27 yaitu tekanan atau tanggapan yang dapat membuat pola pikir, emosi dan
prilakunya kacau, dapat membuat gugup dan gelisah. 3.
Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab transaction. Hubungan itu merupakan proses, yaitu ada penyebab
stres dan pengalaman individu yang terkena stres saling terkait.
6. Gejala Adaptasi Umum
Menurut Selye ada 3 tiga tingkatan yang berbeda dari respon fisik dan mental atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu peringatan alarm,
perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap peringatan dini atau alarm, merupakan tahapan awal dari reaksi tubuh saat menyadari adanya
suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan gejala seperti otot menegang, tekanan darah
dan denyut jantung meningkat dan sebagainya. Kemudian apabila stres terus berlanjut, maka tahap selanjutnya yaitu tahap perlawanan, yang ditandai dengan
adanya gejala ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres.
Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan terjadinya kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit- sakitan. Setelah tahap kedua
terdapat tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Pada tahap ini akan muncul berbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi,
penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya. Menurut Ghani 2003 :119 seseorang mengalami stres dapat dilihat dari
tanda–tanda, diantaranya adalah :
1. Gejala fisik : sakit kepala headache, tekanan darah naik, dan serangan
jantung. 2.
Gejala psikologis : sulit tidur, mimpi buruk, depresi, kerja gelisah tak bergairah, bingung, mudah tersinggungimpulsif, dan gejala depresi lainnya.
3. Gejala prilaku : membolos, uring- uringan, produktivitas menurun, dan sering
membuat kekeliruan kesalahan kerja. Anoraga Pandji 2006, mengemukakan bahwa stres yang tidak teratasi
menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial. Dapat ringan, sedang, dan berat. Suatu “stres” tidak langsung memberi akibat saat itu juga, walaupun
banyak diantaranya yang segera memperlihatkan manifestasinya. Dapat juga bermanifestasi beberapa hari, minggu, bulan atau setahun kemudian.
7. Hubungan Organisasi dengan Stres Kerja Karyawan
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam
pekerjaan. Perusahaan harus memperhatikan stres kerja karyawannya, karena karyawan merupakan asset berharga bagi perusahaan yang merupakan faktor
penting untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan pekerjaan, setiap individu pasti pernah mengalami stress. Adakalanya stres yang
dialami seseorang itu adalah kecil dan hampir tak berarti, namun bagi yang lainnya dianggap sangat mengganggu dan berlanjut dalam waktu yang relatif
lama. Stres kerja bisa menimbulkan dampak positif dan sekaligus negatif bagi individu dan bagi organisasi atau perusahaan. Stres dikatakan positif dan
merupakan suatu peluang bila stres tersebut memotivasi para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh hasil yang maksimal. Stres dikatakan