Model Analisis Wacana Teun A. van Dijk

27 Suprestruktur Struktur mikro Struktur mikro Struktur mikro Struktur mikro Elemen: Topiktema SKEMATIK bagaimana pendapat disusun dan di rangkai Elemen: Skema SEMANTIK apa arti pendapat yang ingin disampaikan? Elemen: Latar, Detail, Maksud, Peranggapan SINTAKSIS Bagaimana pendapat disampaikan? Elemen: Bentuk kalimat, Koherensi, Kata ganti. STILISTIK pilihan kata apa yang dipakai? Elemen: Leksikon, RETORIS dengan cara apa pendapat disampaikan? Elemen: Grafis, Metafora, Ekspresi Teks Paragraf Kalimat Proposisi Kata Kalimat proposisi 12 Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analisis wacana van Dijk adalah: 1 Tematik Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana van Dijk. Secara etimologi tematik berasal dari kata Yunani yaitu tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuat tulisan, tema 12 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2003, h. 163. 28 merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 13 Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik. Topik menunjukan inti pesan atau informasi yang paling penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis rubrik. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh penulis rubrik dalam mengatasi masalah. 2 Skematik Menurut van Dijk, skematik merupakan strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik yang memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan untuk menyembunyikan informasi penting. 14 Pada umumnya, teks atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Alur memberikan tekanan dalam suatu teks, bagian mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di akhir sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Dalam menganalisis wacana sebuah berita, terdapat dua kategori besar pada struktur skema, pertama summary yang terdiri dari dua elemen judul dan lead teras 13 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75. 14 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yoyakarta: PT.LKIS, 2006, Cet ke-6, h. 234. 29 berita. Sedangkan kategori yang kedua adalah story yakni isi berita secara keseluruhan. 15 3 Semantik Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal yaitu makna untuk semantik yang terkecil yang disebut leksen, maupun makna yang berbentuk dari penggambungan satuan kebahasaan yang disebut dengan makna gramtikal. Sementara itu dalam buku Analisis wacana, Alex Sobur menjelaskan mengenai semantik dalam pandangan van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan makna tertentu dalam suatu bangunan teks. 16 Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam semantik adalah latar, detail, maksud, pra-anggapan, dan nominalisasi. Untuk lebih jelasnya, maka masing-masing elemen wacana semantik, seperti latar, detail, maksud sebagai berikut: a Latar Latar adalah bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan, latar dapat menjadi alasan 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232. 16 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. 30 pembenar dalam suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelediki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa. 17 b Detail Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit bahkan kalau perlu tidak disampaikan kalau hal itu merugikan kedudukannya. Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detail yang lengkap kalau perlu dengan data-data. Detail yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detail yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang menguntungkan komunikator atau pembuat teks akan 17 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 235. 31 diuraikan secara detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan. Detail informasi akan dikurangi. 18 c Maksud Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detail. Dalam detail, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detail yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi. 19 Dalam konteks media, elemen maksud menunjukan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain. 20 d Peranggapan Elemen wacana peraanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercaya 18 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 238. 19 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 240. 20 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 241. 32 kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan. 21 Teks berita umumnya mengandung banyak sekali praanggapan. Praanggapan ini merupakan fakta yang belum terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu. 4 Sintaksis Kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun berarti dengan, dan tattein berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi kata sintaksis berarti menempatkan bersama-sama hal-hal menjadi kelompok kata atau kalimat. Sedangkan menurut Ramlan, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun frase. 22 Maksudnya disini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam sintaksis adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Untuk lebih jelasnya, maka masing-masing elemen wacana sintaksis, seperti bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti sebagai berikut: a Bentuk kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia 21 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 256. 22 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80. 33 menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kaulitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya. 23 b Koherensi Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. 24 c Kata Ganti Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti saya atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi, ketika memakai kata ganti kita menjadikan sikap 23 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251. 24 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 242. 34 tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan. 25 5 Stilistik Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu sesuai dengan keinginan penulis rubrik. Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan dan sebagainya. Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frase dalam menyebut sesuatu ataupun peristiwa dengan menggunakan kata lain yang memiliki persamaan sinonim, seperti kata “meninggal”, yang memiliki kata lain mati, tewas, gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Pilihan kata yang digunakan menunjukan sikap dan ideology tertentu. 26 Pengertian leksikon, pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang meujuk pada fakta. Diantara beberapa kata itu seseorang 25 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82. 26 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 83. 35 dapat memilih diantara pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas. 27 6 Retoris Strategi retoris yang dimaksud disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat dengan bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive mempengaruhi. 28 Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan pengertian grafis, metafora sebagai berikut: a Grafis Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan yang berarti dianggap penting oleh seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian-bagian yang 27 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255. 28 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84. 36 ditonjolkan ini menekankan kepada khalyak pentingnya bagian tersebut. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut. 29 b Metafora Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bias jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alas an pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, pribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama. 30

3. Kognisi Sosial dan Konteks Sosial

Dalam dimensi ini, menerangkan bagaimana teks diproduksi oleh pembuat teks, cara memandang suatu realitas sosial yang melahirkan teks tertentu. Kognisi sosial memiliki 29 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 258. 30 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 259. 37 hubungan dengan proses produksi pembuatan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. 31 Konteks Sosial berusaha memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari analisis adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.

B. Khotbah Jumat

1. Pengertian khotbah

Khotbah adalah sarana istimewa dalam dakwah untuk menyampaikan pesan dan menerangkan fikrah tertentu. Diantara sarana khotbah adalah membawa pendengar untuk menyimak, menerima, dan membangkitkan rasa dalam hatinya terhadap fikrah yang disampaikan dan diserukan oleh khatib. Pendengar menjadi bersemangat kepada fikrah itu dan mempersiapkan diri untuk membela fikrah itu dengan jiwa raga ketika diperlukan. Hal ini tidak cukup dengan bukti-bukti logis yang kering atau argumentasi akal semata, tetapi dengan menggetarkan rasa dan berbicara dengan hati. 31 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 260. 38 Hal-hal yang dapat menggetarkan hati dan pemikiran serta yang menyentuh perasaan dalam khotbahlah yang menjadi pilar penting dalam khotbah. Keduanya akan membentuk dalil aqli dan argumen logika bersama hal-hal lain yang ada dalam ungkapan yang disampaikan, siapa yang mengatakan, tema, dan khatib yang menyampaikan. 32 Dalam khotbah tidak boleh dilakukan dengan dialog sehingga hanya bersifat monolog saja. Pelaku khotbah dinamakan khotib. 33

2. Pengertian Khotbah Jumat

Adapun yang dimaksud dengan khotbah Jumat adalah satu bagian yang termasyhur dari khotbah agama, tiap minggu kita dapati jutaan mimbar di dunia Islam dinaiki oleh para khotib dalam pakaian keagamaan mereka untuk menyampaikan khotbah Jumat. Khotbah Jumat merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan nasihat kepada jamaah dalam rangka peningkatan ketaqwaan kepada Allah SWT. Khotbah ini menjadi sangat penting dan strategis karena dihadiri oleh jamaah dalam jumlah yang banyak sehingga banyak sekali masjid yang tidak mampu menampung jamaah Jumat yang berasal dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi ataupun rendah, yang 32 Taufik Al- Wa’iy, Dakwah Ke Jalan Allah: Muatan, Sarana dan Tujuan, Jakarta: Robbani Press, 2010, h. 392. 33 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, h. 37.