Permodalan dan Sisa Hasil Usaha

17 SHU yang dapat memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan semangat anggota untuk terus berpartisipasi di dalam koperasi. Dalam hal ini diperlukan analisis rasio keuangan dalam mengukur sejauh mana modal koperasi dapat memperoleh tingkat pengembalian yang diinginkan anggota koperasi Dartiana 2005. Kinerja koperasi KUD tidak hanya di ukur dari aspek keuangan tetapi juga di ukur dari aspek non keuangan yang menjadikan anggota semakin memiliki jiwa kepemilikan dan beraktivitas di dalam koperasi sehingga koperasi tetap berpegang pada indeks jatidirinya. Ukuran non keuangan dilihat dari tingkat partisipasi anggota koperasi. Selain itu juga KUD dalam pengembangan ekonomi pedesaan perlu adanya batasan terhadap jatidirinya. Jatidiri KUD melaksanakan kegiatan berdasarkan pada keputusan anggota. Sedangkan ukuran keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan masa lalu dan dilengkapi dengan ukuran non keuangan seperti kepuasan customer, produktivitas dan cost effectiveness, serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.

2.3. Permodalan dan Sisa Hasil Usaha

Menurut UU no 12 tahun 1967 sumber permodalan untuk koperasi adalah sebagai berikut : 1. Simpanan pokok yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota, tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian. 3. Simpanan sukarela disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus. Karo-karo 2003 sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain, seperti bank atau lembaga keuangan lain. Selain itu, sumber permodalan dapat berasal dari cadangan yang menurut pasal 41 Undang-Undang no 25 tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Bahkan menurut Ginting 2003 modal koperasi dapat diperoleh 18 dengan modal sendiri dan modal dari luar. Modal sendiri berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi. Sedangkan modal luar dapat berupa pinjaman dari anggota, koperasi lain, bank, lembaga keuangan nonbank, penerbitan obligasi, dan sumber lain. Berdasarkan PP No.33 Tahun 1998 modal koperasi juga dapat berasal dari modal penyertaan yaitu dana pemerintah atau dana dari masyarakat dalam rangka memperluas kemampuan dalam menjalankan usaha koperasi. Dimana pemilik modal tidak ikut campur dalam pengelolaan dan pengawasan koperasi kecuali jika ada kesepakatan dalam perjanjian antara koperasi dan pemilik modal. Gambar 1. Mekanisme Permodalan Koperasi Indonesia Sumber : Sitio dan Halomoan, 2001 Permodalan koperasi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kegiatan ekonomi dimana dari modal yang telah terkumpul dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan melalui kegiatan usaha koperasi. Keuntungan yang diperoleh bukan semata-mata hanya untuk kepentingan berbagai pihak namun untuk kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan anggota dapat dipenuhi jika koperasi dapat memenuhi pelayanan kepada anggota seperti pembagian SHU dan pengembalian lain yang bermanfaat bagi anggota. SHU yang dibagikan kepada anggota ditentukan dalam UU Perkoperasian Pasal 45 ayat 1 merupakan Modal luar : • Anggota • Koperasi • Bank • Lembaga keuangan nonbank • Penerbitan obligasi • Sumber lain Modal sendiri : • Simpanan pokok • Simpanan wajib • Dana cadangan • Donasi Modal koperasi Modal kerja SHU Investasi 19 pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Penetapan pembagian SHU kepada anggota berbeda-beda berdasarkan partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Hal ini ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan sesuai ADART Koperasi.

2.3. Peranan Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi