Namun, bagaimana stres bisa menjadi sesuatu yang baik? Apabila stres dianggap sebagai sebuah motivasi positif, stres dapat dianggap sebagai sesuatu yang
menguntungkan. Apabila melebihi poin optimal yang menguntungkan ini, stres ternyata lebih membawa keburukan daripada kebaikan. Menurut National Safety
Council 2004, stres dibagi dalam dua jenis yaitu : 1.
Stres baik positif. Yaitu segala situasi dan kondisi apapun yang menurut anda dapat memotivasi
atau memberikan inspirasi. Promosi jabatan dan cuti yang dibayar adalah contoh-contoh dari stres baik.
2. Stres buruk distress.
Adalah stres yang membuat anda menjadi marah, tegang, bingung, cemas, merasa bersalah, atau kewalahan. Stres buruk distress dibagi menjadi dua
bentuk yaitu stres akut dan stres kronik.
5. Proses Terjadinya Stres
Dalam peristiwa terjadinya stres, ada tiga hal yang saling terkait satu dengan yang lainnya Nasution, 2000 yakni :
1. Hal, peristiwa, keadaan, orang yang menjadi sumber stres stressor jika
dipandang secara umum, hal-hal yang menjadi sumber stres dipahami sebagai ransangan stimulus.
2. Orang yang mengalami stres the stressed, kita dapat memusatkan perhatian
pada tanggapan respons orang tersebut terhadap hal-hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang tersebut terhadap sumber stres dapat
mempengaruhi pada psikologis dan fisiologis. Tanggapan ini disebut strain,
27 yaitu tekanan atau tanggapan yang dapat membuat pola pikir, emosi dan
prilakunya kacau, dapat membuat gugup dan gelisah. 3.
Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab transaction. Hubungan itu merupakan proses, yaitu ada penyebab
stres dan pengalaman individu yang terkena stres saling terkait.
6. Gejala Adaptasi Umum
Menurut Selye ada 3 tiga tingkatan yang berbeda dari respon fisik dan mental atau tanggapan seseorang terhadap stres yaitu peringatan alarm,
perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap peringatan dini atau alarm, merupakan tahapan awal dari reaksi tubuh saat menyadari adanya
suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan gejala seperti otot menegang, tekanan darah
dan denyut jantung meningkat dan sebagainya. Kemudian apabila stres terus berlanjut, maka tahap selanjutnya yaitu tahap perlawanan, yang ditandai dengan
adanya gejala ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres.
Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan terjadinya kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit- sakitan. Setelah tahap kedua
terdapat tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Pada tahap ini akan muncul berbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi,
penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya. Menurut Ghani 2003 :119 seseorang mengalami stres dapat dilihat dari
tanda–tanda, diantaranya adalah :