Universitas Sumatera Utara
umumnya. Pendidikan yang ditekankan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu mengenai cara mengurus diri sendiri dan membantu mereka menyiapkan
keterampilan khusus yang akan membantu menunjang kelangsungan hidup.
4.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji
hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang oleh Spearman.
Pengolahan data statistik dalam penelitian ini menggunakan piranti lunak SPSS versi 16.0 maka uji t
hitung
tidak lagi digunakan karena SPSS telah menguji hipotesis tersebut secara otomatis.
Tabel 4.38 Uji Korelasi antara Komunikasi Persuasif terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan tabel uji hipotesis diatas yang diperoleh melalui program SPSS versi 16.0 maka diperoleh hasil koefisien korelasi r
s
sebesar 0,919. Dari tabel 4.38 dapat dilihat bahwa pada r
s
0,919 terlihat angka signifikansi sig-2
Correlations
Komunikasi Persuasif
Prestasi Belajar
Spearmans rho
Komunikasi Persuasif
Correlation Coefficient
1.000 .919
Sig. 2-tailed .
.000 N
66 66
Prestasi Belajar Correlation
Coefficient .919
1.000 Sig. 2-tailed
.000 .
N 66
66 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-
tailed.
Universitas Sumatera Utara
tailed = 0,000 yang berarti bahwa angka signifikansi 0,01 yang berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
komunikasi persuasif pengajar berkorelasi secara sangat signifikan dengan prestasi belajar anak didik SMP di UPT SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi
Sumatera Utara. Untuk mengukur derajat hubungan ini, digunakan nilai r
s
menurut Guilford yaitu sebagai berikut:
≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
Berdasarkan tabel Guilford di atas diketahui bahwa kedua variabel dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang sangat tinggi karena r
s
≥ 0,90. Maka terdapat hubungan yang tinggi antara komunikasi persuasif pengajar dengan
prestasi belajar anak didik di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. Pada tabel 4.38 terdapat tanda flag of significant yang menunjukkan
kedua variabel berkorelasi secara sangat signifikan sekalipun dinaikkan pada level 0,1 one-tailed. Dengan demikian didapatkan bahwa Ha terdapat hubungan
antara komunikasi persuasif yang dilakukan pengajar terhadap prestasi belajar anak didik SMP di SLB-E Negeri Pembina Medan dalam penelitian ini di terima
dan hubungannya sangat signifikan sedangkan Ho tidak terdapat hubungan antara komunikasi persuasif yang dilakukan pengajar terhadap prestasi belajar anak didik
SMP di SLB-E Negeri Pembina Medan ditolak.
4.6 Pembahasan