Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan

Sunandar, M.Ag berdasarkan model Teun van Dijk, analisis wacana berdasarkan kognisi sosial, analisis wacana berdasarkan konteks sosial. BAB V Penutup, meliputi: Kesimpulan dan saran. 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ANALISIS WACANA

A. Tinjauan Tentang Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Wacana ialah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat, sebagai satuan tertinggi yang lengkap maka di dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami tanpa keraguan apapun. 1 Wacana ini di realisasikan dalam bentuk karangan yang utuh novel, buku, seni ensiklopedia, artikel, dan sebagainya, paragraf atau kata yang membawa amanat yang lengkap. 2 Istilah wacana merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yakni discourse, kata discourse berasal dari bahasa latin discursus, dis : dari, dalam arah yang berbeda dan curere : lari, sehingga berarti lari kian kemari. 3 Banyak sekali perbedaan definisi tentang wacana, hal ini dikarenakan perbedaan displin ilmu yang memakainya. Bahkan kamus, kalau di anggap merujuk pada referensi yang objektif, juga memiliki definisi yang berbeda pula. Di dalam sebuah buku yang di tulis Alex 1 Abdul Chaer, Kajian Bahasa, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 62 . 2 Okke Kusuma Sumantri Zaimar dan Ayu Basoeki Harahap, Telaah Wacana, Jakarta: The Intercultural Intitute, 2009, h. 11. 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 9. 22 Sobur dikatakan bahwa wacana adalah komunikasi buah pikiran dengan kata-kata,ekspresi ide-ide atau gagasan, kopensasi atau percakapan. 4 Berikut ini beberapa pengertian wacana dari para pakar komunikasi: Menurut Mulyana yang dikutip oleh Alex Sobur, secara etimologis istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wac atau wak atau vak yang memiliki arti berkata, berucap. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks akhiran yang bermakna membendakan nominalisasi. Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. 5 Menurut Ismail Marhaimin yang dikutip oleh Alex Sobur mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju dalam pembahasan menurut urutan- urutan yang teratur dan semestinya”, dan “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupunn tulisan, yang resmi dan teratur”. 6 Menurut Samsuri yang dikutip oleh Alex Sobur menyatakan bahwa wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 9. 5 Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005, h. 3. 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 23 Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula memakai tulisan. 7 Alex Sobur merangkum pengertian wacana dari berbagai pendapat, ia memandang wacana sebagai “rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa”. 8 Kajian terhadap wacana sering disebut sebagai analisis wacana, istilah analisis dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu sifat penelitian, penguraian, kupasan. Sedangkan analisa adalah penyeledikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. 9 Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan perhatiannya kepada penganalisaan wacana. 10 Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi selain analisis isi kuantitatif. Menurut Eriyanto, terdapat empat perbedaan anatara analisis wacana dengan analisis isi kuantitatif, anatara lain: 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11. 9 Hamis ST, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Pustaka Dua, 2000, cet. Ke-1, h. 34. 10 A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Angkasa, 1993, cet. Ke-1, h. 12.