Tema Khotbah Belajar Dari Kematian KH. Zainuddin MZ

76 Materi khotbah ini ditutup dengan ajakan untuk bercermin pada diri kita kalau Ustaz atau Kiyai saja masih kita pertanyakan selamat atau tidak apalah lagi kita yang masih belum gemar ibadahnya. Kesimpulan dari materi khotbah pada bagian ini yakni belajar dari saudara-saudara kita yang telah mendahului kita dipanggil ke hadirat Allah, maka kita yang masih diberikan karunia kesehatan dan umur panjang, hendaknya dapat menjadikan itu sebagai bekal untuk keselamatan dunia dan akhirat. Karena jika tidak ada bekal dan taubat sebelum wafat nasib kita adalah azab Allah.

c. Segi Semantik

Latar materi khotbah pada bagian ini adalah masuk surga atau neraka tergantung pada amal perbuatan kita masing-masing, karenanya kita tidak bisa memponis seseorang pasti masuk neraka atau surga. Materi pada bagian ini sangat detail karena dengan adanya karunia kehidupan dan panjang umur ini kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan kita serta bertaubat sebelum wafat. Maksud yang ingin disampaikan pada materi khotbah bagian ini adalah sebagai berikut: “.. Dengan adanya konsep YAUMUL MIZAN DAN YAUMUL HISAB maka kita diberikan kesempatan untuk memperbanyak pahala ibadah sebanyak-banyaknya, dengan adanya karunia kehidupan dan umur panjang ini tidak seperti KH. Zainuddin MZ yang di usia belum mencapai usia 60 tahun sudah dipanggil oleh Allah... ” 77

d. Segi Sintaksis

Bentuk kalimat yang digunakan adalah bentuk kalimat yang berstruktur aktif, yaitu bentuk kalimat yang dalam susunannya menggunakan kalimat konjungsi. Dalam hal ini menerangkan tentang bagaimana penulis menggunkan kalimat hingga menjadi satu kesatuan. Hal ini terlihat pada kutipan berikut: “..Ketika beliau meninggal, yang mengantarkan beliau tiga macam, keluarganya, hartanya, kita lihat beliau punya mobil-mobil mewah, dan amal perbuatannya. Keluarganya termasuk ribuan umat, yang menyolatkan dan mendoakan tetapi keluarga, kerabat, berapa pun banyaknya ribuan atau jutaan setelah yang bersangkutan dikuburkan diinjak-injak semuanya kembali kerumahnya. Betapapun mereka sangat mengagumi dan menghormatinya mereka tidak setia untuk tetap di alam kuburnya. Yang kedua hartanya boleh jadi yang mengantarkan ke pekuburan adalah mobil-mobil mewahnya, motornya, emas kalung cincin yang dipakai oleh istri dan anaknya boleh jadi hanya mengantar ke area tanah pekuburan. Lalu yang sangat setia menunggu di dalam kubur adalah amal perbuatan ketika dia masih hidup, semua perbuatan, kesalahan atau kebaikan, ibadah atau dosa, dan ibadahnya juga perlu dipertanyakan, kalau ibadahnya itu ikhlas, dakwahnya itu ikhlas, jihadnya itu ikhlas, amal sodakohnya ikhlas maka akan diterima oleh Allah swt. Tetapi kalu dakwahnya, jihadnya, sedekahnya, tidak ikhlas karena faktor duniawi belum tentu menyertai di alam kubur... ” Penempatan kata „dan’ dan „tetapi’ pada keterangan diatas mempunyai fungsi sebagai kata hubung yang menyatakan tambahan atas kalimat sebelumnya. Sedangkan kata „atau’ merupakan kata penghubung yang menandai pilihan diantara beberapa hal pilihan. 78

e. Segi Stilistik

Dalam materi khotbah Jumat Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag menggunakan bahasa yang lugas. Seperti terdapat pada kutipan berikut: “.. HADIRIN mari kita bercermin pada diri kita kalau ustaz, kiyai saja masih kita pertanyakan selamat atau tidak apalah lagi kita yang masih belum gemar ibadahnya. Oleh karena itu hadirin, belajar dari saudara-saudara kita yang telah mendahului kita, maka mari mumpung masih diberikan karunia kehidupan, karunia umur panjang, karunia kesehatan maka kita jadikan bekal untuk kesalamatan dunia dan akhirat keselamatan di alam kubur karena kalau kita tidak taubat sebelum wafat nasib kita adalah azab di alam kubur. Tidak bisa kita bayangkan umur kita yang hanya bilangan 50 sampai 70 tahun itu tidak seimbang dengan penderitaan di alam kubur ribuan ratusan ribu tahun entah berapa lama sungguh sangat tidak seimbang, penderitaan yang begitu lama... ” Dari kutipan kalimat diatas, Ustaz Dr. H. Sunandar, M. Ag ingin mengajak kita untuk tetap waspada dan selalu mempersiapkan bekal dan beramal saleh serta selalu ingat pada Sang Pencipta. f. Segi Retoris Dalam materi khotbah Jumat ini banyak menggunakan bentuk grafis yang berupa pemakaian huruf miring, yang diambil dari ayat- ayat al- Qur’an, Hadis, dan kata-kata dalam term Islami. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kutipan: “.. ةرخأا ةعرزم ايندلا Artinya : “Dunia harus dijadikan ladang akhirat, ladang unuk menjadi penghuni surga, bukan ladang untuk menghuni neraka ” “.. Adanya istri, anak, jabatan, mobil yang mewah, motor yang bagus, elektronik, dan sebagainya semuanya dijadikan dalam rangka