Model AIDDA Kerangka Teori

8 Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Menurut Kelinger, teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi dan proposisi yang mengemukan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2005:6. Untuk itu, setiap penelitian memerlukan kerangka teori untuk memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut akan disoroti Nawawi, 2001:39. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Model AIDDA

Model AIDDA merupakan suatu pendekatan dalam kegiatan persuasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan perhatian komunikan. Wilbur Schramm manyatakan bahwa terdapat tiga elemen yang juga menentukan efektivitas komunikasi yaitu situasi di mana komunikan berada, keadaan kepribadian komunikan serta ikatan norma- norma kelompok. Model ini juga biasa disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action. A-A procedure adalah proses pentahapan persuasi yang dimulai dari usaha menumbuhkan perhatian attention hingga pada akhirnya berusaha menggerakkan seseorang atau orang banyak agar berbuat action seperti yang komunikator harapkan Roekomy, 1992:22. Komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian attention komunikan. Hal tersebut dapat berupa kata-kata yang merangsang pendengaran komunikan, penampilan komunikator, atau raut wajah komunikator saat menyampaikan pesan. Disusul dengan upaya menumbuhkan minat interest pendengar. Upaya ini bisa berhasil apabila komunikator menyampaikan perihal yang menyangkut kepentingan komunikan. Oleh karena itu, komunikator harus mengenal terlebih dahulu siapa komunikan yang akan dihadapinya. Universitas Sumatera Utara Kemudian komunikator memunculkan hasrat desire komunikan untuk melakukan ajakan, bujukanrayuan komunikator. Saat itu imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan decision untuk melakukan suatu kegiatan action sebagaimana diharapkan daripadanya Effendi, 2004:25-26. AIDDA juga dikemukakan oleh Dorwin Cartwright yang mengemukakan empat prinsip dalam penyelenggaraan suatu kampaye persuasi terhadap massa Roekomy, 1992:24. Cartwright menyatakan bahwa prinsip pertama, isi komunikasi hendaknya dilancarkan dengan membangkitnya emosi emotional appeal. Kedua, isi komunikasi tersebut diusahakan agar dapat di terima sebagai salah satu bagian dari pendapat dan kepercayaannya. Ketiga, kegiatan action yang dianjurkan tersebut hendaklah di anggap komunikan sebagai salah satu jalan ke arah tercapainya suatu tujuan. Prinsip keempat, kegiatan persuasi tersebut benar-benar cukup terkontrol oleh motivasi, sikap dan opini dalam waktu yang tepat. Ian Harvey juga menyatakan dalam suatu kegiatan persuasi seorang persuader harus membiasakan diri berbicara dalam kata-kata yang dimengerti oleh orang banyak Roekomy, 1992:25. Harvey menyatakan bahwa dalam mengadakan persuasi seseorang harus mengemukakan empat keharusan, yaitu: pertama, masalah harus dijelaskan sejelas mungkin; kedua, persuasi yang digunakan hendaknya intelektual; ketiga, bahasa yang dipergunakan hendaknya sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami dengan mudah; keempat, pernyataan hendaknya di susun secara jelas dan di ulang berkali-kali. Graves dan Bowman mengemukakan delapan pendekatan yang sebaiknya diperhatikan seorang persuader dalam mencapai tujuan persuasi. Pertama, adanya penyesuaian gagasan yang hendak disampaikan oleh persuader dengan sikap yang dimiliki oleh komunikan. Kedua, persuader hendaknya dapat menumbuhkan keinginan komunikan karena komunikan selalu cenderung untuk mempercayai apa yang sudah dipercayainya. Universitas Sumatera Utara Ketiga, persuader hendaknya dapat menumbuhkan perhatian karena komunikan tidak akan mendengarkan atau membaca sesuatu yang menjemukan. Keempat, persuader hendaknya menjelaskan dan member keterangan sebaik mungkin karena komunikan yang kekurangan informasi misinformation atau bersikap masa bodoh dapat berubah menjadi orang yang berprasangka. Kelima, persuader hendaknya dapat menjadikan kenyataan dan alasan-alasan yang masuk akal dalam memperkuat sesuatu kesimpulan. Keenam, persuader hendaknya mampu menjawab tantangan serta penolakan karena komunikan yang perhatian serta pikirannya berlawanan dengan persuader akan mengabaikan permasalahan yang diajukan. Ketujuh, persuader hendaknya memikat hati pihak yang ragu-ragu, masa bodoh atau yang menentang sekalipun. Kedelapan, persuader hendaknya dapat menggerakkan komunikan untuk bersikap dan berbuat seperti yang diharapkan, manakala komunikan sudah terpengaruh dan meyakini hal-hal yang diajukan Roekomy, 1992:26-27.

2.1.2 Komunikasi Persuasif

Dokumen yang terkait

Komunikasi Interpersonal Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)

5 56 101

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

5 53 167

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 16

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 1

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 7

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 36

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

0 0 14

Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Prestasi Belajar Anak

1 2 24

Komunikasi Persuasif pada Pendidikan Anak

0 0 8