Universitas Sumatera Utara
10. Keinginan untuk Memperbaiki Nilai Tabel 4.34
Keinginan untuk Memperbaiki Nilai Uraian
Frekuensi Persen
Tidak berkeinginan 3
4,5 Kurang berkeinginan
9 13,6
Berkeinginan 53
80,4 Sangat berkeinginan
1 1,5
Total
66 100
Sumber: P34FC36
Tabel 4.34 menunjukkan dari 66 responden mayoritas sebanyak 53 orang 80,4 menyatakan berkeinginan untuk memperbaiki nilai, sebanyak 9 orang
13,6 menyatakan kurang berkeinginan untuk memperbaiki nilai, sebanyak 3 orang 4,5 menyatakan tidak berkeinginan untuk memperbaiki nilai dan
sebanyak 1 orang 1,5 menyatakan sangat berkeinginan untuk memperbaiki nilai. Peserta didik yang tidak berkeinginan untuk memperbaiki nilai merupakan
peserta didik yang tidak menjadikan sekolah sebagai prioritas.
4.4 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan
variabel yang lain, kemudian dapat diketahui nilai positif dan negatif pada variabel tersebut Singarimbun, 1989: 273. Analisis tabel silang berguna untuk
melihat hubungan antara komunikasi persuasif terhadap prestasi belajar peserta didik di UPT SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Dalam
menggunakan analisis tabel silang ini, hanya komponen-komponen dari variabel X dan variabel Y yang dinilai memiliki hubungan yang akan disilangkan.
Kumpulan data yang akan disajikan dan dianalisis dalam tabel silang ini terdiri dari:
1. Hubungan antara peserta didik yang menanyakan pelajaran yang tidak
dipahami dengan pengungkapan pendapat yang dilakukan oleh peserta didik SMP UPT SLB-E Negeri Pembina.
Universitas Sumatera Utara
2. Hubungan antara peserta didik SMP UPT SLB-E Negeri Pembina
memperhatikan dan mendengarkan guru menjelaskan di kelas dengan penyelesaian soal yang diberikan guru di kelas.
3. Hubungan antara pengajar mengingatkan peserta didik SMP UPT
SLB-E Negeri Pembina untuk mengerjakan pekerjaan rumah PR dengan jam belajar yang dimiliki peserta didik di rumah.
Tabel 4.35 Hubungan antara Menanyakan Pelajaran yang Tidak Dipahami dengan
Mengungkapkan Pendapat Menanyakan
Pelajaran yang Tidak
Dipahami Mengungkapkan Pendapat
Total Tidak
mampu Kurang
mampu Mampu
Sangat mampu
Tidak pernah 4
18 5
1 28
Jarang 4
14 10
2 30
Sering 1
5 1
7
Sangat sering 1
1
Total
9 38
16 3
66 Sumber: P9 P26 FC11 FC28
Tabel 4.35 menjelaskan tentang hubungan antara menanyakan pelajaran yang tidak dipahami dengan mengungkapkan pendapat. Dari 66 orang responden
18 orang menyatakan tidak pernah menanyakan pelajaran yang tidak dipahami dan kurang mampu dalam mengungkapkan pendapat. Hal ini disebabkan
kurangnya perhatian yang diberikan responden kepada pengajar yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Begitu juga dengan 14 orang responden yang
menyatakan jarang menanyakan pelajaran yang tidak dipahami serta kurang mampu dalam mengungkapkan pendapat.
Terdapat 10 orang responden yang jarang menanyakan pelajaran yang tidak dipahami tetapi mampu mengungkapkan pendapat. Responden yang
termasuk dalam kategori ini memberikan perhatian yang cukup ketika pengajar
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan materi pelajaran di kelas. Terdapat juga 5 orang responden yang menyatakan sering menanykan pelajaran yang tidak dipahami tetapi kurang
mampu dalam mengungkapkan pendapat. Responden tersebut memiliki kekurangan dalam menerima mata pelajaran di kelas, sehingga mereka juga akan
menanyakan hal-hal yang terkecil seperti bagaimana mencoret tulisan yang sudah di tulis.
