikator dengan penjumlahan dari setiap skala indikator. Secara umum PTP dilakukan penempatan pada tiga zona yaitu hijau yang artinya kinerja yang dilakukan baik dimana kegiatan dalam pemanfaatan sumberdaya, kapasitas, dan jaringan kerja sesuai dengan visi di KUD. Zona kuning menunjukkan kinerja pada umumnya memuaskan sesuai visi namun ada indikator yang perlu dilakukan perbaikan terhadap kemajuan KUD. Zona merah menunjukkan kinerja yang dilakukan KUD berada dalam kesulitan artinya tidak sesuai dengan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja.

4.5.1 Analisis Rasio Keuangan

Analisis kinerja keuangan merupakan analisis kuantitatif dengan pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan KUD. Analisis rasio digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan koperasi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas usaha Munawir 2002. A. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini : 1. Rasio lancar Current Ratio Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Standar yang baik adalah minimal 200 persen Munawir 2002. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : 2. Rasio Cepat Quick Ratio Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memiliki sifat yang kurang likuid yaitu memerlukan waktu yang relatif 56 lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 150 persen. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : B. Rasio Solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini : 1 Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Equity To Total Asset Ratio Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 persen Suwandi 1985. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. rasio ini dirumuskan : 2 Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Equity To Fixed Asset Ratio Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen Suwandi 1985. Dengan rumus : 3 Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Fixed Asset To Long Term Debt Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 persen Suwandi 1985. Semakin tinggi rasio semakin besar jaminan, kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah : 4 Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva Debt Ratio 57 Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50 persen Suwandi 1985. Semakin kecil rasio ini maka semakin kecil resiko yang akan ditanggung oleh koperasi. Dengan rumus : 5 Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri Debt Equity Ratio Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67 persen Suwandi 1985. Jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin selutuh hutangnya lebih besar. Rasio ini dirumuskan : C. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio, yaitu : 1. Rasio Laba Bersih Net Profit Margin Ratio Net Profit Margin Ratio menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan koperasi setiap Rp 1, 00 penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal empat persen Suwandi 1985. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 2. Rasio Operasional Operating Margin Ratio Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal dua persen Suwandi 1985. Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba operasi. Dengan rumus : 58 3. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri Return on Net Worth Ratio Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan koperasi merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 15 persen. Semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. rasio ini dirmuskan sebagai berikut : 4. Ratio Tingkat Pengembalian Investasi Return On Investment ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh asset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi. Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4 persen. Dengan rumus : D. Rasio Aktivitas Usaha Rasio aktivitas usaha atau efektivitas menunjukkan sejauh mana koperasi menggunakan asset secara efisien untuk memperoleh penjualan Sartono 2001. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio aktivitas usaha ini sebagai berikut : 1. Rasio Perputaran Total Aktiva Total Asssets Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali Suwandi 1985. Semakin besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu koperasi. dengan rumus : 2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Fixed Assets Turn-Over Ratio 59 Rasio ini menunjukkan tingkat kecepatan perputaran aktiva tetap suatu koperasi. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 10 kali Suwandi 1985. Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin besar pula tingkat efisiensi penggunaan aktiva tetap. Rasio ini dirumuskan : 3. Rasio Perputaran Piutang Account Receivable Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan besarnya modal kerja yang ditanamkan sebagai piutang. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 6 kali. Semakin besar nilai rasio ini maka modal kerja yang ditanamkan untuk piutang rendah atau sebaliknya. Semakin rendah rasio ini berarti terjadi over investment dalam piutang Munawir 2002. Rasio ini dirumuskan : 4. Rasio Perputaran Persediaan Inventory Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan tentang kemampuan koperasi dalam memutarkan barang dagangannya. Berapa kali jumlah persediaan barang dagangannya diganti dalam setahun. Standar yang baik adalah minimal 10 kali Suwandi 1985. Semakin besar rasio ini maka semakin efisien koperasi dalam melaksanakan operasinya. Dengan rumus :

4.5.2 Indeks Jatidiri Model Daniel Cote