Pembelajaran Konvensional KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
Reading Hearing Words
Looking at Pictures Watching a Video
Watching a Demonstration Seeing it Done on Location
Participating in a Discussion Giving a Talk
Simulating the Real Experience Doing a Dramatic Presentation
Doing the Real Thing Looking at an Exhibit
P A
S S
IV E
A C
T IV
E
Level of Involvement Verbal
Receiving
Visual Receiving
Participating
Doing Tend to Remember
about:
90 70
50 30
10 20
Gambar 1. Efektifitas Model Pembelajaran
Gambaran di atas menunjukkan dua kelompok model pembelajaran yaitu pembelajaran pasif dan pembelajaran aktif. Gambaran tersebut juga
menunjukan bahwa kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat retention rate of knowledge materi. Oleh karena
itu pembelajaran aktif merupakan alternatif yang harus diperhatikan jika kualitas lulusan ingin diperbaiki. Penggunaan pembelajaran aktif baik
sepenuhnya atau sebagai pelengkap cara-cara belajar tradisional akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
51
Adapun konsep belajar aktif, sebagaimana yang diungkapkan Confusius :
Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat
51
Ari, Suhadi, “Active Learning”, dari httpilstu.edu.depsCAT, h. 46
Apa yang saya lakukan, saya paham Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari dikursi sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.
What I hear, I forget What I hear and see, I remember a little
What I hear and see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill. What Iteach to another, I master.
52
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah
satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan
berbicara guru
dengan tingkat
kemampuan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu
mendengarkan 50-100 kata per menitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir.
Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikan ingatan dari 14 ke 38. Dengan penambahan visual disamping auditori dalam
pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya
menggunakan audio pendengaran saja. Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa . Saling menguatkan, apa
yang didengar dikuatkan oleh penglihatan visual, dan apa yang dilihat dikuatkan oleh pendengaran. Dalam arti kata pembelajaran seperti ini
52
Mel Silberman, Active Learning, Yogyakarta: Bumi Media, 2002.
sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus- stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respon yang positif pada diri
anak didik. Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respon yang
baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respon akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan
terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respon, sehingga respon yang di timbulkan akan menjadi kuat.
Active learning pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan
strategi actif learning pada anak didik dapat membantu ingatan memory mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran
dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan dalam pembelajaran konvensional.
Dalam strategi active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif,
berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari
materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan
nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Adapun salah satu teknik yang digunakan dalam strategi pembelajaran
aktif adalah Teknik Information Search. Yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca
untuk menemukan informasi yang akurat.
53
Teknik ini merupakan strategi dimana pengajar membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil,
kemudian menyiapkan sumber informasi yang nantinya dapat digunakan klompok kecil tadi untuk menjawab pertanyaan mengenai topik yang
dibahas. pengajar dapat menjadikan sebuah kompetisi kecil untuk mendorong partisipasi anggota kelompok. Pengajar juga dapat
memodifikasi pertanyaan, agar siswa tidak langsung menemukan jawaban dari
sumber informasi
yang sudah
diberikan, melainkan
menyimpulkannya.
54