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui pada mayoritas responden terdapat hubungan antara menanyakan pelajaran yang tidak dipahami dengan
mengungkapkan pendapat. Dari 66 responden, mayoritas responden menyatakan kurang mampu menyatakan pendapat. Berdasarkan jawaban mayoritas responden
tersebut, maka yang akan dibahas hanyalah yang menjawab kurang mampu yang dapat dilihat sebagai berikut:
• Tidak pernah:
• Jarang:
• Sering:
• Sangat sering:
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada mayoritas responden terdapat hubungan antara menanyakan pelajaran yang tidak dipahami
dengan mengungkapkan pendapat. Responden yang menyatakan tidak pernah sebesar 27,27, jarang sebesar 21,21, sering sebesar 7,57 dan sangat sering
sebesar 1,51. Tidak pernah menanyakan kepada pengajar mengenai hal-hal yang tidak dipahami terutama mengenai mata pelajaran tentunya akan membuat anak
didik tidak terbiasa menyatakan apa yang menjadi kesulitannya selama kegiatan belajar mengajar. Namun, anak didik dalam sekolah luar biasa memang
memerlukan perhatian lebih dari pengajar dalam kegiatan belajar mengajar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36 Hubungan antara Memperhatikan dan Mendengarkan Guru di Kelas
dengan Menyelesaikan Soal di Kelas Memperhatikan
dan Mendengarkan
Guru Menyelesaikan Soal
Total Tidak
pernah Jarang
Sering Sangat
sering Tidak pernah
2 1
3 6
Jarang 2
15 5
22 Sering
5 29
1 35
Sangat sering 3
3
Total 4
24 37
1 66
Sumber: P18 P28 FC20 FC30
Tabel 4.36 menjelaskan hubungan antara memperhatikan dan mendengarkan guru dikelas dengan menyelesaikan soal di kelas. Dari 66 orang
responden, 15 orang menyatakan jarang memperhatikan dan mendengarkan guru di kelas dan jarang menyelesaikan soal dikelas. Hal ini dikarenakan responden
hanya sekedar mendengarkan guru menjelaskan sehingga ketika diberikan soal anak didik tersebut tidak dapat menyelesaikannya. Juga terdapat 5 responden yang
menyatakan jarang memperhatikan dan mendengarkan guru di kelas dan sering menyelesaikan soal dikelas. Responden tersebut tidak hanya mendengarkan guru
menjelaskan tetapi juga memperhatikan dengan baik sehingga dapat menyelesaikan soal yang diberikan di kelas.
Terdapat 5 orang responden yang menyatakan sering memperhatikan dan mendengarkan guru dikelas dan jarang menyelesaikan soal yang diberikan di
kelas. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan menangkap materi pelajaran yang di kelas sehingga responden jarang bisa menyelesaikan soal yang
diberikan oleh guru di kelas. 29 responden menyatakan sering memperhatikan dan mendengarkan guru dikelas dan sering menyelesaikan soal yang diberikan di
kelas. Responden yang sering menyelesaikan soal tersebut sepenuhnya
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan dan mendengarkan guru menjelaskan di kelas, sehingga mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru di kelas. Juga terdapat 3 orang
responden yang menyatakan sangat sering memperhatikan dan mendengarkan guru di kelas dan jarang menyelesaikan soal di kelas, karena responden memiliki
kekurangan dalam menangkap dan menerima materi pelajaran yang diberikan sehingga responden jarang bisa menyelesaikan soal yang diberikan guru di kelas.
