1. Gejala fisik : sakit kepala headache, tekanan darah naik, dan serangan
jantung. 2.
Gejala psikologis : sulit tidur, mimpi buruk, depresi, kerja gelisah tak bergairah, bingung, mudah tersinggungimpulsif, dan gejala depresi lainnya.
3. Gejala prilaku : membolos, uring- uringan, produktivitas menurun, dan sering
membuat kekeliruan kesalahan kerja. Anoraga Pandji 2006, mengemukakan bahwa stres yang tidak teratasi
menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial. Dapat ringan, sedang, dan berat. Suatu “stres” tidak langsung memberi akibat saat itu juga, walaupun
banyak diantaranya yang segera memperlihatkan manifestasinya. Dapat juga bermanifestasi beberapa hari, minggu, bulan atau setahun kemudian.
7. Hubungan Organisasi dengan Stres Kerja Karyawan
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam
pekerjaan. Perusahaan harus memperhatikan stres kerja karyawannya, karena karyawan merupakan asset berharga bagi perusahaan yang merupakan faktor
penting untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Dalam hubungannya dengan pekerjaan, setiap individu pasti pernah mengalami stress. Adakalanya stres yang
dialami seseorang itu adalah kecil dan hampir tak berarti, namun bagi yang lainnya dianggap sangat mengganggu dan berlanjut dalam waktu yang relatif
lama. Stres kerja bisa menimbulkan dampak positif dan sekaligus negatif bagi individu dan bagi organisasi atau perusahaan. Stres dikatakan positif dan
merupakan suatu peluang bila stres tersebut memotivasi para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh hasil yang maksimal. Stres dikatakan
29 negatif bila stres memberikan hasil yang menurun pada produktifitas kerja
karyawan. Upaya-upaya yang bersifat organisasional sangat erat kaitannya dengan
bidang pekerjaan yang ditekuni seorang karyawan . Oleh karena itu, penempatan kerja sesuai dengan kemampuannya, menspesifikasi tujuan dan antisipasi
terhadap hambatan, meningkatkan komunikasi organisasi secara efektif untuk membentuk persepsi yang sama terhadap tujuan pekerjaan, menghindari
ketidakpastian peran, penciptaan iklim kerja yang sehat, restrukturisasi jabatanpekerjaan, dan trainingupgrading pengembangan profesi merupakan
upaya yang konstruktif untuk meminimalkan terjadinya stres kerja.
8. Dampak Positif dan Negatif Stres Kerja
Pengaruh stres kerja yang memiliki dampak positif yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya. Reaksi terhadap stres dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya karyawan yang stres akan menunjukkan perubahan
perilaku. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stres flight atau berdiam diri freeze. Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung
situasi dan bentuk stres. Schuller dalam Siregar, 2006 : 23 mengidentifikasi beberapa prilaku
negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa :
a. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja.
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.