46
lainnya yang telah mengukir sejarah dengan gemilang memulai khotbahnya
yang dapat
mempengaruhi massa
yang mendengarkannya.
42
5. Sendi Utama Khotbah
Seorang khotib
sebelum tampil
hendaknya menyiapkan
khotbahnya sebaik mungkin. Bukan berarti ia harus ia harus menulisnya secara utuh lalu dibicarakan, kecuali pidato resmi yang
memiliki dampak politik atau hukuman.
Makna menyiapkan khotbah disini adalah menetapkan pokok- pokok pikiran yang akan disampaikan dalam khotbah, memilih logika
atau dalil-dalil akal yang akan digunakan agar bisa diterima orang, menyiapkan, peribahasa, ayat-ayat Al-Quran dan Hadis yang akan
dijadikan pendukung pokok-pokok pikiran tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan
khotbah, yaitu:
1. Materi khotbah harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Khotbah yang disampaikan di kalangan terpelajar tidak sama dengan khotbah yang disampaikan kepada para petani
kampung. Khotbah atau pidato yang disampaikan di depan ibu- ibu rumah tangga tidak sama dengan pidato di depan buruh
pabrik dan seterusnya.
42
H. Ahmad Yani dan Ahmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, Jakarta: LP2SI Haramain, 2001, h. 112-113.
47
2. Kesatuan bahasa yang utuh. Seorang khotib ketika menyiapkan
khotbahnya harus
memperhatikan hal
ini disamping
memperhatikan keterkaitan bagian-bagian bahasan tertentu, dan susunannya. Kesatuan bahasan ini menuntut khotib untuk
menyiapkan muqaddimah yang sesuai dengan isi khotbah, menyampaikan masalahnya dengan gamblang dan memberikan
solusi secara mudah kemudian menampilkan dalil-dalil akal, bukti-bukti dan ayat-ayat atau hadis. Bagi seorang khotib
berarti harus menguasai permasalahan secara baik berikut solusinya.
3. Kejelasan materi bahasan. Dalam hal ini seorang khotib
hendaknya memilih kata-kata yang bisa difahami masyarakat, menyusun kalimat-kalimat yang mudah disesuaikan dengan
tingkat pendidikan para hadirin pendengarnya. 4.
Kekuatan isi khotbah. Apabila khotib memiliki sasaran tertentu yang ingin disampaikannya, maka ia harus menyeru hal itu
dengan kuat. Kejelasan fikroh dalam benaknya dan bersandar pada dalil-dalil logika, dalil ayat Al-
Qur’an dan Hadis, peribahasa, peristiwa sejarah dan sebaginya.
5. Kekinian materi bahasan khotbah. Banyak para khotib yang
mengulang-ulang khotbahnya sehingga materinya sudah bisa dihafal orang. Khotbah hendaknya mengandung unsur yang
aktual yang menarik para hadirin. Dalam hal ini khotib bisa
48
memperbaharui metodenya, merubah gaya pembahasannya atau merubah judul yang dibahasnya disesuaikan dengan topik-
topik yang hangat. 6.
Keindahan bahasa. Keindahan merupakan sesuatu yang disenangi oleh semua hati manusia. Rasulullah SAW pernah
menyatakan dalam sebuah hadis yang artinya : “Allah adalah
Maha Indah dan mencintai keindahan”. 7.
Bahasan tidak terlalu panjang yang membosankan dan juga tidak terlalu singkat sehingga sulit difahami.
43
C. Muhasabah
1. Pengertian Muhasabah
Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau menghitung. Dalam penggunaan katanya, muhasabah diidentikan dengan
menilai diri sendiri atau mengevaluasi, atau introspeksi diri. Dalam Al- Qur’an tersirat suatu perintah untuk senantiasa melakukan muhasabah supaya
hari esok akan lebih baik. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
43
H. Ahmad Yani dan Ahmad Satori Ismail, Menuju Masjid Ideal, h.113-114.