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui pada mayoritas responden terdapat hubungan antara memperhatikan dan mendengarkan guru dengan
menyelesaikan soal. Dari 66 responden, mayoritas responden menyatakan sering menyelesaikan soal. Berdasarkan mayoritas jawaban responden tersebut, maka
yang akan dibahas hanyalah yang menjawab sering menyelesaikan soal yang dapat dilihat sebagai berikut:
• Tidak pernah:
• Jarang:
• Sering:
• Sangat sering:
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada mayoritas responden terdapat hubungan antara memperhatikan dan mendengarkan guru
dengan menyelesaikan soal. Responden yang menyatakan tidak pernah sebesar 4,54, jarang sebesar 7,57, sering sebesar 43,93 dan sangat sering sebesar
0. Semakin sering anak didik memperhatikan dan mendengarkan pengajar selama mengajar maka semakin anak didik cepat menangkap apa yang sedang
diajarkan. Sekolah luar biasa memiliki teknik belajar mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan anak didik. Anak didik juga akan mendapatkan perlakuan
yang sesuai dengan gangguan yang dimiliki. Pengajar juga biasanya akan mengarahkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.37 Hubungan antara Pengajar Mengingatkan Mengerjakan PR dengan
Memiliki Jam Belajar di Rumah Pengajar
Mengingatkan Mengerjakan
PR Memiliki Jam Belajar di Rumah
Total Tidak
pernah Jarang
Sering Sangat
sering Tidak pernah
1 1
2 Jarang
1 8
2 11
Sering 4
13 26
43 Sangat sering
5 4
1 10
Total 6
27 32
1 66
Sumber: P21 P33 FC23 FC35
Tabel 4.37 menjelaskan hubungan pengajar mengingatkan mengerjakan PR dengan memiliki jam belajar di rumah. Dari 66 responden 8 orang menyatakan
jarang pengajar mengingatkan mengerjakan PR dan jarang memiliki jam belajar di rumah. Responden memiliki kekurangan dalam menjadikan belajar sebagai
prioritas sehingga mereka hanya akan melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Begitu juga dengan 13 orang yang menyatakan pengajar sering mengingatkan
mengerjakan PR dan jarang memiliki jam belajar di rumah. Terdapat 26 orang responden yang menyatakan bahwa pengajar sering mengingatkan untuk
mengerjakan PR dan juga sering memiliki jam belajar di rumah. Hal ini dikarenakan responden menjadikan belajar sebagai hal yang harus dilakukan.
Dukungan orangtua juga merupakan hal penting dalam menjadikan kegiatan belajar sebagai prioritas bagi peserta didik.
Universitas Sumatera Utara
Lima orang responden menyatakan pengajar sangat sering mengingatkan untuk mengerjakan PR dan jarang memiliki jam belajar di rumah hal ini
dikarenakan kurangnya perhatian orangtua dalam memotivasi anak didik untuk belajar di rumah. Juga terdapat empat responden yang menyatakan sangat sering
pengajar mengingatkan untuk mengerjakan PR serta sering memiliki jam belajar di rumah. Responden yang termasuk dalam kategori ini memiliki disiplin jam
belajar yang baik, orangtua juga tentunya mendukung anak didik dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui pada mayoritas responden terdapat hubungan antara pengajar mengingatkan mengerjakan PR dengan
memiliki jam belajar di rumah. Dari 66 responden dalam penelitian ini, mayoritas responden menyatakan sering memiliki jam belajar di rumah. Berdasarkan
mayoritas jawaban responden tersebut maka yang akan dibahas hanyalah yang menjawab sering yang dapat dilihat sebagai berikut:
• Tidak pernah:
• Jarang:
• Sering:
• Sangat sering:
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pada mayoritas responden terdapat hubungan antara hubungan antara pengajar mengingatkan
mengerjakan PR dengan memiliki jam belajar di rumah. Responden yang menyatakan tidak pernah sebesar 0, jarang sebesar 3,03, sering 39,39 dan
sangat sering 6,06. Pengajar yang mengingatkan anak didik untuk mengerjakan pekerjaan rumah PR secara tidak langsung mengajak anak didik untuk memiliki
jam belajar di rumah. Adanya jam belajar di rumah akan membantu anak didik untuk memahami pelajaran dengan lebih baik. Peserta didik dalam penelitian ini
memiliki gangguan dalam menentukan prioritas, tidak seperti peserta didik pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya. Pendidikan yang ditekankan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu mengenai cara mengurus diri sendiri dan membantu mereka menyiapkan
keterampilan khusus yang akan membantu menunjang kelangsungan hidup.
4.5 Uji Hipotesis